chapter 2

60 37 111
                                    

Di pagi yang tampak sangat cerah ini, Tampak seorang Abinaya yang berdiri menghadap gedung berlantai 3 itu dengan helaan napas kasar. Ia harus melakukan kegiatan MPLS yang membosankan dan melelahkan.

" Huft... kenapa harus ada kegiatan MPLS sih? Bikin capek aja, Sekolah ya tinggal sekolah aja, Gabut banget yang bikin acara!" Gumam gadis itu dengan kesal.

Dia adalah salah satu dari sekian orang yang paling tidak menyukai kegiatan kegiatan yang tidak berfaedah seperti Mpls atau sejenis MOS. Karena baginya itu sangat melelahkan juga membosankan.

Bagaimana tidak membosankan kita hanya akan duduk saat saat guru memberikan materi tentang sekolah yang tidak penting,mengoceh selama 3 jam lamanya tanpa rasa lelah padahal orang yang mendengarkan saja sudah lelah. Dan juga Melakukan game yang menurutnya sangat konyol dan tidak berfaedah seperti main tebak tebakan yang tidak bisa menjawab harus menyanyi atau joged di depan siswa/i Mpls. Menyebalkan sangat menyebalkan. Dan juga ajang untuk memperlihatkan seberapa sok berkuasanya para kakak kelas.

Oh dan tak lupa juga para anggota OSIS akan memberikan tugas seenak jidat mereka. Coba kalian bayangkan bayangkan saja dulu atau kalian pernah mengalaminya? Dia harus membawa makanan dan minuman ringan masing masing 5 bungkus untuk diberikan pada OSIS. Alasannya kalo ditanya nanti bakal dibagikan ke murid murid Mpls,padahal nanti yang dibagikan cuma 1 biji makanan sama 1 biji minuman kan sama aja boong. Apalagi harga jajannya yang mehong mehong cuyy . Padahal dia bisa beli sendiri loh malah dapet lebih banyak lagi, dasar kang boong -_-
Kadang juga disuruh ini itu buat nyusahin peserta.

~

Setelah dilakukannya Upacara pembukaan kegiatan MPLS, Seluruh siswa maupun siswi diperbolehkan memasuki kelas yang sudah dipilih untuk kegiatan Mpls. Saat sudah memasuki kelas dirinya bingung harus duduk dimana, dikelas sudah dipenuhi oleh anak anak yang tidak dia kenal dan sudah duduk di tempat mereka masing masing.

Akhirnya dirinya memilih untuk duduk di bangku ke 4 dari depan dan duduk di samping tembok supaya dapat memudahkan dirinya untuk bersandar.

Kini dirinya hanya duduk sendiri karena dia tidak mengenal satu orang pun diruangan dan juga tidak ada yang mau berkenalan dengannya juga maka dia pun juga tidak mau berkenalan dengan mereka Simpel kan. Bukan karena dirinya sombong hanya saja Abinaya tidak mau dibilang sok akrab nanti. bayangin aja deh kita udh turunin gensi eh tau tau mereka malah ngelengos gamau kenalan dan entar malah dikatain sok akrab kan anj. Astagfirullah sabarrrr!!

Saat ini Abinaya memilih duduk menunggu pengisi acara kelas sambil mendengarkan musik melalui hendset dengan suara yang sangat kencang bahkan bisa terdengar orang yang berada disampingnya. Itu adalah salah satu kebiasaan yang sering Abinaya lakukan.
Baginya hidup tanpa henset akan serasa hampa. Lebay memang tapi itulah dirinya tidak bisa sehari saja tanpa henset. hendset is his life.

Saat dirinya sedang menikmati musik ada seorang cewek yang berdiri disampingnya. Cewek itu berambut panjang kulit putih lumayan tinggi dan cakep pastinya. cewek itu bertanya kepadanya

" Eh disamping Lo gaada yang nempatin kan?" tanya cewek itu.

" Nggak ada kok." jawab Abinaya.

" Berarti gue boleh dong duduk di sini?" tanya cewek itu lagi.

" Iya gpp duduk aja." balas Abinaya seadanya.

" Nama gue Kahiyang Nara Maheswara panggil aja Nara." Ucap Nara memperkenalkan dirinya.

" Nama gue Abinaya Danuardara biasa di panggil Naya."

" Oke Naya salam kenal ya!! semoga kita bisa berteman baik ." ujarnya dengan dengan senyum lebar.

NAYA STORY' [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang