the answer

1.3K 357 67
                                    

Ada masa ketika orang-orang merasa teramat amat kosong sampai tak muncul air mata lagi. Ada masa di mana hangat mentari tak sampai ke perasaan lagi. Adapula masa ketika seseorang menjadi sangat terperosok—jauh ke dalam—dan dia bahkan tak memiliki energi untuk berteriak dan memanjat ke atas. Dan di antara semua emosi tersebut, orang-orang mulai tanpa sadar menyeleksi kehidupannya sendiri berdasarkan taraf-taraf tertentu.

Aku, memilah kehidupanku berdasarkan kesalahan. Gagal masuk universitas berulang kali, menjual lagu dan tidak laku, tidak bisa menjadi seperti Chan, berpikir ibu dan ayahku menyesal melahirkanku, tidak menghasilkan apapun selain kehampaan, dan jadi penyebab atas duka yang merebak setelah Jisung meninggal. Semua itu, berkelana berulang kali tanpa rute yang jelas di dalam otakku. Aku baru merasakan kebodohan tentang bagaimana aku tak memasukkan satu pun momen-momen mengesankan—padahal sudah jelas aku memilikinya. Bahkan aku punya banyak.

Ketika aku merasa tidak cukup baik, bukannya aku mencoba untuk memaafkan diriku aku malah menghardik jiwa pengecutku yang lemah dan tidak berarti. Menjadi biasa-biasa saja padahal bukanlah kesalahan. Dan jika itu memang salah, memangnya kenapa? Tidak ada salahnya melakukan kesalahan selagi kita paham bahwa itu memang salah. Ini pertama kalinya aku hidup, jadi aku penuh akan keraguan. 

Aku masih bisa menulis kisahku di dalam sebuah buku meskipun tak ada yang akan tertarik untuk membacanya. Siapa peduli itu buku yang bagus atau tidak, yang terpenting adalah tak ada kebohongan di dalamnya. Aku menerima semua kesalahanku dan kemudian memaafkan.

Kalian tidak harus duduk di dalam bus sepertiku untuk melihat seberharga apa hidup kalian. Manusia diberikan memori untuk menelusuri kembali apa yang sudah di lalui. Hal-hal baik dari diri sendiri yang kita lupakan. Mungkin kau pernah memindahkan pecahan kaca di jalan, atau memuji objek alam, atau memberi makan kucing jalanan, merapikan rak buku di perpustakaan, tidak mementingkan diri sendiri atas segala hal, atau mungkin sekedar ada ketika seseorang butuh bantuan. Kita semua cuma lupa, kalau kita hidup sebaik itu.

Bis berhenti dan di sambut dengan pintu yang terbuka lebar. Jae mempersilahkanku untuk turun, begitu juga sang supir. Aku beranjak dari dudukku dan sambil tersenyum berlalu melewati Jae. Aku berjalan menuju pintu keluar dengan langkah ringan, karena semua pertanyaanku telah terjawab.

Aku menyukai hidupku. Aku menyukai hidupku yang biasa-biasa saja. Dan aku memaafkan diriku yang penuh kesalahan. Aku cukup. Aku benar-benar cukup.

Aku tidak perlu tau bagaimana aku meninggal dan karena apa. Orang-orang yang masih hidup akan mengurus soal itu, karena sudah bukan bagianku lagi. Ku harap, aku bukan mati karena keinginanku sendiri.

"Terimakasih karena sudah hidup." Kalimat itu menjadi penutup dari Jae. Ia melambaikan tangan kepadaku lewat kaca jendela bis.

Dan aku pun menatap plang pemberhentian terakhir sebelum kemudian berjalan dengan yakin ke arah sana. Menjumpai keabadian yang dulu sempat ingin kujemput sendiri.

You're enough, Seo Changbin.

---

end

author's note

aku buat buku ini untuk diriku sendiri dan juga buat kalian yang merasa kalau hidup kalian itu 'belum cukup'. kita semua bisa kembali baca buku ini berapa kalipun kita merasa not good enough.

well, we're enough. we are always enough. bahkan kalau kalian ngerasa kalau hidup hanya begitu-begitu aja, cuma jadi peran figuran, monoton dan sbgnya—that's actually enough. bahkan kalau kalian hanya duduk di kosan makan mie instan, not being good at anything, pergi kuliah/kerja pagi pulang malam dan berulang gitu terus—ur enough.

hidup gak selalu harus memiliki achievement. hidup itu gak harus menghasilkan sesuatu yang hebat. tetap hidup sampai hari ini juga merupakan hasil—cz there so much more who isn't.


so, jangan merasa rendah, sukai diri sendiri. again, we're worth enough for living.

---

*yang pengen tau gimana changbin mati coming soon ya di next story. jadi ini ada lanjutannya tapi castnya beda lagi dengan cerita yang beda lagi.

kolom berkeluh kesah>>>

unanswered questions ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang