Part 4

336 2 0
                                    

Cahaya matahari mulai menembus masuk kedalam gorden sehingga mulai mengganggu tidur nyenyak sepasang anak manusia yang masih tidur bergelung selimut.

"Mmmmmmmm"geliat ge saat merasakan tidurnya terganggu karena silau dan mulai membuka matanya secara perlahan. Saat akan bangun ge merasakan sesuatu yang berat menahan pinggangnya.

"Tangan?"ucap ge membatin saat tangannya meraba dan merasakan apa yang berada atas pinggangnya.

Mengerjap itu lah yang pertama kali dilakukan ge untuk mengembalikan seluruh kesadaran , ia merasa ini bukan dekorasi kamarnya dirumah ataupun dekorasi kamar stephani dan juga benar-benar tidak tahu kamar ini milik siapa.

"Shiiiiitttttt sialan.. mati, abis kamu ge"sambil meremas kepalanya saat rentetan kejadian semalam mulai melintas di pikirannya.

Dengan sangat hati-hati ge mencoba menyingkirkan tangan yang tengah memeluk pinggangnya itu agar terlepas, kemudian ia mencoba untuk memutar tubuh nya sendiri untuk memastikan bahwa kejadian semalam salah dan berharap hanya mimpi buruknya saja.

" Oh tuhan.. apa yang sudah terjadi" ucap ge membatin dengan prrustasi sambil menutup muka dengan kedua tangannya.

Tanpa berpikir panjang kemudian dengan perlahan ia langsung bangun dari posisi tidurnya dan duduk di pinggir ranjang setelah menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dengan hati-hati, ia lantas segera memakai kembali pakainya yang ia lihat berserakan dilantai.

Setelah selesai memakai semua pakaiannya kembali, ia berhenti sejenak menatap pria itu yang masih tertidur nyenyak di ranjangnya.

"Kuharap, aku tidak akan bertemu pria ini lagi"ucap batin ge sambil menatap laki-laki itu

Setelah ge keluar dari penthouse mewah itu lantas ia segera masuk menaiki lift untuk turun ke lobby yang entah itu hotel atau apalah.

"Sial.. aku lupa aku tidak membawa apapun" ucap ge mengumpat kesal saat teringat  bahwa semalam handphone dan barangnya tertinggal di club dan mungkin atau semoga saja dibawa oleh sahabatnya.

Setelah di lobby yang kemudia ia ketahui bahwa ini merupakan salah satu hotel mewah dikota ini, ia langsung saja menghampiri tempat resepsionis berada untuk meminta tolong memesankan taksi untuknya.

Resepsionis itu kemudian memberitahukan bahwa taksi yang sudah ia pesan telah sampai dan berada di depan lobby, ia lantas segera keluar dari lobby hotel itu dan langsung menaiki taksi tersebut setelah memberitahukan kepada sang sopir alamat dan tujuannya akan kemana.

Sesampainya di alamat disebutkan, lantas ia meminta sopir taksi tersebut untuk menunggunya sebentar saja, dengan tergesa ia segera menuju unit apartemen tempat tinggal sahabatnya yaitu Stephanie.

Setelah beberapa kali membunyikan bel dengan tidak sabaran, tak lama pintu unit apartemen itu terbuka dan langsung saja ia mendesak masuk tanpa bicara sepatah kata apapun pada sahabatnya itu

" Ge kamu gak kenapa-kenapa kan? Aku nyariin semalam , kamu tiba-tiba ngilang semalam" rentetan pertanyaan dari sahabatnya yang ia hiraukan karena terburu-buru mengambil dompetnya untuk membayar taksi yang belum ia bayar.

" Oh plis steph, bisa diem dulu gak? Aku bakalan jawab pertanyaan mu itu tapi nanti sekarang aku harus kebawah dulu bentar" ucap ge dengan tatapan memohon pengertian dari sahabatnya itu

"Oke oke iya maaf deh, cepet balik sini kalo udah selesai" ucap Stephanie pasrah

"makasih, aku kebawah dulu bentar" ucap ge sambil berlalu

Sekembalinya dari bawah, ia segera masuk kembali ke dalam apartemen Stephanie, begitu ia masuk ia sudah disungguhkan pemandangan ekspresi khawatir dan menuntut jawaban darinya.

One Night With a Crazy Devil (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang