Lisa menatap tiga orang yang melewati mejanya dengan datar, seketika makanan didepannya terasa hambar. Tapi bagaimanapun dia harus menghabiskannya karena tak ingin menyia-nyiakan makanan
*
Jisoo , Jennie dan Rosé berjalan acuh seperti biasanya. Mereka muak mendapat tatapan memuja dari seluruh orang yang ada dikantin
Rosé melihat meja yang terletak di pojok, yang hanya dihuni seorang gadis tinggi berambut keperakan. Dia penasaran melihat gadis itu, dia sama sekali tak bicara pada siapapun selama sepuluh menit terakhir ini dan tak ada seorangpun yang berani duduk disana sekalipun meja kantin penuh
"Rosie? Lu masih disini kan? Asli kesurupan pasti ni bocah"
Jisoo menggoyangkan tangannya didepan Rosè, Rosé tergagap karena hal ini. Sejak kapan dia diam dan memperhatikan gadis itu? Yang sekarang lenyap entah kemana
"E-eh sorry unnie, kenapa?"
Jennie menggelengkan kepalanya tak mengerti, Rosè adalah satu-satunya makhluk tuhan paling cantik yang tak mau membiarkan makanan didepannya tak tersentuh. Dan entah kenapa dia baru saja lebih tertarik dengan hal lain daripada sandwich favoritnya
"Lu sakit?"
Rosé menggelengkan kepalanya pada pada Jennie , astaga ... lihat? Baru saja entah setan apa yang merasukinya hingga menatap gadis penyendiri itu
*
"Rosie, hei ... chipmunk"
Gadis berparas cantik yang usianya diatas Rosé berteriak memanggilnya, Rosé menghentikan langkahnya dan menatap gadis itu dengan senyuman indahnya
"Nee Unnie?"
"Liat Jisoo nggak? Dasar dia emang adek lucknut, gue nitip Ramyeon malah nggak balik-balik"
Irene menggerutu dengan Joy yang hanya terkekeh disebelahnya, Rosé menunjuk pada Jisoo dan Jennie yang berjalan dengan langkah tergesa-gesa tak jauh dibelakang mereka
Irene menoleh dan langsung saja berlari menghampiri kedua adiknya itu, Joy menggeleng tak mengerti
"Lu mau kemana? Irene emang rada gasrek. Nanya-nanya ditinggal"
Joy mencebikkan bibir seksinya
"Gwenchana unnie, mau ke ruang musik. Yaudah see u unnie"
Rosè melambai pada Joy lalu berjalan pergi keruangan diujung koridor, Joy memutar langkahnya dan menghampiri Irene dan dua saudaranya
*
Rosè menatap pintu yang hanya sedikit terbuka itu, suara musik dari dalam membuatnya penasaran siapa sebenarnya yang ada didalam dan menyalakan musik. Setahunya, ruangan itu kosong jadi Rosè ingin bermain gitar disana
Rosè mematung melihat gadis pendiam itu sedang menari dengan power yang luar biasa, aura seksi dan juga kerennya membuat gerakan indahnya ratusan kali lebih mempesona
Berkali-kali tangannya terayun keatas kebawah, ke samping ke depan dan memutar diatas kepala. Rosè takjub saat gadis itu melentingkan tubuhnya diudara dengan mudahnya