[Mature Content]
Cinta semalam itu menyenangkan, Casa dan Vee merasakannya. Mereka sama-sama menikmati apa yang seharusnya mereka nikmati di atas ranjang ini.
Pertemuan absurd yang mengantarkan mereka pada titik menggelora ini. Berawal dari pertolon...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'll choose you. Every time.
* * *
Masih tetap seperti sebelumnya, yang tidak ada pertukaran nomor ponsel.
Tetapi untungnya, mereka memutuskan untuk bertemu lagi.
Pertemuan ketiga setelah dua hari Vee menghilangkan diri.
Casa sampai terheran, setelah Vee menghilang lagi, lalu ia kembali menemuinya berbekal cara yang unik untuk menyampaikan tujuannya. Contohnya: melalui secarik kertas beramplop coklat tua yang pria itu taruh sendiri di kotak surat rumah Casa secara diam-diam. Bukan diam-diam sih, lebih ke arah menyamar sebagai pengantar surat—elak Vee begitu soalnya.
Temui aku di depan Istana Buckingham.
Pukul 4 sore.
Jangan sampai telat!
Kalau telat, akan kulaporkan kepada Ratu Elizabeth atau mau kucium saja?
Mau pilih yang mana?
Lima kalimat yang sukses membuat Casa tertawa geli ketika ia membaca surat dari Vee tadi pagi. Ada-ada saja Vee ini, membuat pilihan yang menguntungkan dirinya. Sebut saja Vee egois alias mau menang sendiri.
"Aku yang telat tiga menit. Jadi, aku yang harus mendapat hukuman." Vee menjebloskan diri ke dalam kubangan surga saat ini.
"Aku akan menghukummu, dan kau tidak boleh menolak. Apa pun itu." Percayalah, Casa sudah memiliki ide yang paling terburuk di otaknya untuk menghukum Vee.
"Hukuman yang boleh kau berikan harus sama persis yang tertulis di surat. Pilihan ada di tanganmu. Aku hanya menyarankan yang kedua, sih." Inilah maksud Vee, kubangan surga yang ia tunggu-tunggu.
Casa menyatukan kedua alisnya, sedikit berat hati dengan apa yang diinginkan Vee. "Sayangnya, aku lupa isi suratnya."
"Mau kubacakan? Aku ingat di luar kepala isinya."
Casa menelan ludahnya sendiri. Vee menarik napas, lalu berkata, "Jangan sampai telat! Kalau kau telat, akan kulaporkan kepada Ratu Elizabeth atau mau kucium saja? Mau pilih yang mana?" Nada suara dan ekspresinya sangat memadai.
"Itu hukuman untukku jika aku telat—"
"Berlaku untukku juga," tukasnya.
"Kesepakatan macam apa ini?" Tenang, Casa masih bisa mengendalikan emosi.
"Hukuman dari orang yang mengajakmu ke sini, lebih tepatnya. Waktumu tersisa lima detik untuk memilih, jika tidak digunakan, maka aku yang akan menggunakannya."
Casa tahu, Vee berniat curang.
Lima detik setelahnya, Vee mengikis jarak dan mencium bibir Casa selama dua puluh detik tanpa ada adegan melumat sampai dalam.