Episode 1

208 8 0
                                    


Warning !

Karakter anime milik penulis aslinya.
Souka hanya fans yang menulis fanfiction dari anime Boruto : Naruto Next Generation.
Tokoh utama perempuan di dalam cerita ini adalah khayalan Souka saja, beberapa tokoh lain juga hanya tokoh fiktif dari khayalan Souka sendiri. Alur ceritanya (termasuk latar cerita, dsb) beberapa dikaitkan dengan animenya alias semi-canon, namun selebihnya adalah khayalan Souka sendiri.

Jika ada kesalahan nama, tempat, apapun itu yang berkaitan dengan animenya mohon di komentari dengan baik.

****

Haru menatap pantulan wajahnya di cermin dengan ekspresi datar. Rambutnya yang dipotong pendek tampak berantakan seperti habis diterbangkan angin kencang. Tatapan matanya tampak sayu—seperti orang mengantuk kalau kata Ryu—teman satu tim nya.

"Kau terlalu sering melihat cermin."
Haru menoleh mendengar perkataan Ryu, padahal baru saja ia pikirkan sekarang perempuan itu kembali berceloteh.

"Bukan urusanmu." Balas Haru membalikkan badan dan meninggalkan ruangan tersebut. Ryu dan Kato hanya bisa mengekori dari belakang sambil bertukar pandang.

"Woi.. kalian sudah menyelesaikan misi kemarin?" Tanya Iwabe saat melihat Kato dan Ryu yang mengekori Haru.

"Sudah."

Iwabe mengangguk semangat. "Tim 7 kembali hari ini dari Kirigakure. Kita lihat apakah mereka berhasil atau tidak."

"Mereka pasti berhasil. Tim 7 berisi orang-orang hebat, Iwabe-kun." Denki bersandar di dinding.

Haru yang mendengar jelas percakapan mereka menghela nafas. Kenapa semua orang sibuk membanggakan tim 7? Cih, tidakkah mereka sekali pun melihat tim 9 yang tak lain adalah tim Haru sendiri. Padahal misi yang tim Haru selesaikan termasuk misi tingkat A.

"Haru, kau mau kemana?" Kejar Ryu mengejar Haru yang meninggalkan kumpulan Iwabe, Denki dan Metal Lee.

"Pulang." Jawabnya singkat.

Saat mereka keluar dari gedung kosong yang dialih fungsikan untuk perkumpulan mereka sepulang dari misi atau membicarakan sesuatu yang penting. Tak sengaja Haru menyenggol bahu seseorang yang juga hendak melangkah masuk.

Tatapan tajam Haru langsung mengarah pada sosok yang ternyata adalah Shikadai tersebut. Sebelum kemudian Haru berlalu begitu saja.

Selalu seperti itu situasinya.

***

"Ahh putra hokage memang hebat, dia bahkan bisa mengalahkan kumpulan para bandit hanya dalam semalam." Ryu berterus terang saat melihat tim 7 melewati mereka. Kato hanya bisa memutar matanya jengah, isyarat matanya seakan mengumpat, baka yaro!

Haru hanya bisa bersandar di tiang menyaksikan Boruto yang sepertinya merasa tersinggung langsung berbalik dan memandang Ryu dengan tatapan tajam.

"Yo Boruto," sapa Ryu akrab, seakan-akan yang ia katakan tadi tidak pernah terjadi.

"Oi Ryu, jaga ucapanmu!" Sarada membela. Melihat itu Haru berdecih, dasar drama. Setiap hal kecil selalu dipermasalahkan. Apakah begini putra hokage dan putri intel Konoha menghadapi sindiran orang?

"Aku hanya mengatakan kebenaran. Naande yo? Apakah itu salah?" Dalihnya melirik Haru yang sejak tadi hanya diam sambil tersenyum miring di balik topengnya.

Apakah ia seketika berubah menjadi iblis jika senang menonton pertengkaran orang lain? Batin Haru melarikan pandangannya pada Mitsuki yang tampak mengamati mereka.

"Daijoubu Sarada. Itu benar, " ujar Boruto mengalah. Dia berbalik dan meninggalkan Ryu yang tersenyum senang melihat wajah mengalah tak rela ala Boruto. Yang tentu saja menjadi hiburan tersendiri baginya.

"Haru, apakah tindakanku tadi cukup mengesankan?" Tanyanya menghampiri Haru yang masih santai dengan pikirannya sendiri.

Haru menatap Ryu yang seperti biasa tampil dengan dandanan norak lagi, ia pasti akan mengenakan make up seperti wanita dewasa, masih untung tidak ada sensei yang mempermasalahkan hal tersebut. Mereka memaklumi Ryu yang katanya sedang dalam masa pubertas.

"Hmm." Gumam Haru pelan yang memiliki artian ya bagi Ryu. Gadis itu bersorak senang dan melirik Kato yang tampak bosan dengannya.

"Tingkahmu benar-benar menyebalkan. Bagaimana jika Boruto mengadukan kita pada pada Nanadaime-sama, " keluh Kato yang memang pada dasarnya adalah pengingat utama dalam tim mereka. Salahkan sikap dingin Haru dan kecerobohan Ryu yang membuatnya pusing.

"Tidak ada yang salah. Boruto-kun memang putranya hokage," ejek Ryu tak mau kalah. Kato yang sudah jengkel memilih diam.

"Kapan misi untuk kita turun?"

Suara Haru yang terdengar datar menghentikan perdebatan keduanya. Kato menoleh dan menatap Ryu bertanya yang hanya dibalas gelengan dari Ryu.

"Aku belum tahu, Nara Sensei belum memberi tahu sama sekali." Ryu menggelengkan kepalanya.

Haru menghela nafas panjang dan berjalan meninggalkan gedung administrasi shinobi yang biasanya digunakan untuk kepentingan misi.

"Kita latihan saja hari ini," ajak Ryu yang tak mau kehilangan akal membujuk Haru yang kelihatan dalam mood yang buruk.

"Ya."

Ryu menghembuskan nafas lega mendengar jawaban dari Haru, begitupun Kato yang tadi sempat menahan nafas. Takutnya malah Haru menolak mereka atau alih-alih menolak dia akan mengintimidasi dan itu menyebalkan.

Mereka tiba di pinggir sebuah air terjun yang lumayan indah. Ada tebing bebatuan tinggi dan pohon-pohon berukuran besar di sekelilingnya. Tidak jauh dari air terjun tersebut ada tanah yang lumayan lapang dengan beberapa tonggak bidikan. Itu adalah area latihan mereka.

"Apa kau sudah bisa menggunakan kagebunshin dalam jumlah banyak seperti Boruto?" Tanya Haru pada Kato yang tampak melempar shuriken dengan fokus.

Lelaki itu menggeleng. "Aku hanya bisa menggunakan dua bunshin. Cakraku terlaku sedikit," balasnya.

Haru mengangguk, bisa dibilang Kato sudah berjuang dengan keras. Ia mahir dalam Doton. Haru saja mengakui kalau Kato itu sudah cukup hebat.

Sssrrttt...

SPLASHH

Haru melompat dengan cepat melindungi Ryu dan Kato saat ratusan shuriken datang menyerang mereka dari titik buta.

BRAKK

Kato dan Ryu serempak mendongak saat melihat Haru yang melindungi mereka. Tampak tatapan Haru yang menajam namun ada kesakitan yang tertahan di sana.

"Yo Minna.. Nara-chan comeback!!" Seruan riang itu seketika membuat Haru gondok bukan main. Ck, siapa lagi yang punya tingkah menyebalkan seperti itu kalau bukan sensei mereka.

Astaga.

"Eh gomen, Haru-chan, kau terluka?" Soraknya histeris mendekati Haru yang mengibaskan jubahnya yang robek, ada tancapan shuriken yang lumayan menyakitkan di kakinya.

"Tidak." Balas Haru datar. Ia mencabut shuriken itu dari kakinya dan melangkah meninggalkan Nara-sensei yang kelihatan bingung.

"Sensei, kau tidak tahu betapa berbahayanya tindakanmu barusan? Seharusnya kau tidak datang dengan gaya yang berlebihan seperti itu." Ryu berkacak pinggang menatap nelangsa Haru yang hilang dibalik pepohonan.

Haru marah.

◕☯☯◕

Welcome di lapak Souka_ne dengan nuansa yang baru.

Semoga suka.. tinggalkan vote and komentnya untuk mendukung kemajuan cerita ini.

Sankyu (Irama boruto) ;)

Boruto : Behind The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang