Part 20

680 70 3
                                    

“Jadi, bisa kalian berdua jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa foto Jungkook dan Park Jungmin bisa beredar? Dan apa-apaan pose mesra seperti itu?”

Suara Namjoon menggelegar di ruangan rapat yang luas itu. Tidak ada seorangpun yang berani bersuara. Dari gerak-gerik dan nada suaranya semua orang bisa menyimpulkan jika pria tampan bos mereka itu sedang marah. Kalau tidak mau dibilang murka.

“Kenapa diam saja? Jawab pertanyaanku!” bentak Namjoon lagi.
Hoseok yang kasihan melihat Jungkook ketakutan di sampingnya, akhirnya buka suara. “Biar saya yang menjelaskan,” ujarnya pelan. Ia mengatur nafas dan mencoba mengontrol detak jantungnya sebelum mulai menjelaskan.

Namjoon menatap Hoseok tajam. Pria itu butuh penjelasan sekarang juga. “Jadi, kemarin malam saya memang mengajak Jungkook untuk makan malam di sebuah restoran. Semuanya baik-baik saja sampai Park Jungmin menghampiri meja kami.”

Namjoon mengernyitkan dahinya. “Dia menghampiri meja kalian? Kalian tidak lihat dia ada di restoran yang sama?”
Hoseok menggeleng. “Saya rasa dia ada di ruang VIP restoran. Karena sebelum mengobrol dengan kami, ia terlihat berpamitan dengan beberapa pria dengan pakaian formal. Kami juga terkejut karena tiba-tiba ia menyapa Jungkook sangat ramah.”

Namjoon menatapnya tidak sabar. Ia cuma mau mendengar intinya saja. “Lalu kamu meninggalkan Jungkook untuk kencan berdua saja dengan Jungmin? Begitu?”

Hoseok menggeleng cepat. “Tidak, saya juga ada disana. Saya cuma meninggalkan mereka beberapa menit saat ke kamar mandi. Selain itu, saya selalu menemani Jungkook.”

Tatapan Namjoon beralih ke Jungkook yang terus menundukkan kepalanya. “Angkat kepalamu Jungkook.”

Mendengar suara tegas Namjoon, Jungkook langsung mengangkat kepalanya dan menatap mata Namjoon. Ia ketakutan, sangat ketakutan. Ini pertama kalinya ia terkena skandal serius selama karirnya sebagai aktor.

“Benar apa yang dikatakan oleh Hoseok? Dan kamu ingat waktu adegan di foto itu diambil, ada Hoseok di sekitar kamu?” 

Jungkook mengangguk pelan. "Kak Hoseok baru kembali dari kamar mandi ketika tiba-tiba kak Jungmin mendekat dan melakukan hal itu. Aku cuma bisa diam saja karena kupikir itu cuma formalitas. Tidak kusangka akan jadi sebesar ini."

Namjoon menghela nafas kasar. "Baiklah kalau begitu kejadiannya. Aku akan segera menghubungi perwakilan mereka dan meminta mereka menjelaskan keadaan yang sebenanya. Dan untuk kalian berdua, hindari media untuk sementara. Jangan keluarkan kalimat apapun. Hoseok juga, katakan saja akan ada pernyataan resmi."

Jungkook dan Hoseok serempak mengangguk. Mereka memang sama sekali tidak berencana untuk bicara dengan media. Mereka takut kalau omongan mereka akan dibalik oleh media.

"Kamu jadi ke kampus hari ini? Sudah jam sembilan," tanya Hoseok. Jungkook menggeleng pelan. Ia tidak mau ambil resiko ke tempat ramai. "Aku akan telepon pihak rektorat dan minta keringanan pada mereka. Aku harap mereka mau administrasi lewat online."

"Baiklah kalau itu mau kamu. Sekarang mau makan dimana? Jadwal Syuting masih akan dilakukan setelah makan siang karena aku cerita kamu ada urusan dulu ke kampus."

"Pesan antar saja kak. Aku akan ke ruang istirahat sebentar." Hoseok mengangguk dan mulai membuka aplikasi pesan antar di ponselnya.
Jungkook duduk di sofa pijat yang ada di ruang istirahat. Ruangan ini menjadi salah satu tempat kesukaannya karena jarang ada yang mampir kesana. Kebanyakan memilih pulang dan istirahat di rumah. Jungkook menyukai suasana tenang di ruangan itu.

Ia memasang alat pijat pada kekuatan paling minimal. Ia hanya sedang ingin pijatan ringan untuk mengendurkan ototnya yang mendadak tegang.
Jungkook tengah memejamkan mata ketika sekaleng minuman dingin ditempelkan di dahinya. Ia reflek membuka mata dan menepis kaleng itu.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang