Part 14

761 74 9
                                    

Keduanya tiba di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit. Restoran mungil itu memang menjual berbagai macam sarapan. Restoran itu cukup terkenal di kalangan pegawai rumah sakit dan keluarga pasien. Harganya yang tidak terlalu mahal dan menunya yang beragam membuat restoran itu memiliki banyak pelanggan tetap.

Dan alasan Taehyung mengajak Jungkook makan disitu adalah mereka tidak ingin dikenali oleh siapapun. Dan media sudah tahu bila Hoseok dirawat di rumah sakit tidak jauh dari sana, jadi akan sangat wajar bila mereka terlihat di sekitar rumah sakit.

Keduanya memesan menu yang sama. Menu khas sarapan tradisional. Hampir mirip dengan yang Jungkook berikan pada Taehyung sebelum konferensi pers mereka. Menurut Jungkook rasanya enak tapi tidak dengan Taehyung. Pria itu mengernyitkan dahinya begitu sebuah telur gulung masuk ke mulutnya.

"Kenapa kak? Nggak enak? Atau nggak cocok selera?" Tanya Jungkook melihat wajah Taehyung setelah memakan telur gulung itu.

"Terlalu asin. Dan terlalu banyak penyedap. Sayurnya juga tidak terlalu terasa," ujarnya sambil mencoba menu lainnya. Dan kembali pandangannya menatap makanan itu tidak suka.

"Kayaknya aku makan roti aja deh. Makanannya nggak cocok di lidahku."

Jungkook menatap Taehyung bingung. Ia merasa tidak ada yang salah dengan makanannya. Tapi Jungkook tidak mau berkomentar lebih jauh. Masalah selera, tidak perlu diperdebatkan.

Akhirnya Taehyung hanya menemani Jungkook makan sembari meminum teh hangat yang tadi ia pesan. Jungkook sendiri memakan makanannya dengan sangat lahap. Ia hanya makan roti sejak kemarin siang dan karena rasa paniknya melihat keadaaan Hoseok, ia tidak merasa lapar sama sekali.

Selesai makan, Jungkook segera meneguk tehnya habis. Ketika ia mendongakkan kepalanya, matanya bertatapan dengan Taehyung yang juga tengah menatapnya intens.

"Ada apa kak? Ada yang salah sama mukaku?" Tanyanya sambil mencoba membersihkan sekitar bibirnya. Ia berpikir mungkin ada sisa nasi atau lauk yang menempel di sekitar bibirnya.

Taehyung menggeleng kecil dan tersenyum simpul. "Nggak, sama sekali nggak ada yang aneh dari wajah kamu. Aku cuma suka aja lihat bagaimana kamu makan begitu semangat. Bikin orang lain jadi lapar lihatnya."

Wajah Jungkook memerah dibuatnya. "Aku kelihatan rakus banget ya?" Tanyanya lirih.

"Justru kamu kelihatan luar biasa menikmati. Dan itu bikin siapapun yang masakin kamu merasa beruntung melihat bagaimana ekspresi kamu ketika makan," ujar Taehyung sambil tersenyum menatap Jungkook.

Jungkook berdehem; berusaha menghilangkan kegugupannya. "Kak Seokjin dibeliin nggak kak? Kak Seokjin suka menu apa?" Tanya Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kak Seokjin nggak usah dibeliin. Dia udah makan tadi."

Jungkook mengangguk mendengarnya. Tidak lama, keduanya memutuskan untuk meninggalkan restoran. Di perjalanan kembali ke rumah sakit, mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu minimarket untuk membeli beberapa makanan kecil.

Taehyung sendiri memilih mengambil sebuah roti. Ia tidak tertarik makan apapun pagi ini. Selera makannya hilang karena menu di restoran tadi.

"Kakak cuma beli itu? Beli yang lain dong kak," omel Jungkook begitu melihat Taehyung hanya membawa sebuah roti di tangannya.

Ia segera beranjak menuju rak makanan matang dan membeli beberapa onigiri. Ia juga membeli sandwich siap makan yang tersedia disana. "Ini juga harus dimakan. Jangan sampai nanti kakak sakit karena kurang makan," gerutunya sambil menyerahkan makanan itu pada Taehyung.

Taehyung yang melihatnya hanya tersenyum kecil dengan tindakan Jungkook. Bagaimana bibir itu masih juga mengomel perkara makanan Taehyung pagi ini. Ia juga mengoceh betapa pentingnya sarapan bagi tubuh. Bahkan gadis manis yang jadi kasir mereka menatap keduanya lucu.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang