Episode 5 : Seperti NarutoMonster.
Haru menyimpan monster dalam dirinya. Itulah kenapa dirinya selalu berusaha untuk bersikap tenang dan tidak termakan emosi. Seperti Naruto yang merupakan seorang Jinchuriki atau seperti Sumire yang diwariskan makhluk bernama nue, maka Haru diciptakan untuk wadah monster mengerikan yang merupakan hasil penelitian Orochimaru. Dengan segel mengerikan yang ditanam di perut nya, Haru bisa mengendalikan monster tersebut dan bisa juga dikendalikan olehnya.
Sebenarnya Haru sangsi kalau monster dalam dirinya adalah hasil penelitian Orochimaru, ia malah lebih yakin kalau dirinya hanyalah sebuah kegagalan yang lupa dilenyapkan oleh si licik itu. Tidak seperti Mitsuki yang merupakan putra Orochimaru karena Mitsuki berasal dari bagian tubuh Orochimaru. Haru bahkan tak tahu ia hidup atas bagian tubuh siapa. Yang jelas ia dikembangkan oleh si sannin legendaris tersebut.
"Haru, seharusnya kau tidak lepas kendali seperti tadi!" Ryu membantu membaringkan Haru di matras keras yang ada di kamar sewaan sempit milik Haru tersebut.
Gadis yang selalu mengenakan pakaian norak itu mendelik pada Haru yang kini tampak menanggalkan jubahnya dan berbaring tanpa menyahuti omelannya.
"Kau dengar aku Haru?" Cetusnya menggoyangkan lengan Haru.
Kato menarik bahu Ryu karena merasa khawatir Haru akan marah lagi karena terganggu. Apalagi Haru jarang-jarang marah, dan sekalinya marah membuat jantung serasa mau lepas.
"Aku mendengarnya. Kalian boleh pulang, istirahat lah." Haru tetap diam dalam posisinya. Membuat Ryu dan Kato saling lirik.
"Baiklah."
Keduanya pun meninggalkan Haru yang terdiam sendirian di ruangan yang sempit tersebut. Gadis itu meringis dan mengangkat sebelah tangannya.Tok..tok..tok
Haru menatap pintu kamarnya dengan heran. Siapa yang mau berkunjung ke tempatnya?
"Masuk."
Haru berusaha bangkit dan menahan rasa sakit yang mulai menjalari tubuhnya. Berjalan membukakan pintu dan nyaris terperangah karena melihat Mitsuki berada di depan pintu nya.
"Ada apa?" Tanya Haru menahan rasa sakit yang semakin mencengkram kuat di seluruh tubuhnya. Ia menggigit bibirnya ketika kakinya bergetar, hingga akhirnya tubuhnya limbung karena sudah tidak sanggup.
"Hei." Mitsuki langsung menahan bahunya membuat Haru tidak jadi jatuh ke lantai. Mitsuki langsung menggendongnya masuk dan membantunya duduk kembali di atas kasur.
"Sepertinya ini tidak baik," ujar Mitsuki mengeluarkan kotak kecil dari dalam sakunya. Kemudian membukanya dan menyerahkan dua butir pada Haru yang kini terkulai lemas menahan ringisan.
Melihat tidak ada gelagat reaksi dari Haru. Mitsuki membuka topeng gadis itu dan tertegun sejenak menyaksikan wajah memerah haru yang benar-benar tampak kesakitan. Mitsuki langsung memasukkan dua butir obat ke dalam mulutnya.
Haru mengunyah obat tersebut dengan ekspresi mengernyit. Gadis itu melirik Mitsuki dan terkekeh sinis. "Kenapa kau ke sini?" Tanyanya masih dengan ekspresi yang sama.
"Aku khawatir kondisimu akan memburuk," balas Mitsuki menatap wajah pucat Haru yang setelah sekian lama baru bisa dilihatnya lagi.
Haru menyandarkan tubuhnya di dinding sembari memejamkan mata. "Tidak akan ada yang peduli. Kenapa kau meninggalkan matahari-mu? Bukankah sebaiknya kalian menghabiskan waktu sekarang?" Haru berdecak dengan nada terkesan cemburu. Yah, mungkin karena Mitsuki bisa dengan mudah menemukan seseorang yang bisa menjadi cahaya baginya.
"Aku sudah mengatakan kalau aku akan melihat kondisimu."
Haru tak puas dengan jawaban Mitsuki. Tapi gadis itu urung menjawab karena rasa sakit masih terasa di sekujur tubuhnya.
"Kau baik-baik saja?"
Haru menggeleng.
"Aku ingin menemuinya. Katakan itu pada orang tuamu."
Haru membalikkan tubuhnya dan memutuskan memunggungi Mitsuki yang menatapnya dengan pandangan penasaran.
"Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto : Behind The Story
FanficAnime : Boruto Naruto Next Generation Bahasa : Baku Haru selalu berpikir dirinya adalah monster yang dibuat karena sebuah kesalahan. Terlahir seperti Mitsuki namun dari indukan yang berbeda, membuat Haru merasa ia tak bisa hidup tanpa mataharinya. ...