Lisa terduduk lemah di ruang tengah apartemennya, rasanya takdir sedang membuat lelucon dengannya. Tak hanya harus berjuang hidup dinegara yang jauh dari rumahnya, sekarang dia malah harus menghadapi situasi sulit
Kalimat Ten menghantuinya, jika pada akhirnya Jisoo mengingat semuanya apa yang akan dia lakukan? Apa yang akan dia lakukan Jisoo mengatakan bahwa memang dia mencintai Lisa?
Bel pintu berdering berkali-kali, Lisa melirik jam diatas meja. Siapa orang gila yang bertamu jam sebelas malam begini?
Lisa mendesah lalu berjalan kepintu, dia mengintip di lubang pintu dan melihat Jennie yang matanya memerah dan lebam diseluruh wajahnya
Tanpa menunggu lama Lisa membuka pintu dan langsung menarik lengan Jennie masuk kedalam, Lisa mengunci pintu dan menarik Jennie keruang tengah
Dia mendudukkan Jennie disana lalu berjalan mengambil baskom berisi es batu , beberapa plaster, antiseptik dan handuk kering
Lisa duduk disebelah Jennie, gadis mungil itu menunduk dan menangis dalam diam. Lisa geram, siapa sebenarnya lelaki tolol yang membuat gadis ini seperti ini?
Apa dia tak pernah diajari bahwa wanita bukan sasaran tinju? Apa dia sendiri tak punya ibu sampai memperlakukan wanita seperti ini?
"Pacar lu yang bikin kayak gini?"
Lisa mencoba memecahkan keheningan, dia miris melihat Jennie yang begitu tertekannya sampai seperti ini. Dia tak bicara sama sekali hanya mengangguk dan kembali menyembunyikan tangisnya dilipatan lengannya
Lisa menengadahkan dagu Jennie dan mencoba membersihkan luka di wajah Jennie, Jennie meringis kesakitan tapi mencoba untuk tetap diam
"Kalo pengen teriak lakuin aja, atau mau nangis. Apartemen gue kedap suara"
Jennie menatap Lisa, sekatika isakannya pecah. Lisa tersenyum getir, bayangan ibunya yang hampir sama seperti kondisi Jennie berkelebatan didepan matanya
Lisa meletakkan semua peralatan diatas meja lalu memeluk Jennie, dia meletakkan dagunya di pucuk kepala Jennie
Air mata Lisa meleleh
Flashback😭
Lisa berdiri kaku melihat ibunya dipukuli tanpa ampun, tangan ibunya menggapai-gapai menyuruh Lisa segera pergi darisana. Tapi kaki Lisa seolah beku
Airmata meleleh begitu saja, dia ingin keluar dari lemari pengap itu menolong ibunya tapi dia tau ibunya akan sangat marah jika dia keluar dari sana
Pria itu pergi setelah ibu Lisa mengeluarkan cukup banyak darah dari hidungnya, setelah tak ada lagi suara Lisa keluar dari dalam lemari
Tangan gemetarannya menyentuh wajah sang ibu, sakit rasanya melihat ibunya seperti sekarang
Dengan pipi basah Lisa berlarian kedapur mengambil baskom dan esbatu, dia ambil sembarangan kaosnya yang tak lagi muat untuk dia pakai
Lisa berlutut disamping sang ibu dan mulai mengompres, sebelah tangannya dia gunakan untuk membersihkan bekas darah yang hampir mengering
Mata sang ibu berkaca-kaca, dia ingin bicara tapi tak ada suara yang keluar dari sana
"Ibu, tunggu Lisa besar. Nanti Lisa bisa cari uang sendiri buat kita. Kita nggak usah sama ayah, Lisa benci ayah"
Air mata sang ibu mengalir deras, mana ada putri yang tak benci kelakuan binatang ayahnya? Mana ada yang mau memiliki ayah pemabuk dan penjudi sepertinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't You Remember? (LiSoo Fullstory)
Random"Tapi gue bukan pacar Jisoo" -Lisa "Gue cinta Lisa beneran" -Jisoo "Gue bisa Gila kalo mikirin ini" -Ten