Episode 2 : Tatapan itu
Situasi terlalu terik untuk memperdebatkan hal remeh temeh yang sama sekali tidak penting. Tapi benak Haru-gadis berambut hitam yang kelihatan misterius dengan wajah yang tertutup topeng-malah diributkan dengan banyak hal.
Haru. Namanya hanya Haru tanpa tambahan nama marga. Di saat anak seusianya disibukkan dengan tujuan, ia justru memikirkan nasibnya yang begitu malang.
Haru berpikir, jika saja ia terlahir sebagai putri hokage ketujuh pasti ia takkan disisihkan seperti ini. Andaikan ia terlahir sebagai putrinya Uchiha Sasuke yang hebat itu, Haru pasti tak harus kesulitan mencari teman. Andaikan ia masuk ke dalam tim 7 yang hebat itu, setidaknya dirinya akan dikenal. Tapi dari semua perandaian itu, tidak satu pun yang terjadi dalam hidupnya.
Ia hanyalah Haru. Yang bahkan tidak tahu terlahir seperti apa. Tumbuh dan berkembang atas asuhan anak buah Orochimaru. Ia terlunta-lunta dan selalu menahan kesedihan ketika setiap orang yang melihatnya hanya ingin menjauh.
Sebab dia hanyalah Haru. Dia monster yang dicurigai sebagai bidak Orochimaru. Hidupnya tidak semenyenangkan menjadi putra hokage.
"Sial!" Teriaknya sambil melempar shuriken ke arah papan bidikan. Tepat mengenai bagian tengahnya. Namun Haru merasa tak puas, ia amat jengkel dengan pemikirannya sendiri.
Sekarang pun ia harus menyaksikan kembali nya tim 7 yang hampir selalu disambut baik oleh alumni kelas mereka dulu. Ada Iwabe, Denki, Metal, Shikadai, Chocho, dan masih banyak yang lainnya. Rasa iri kembali menjalari puncak hatinya saat Haru mengingat bagaimana perlakuan orang-orang terhadapnya.
"Oi kuso! Hati-hati dengan senjatamu!" Teguran kasar dari Kawaki-Putra angkat hokage ketujuh pun tak diindahkan oleh Haru. Gadis itu mengepal tangannya dan melempar tasnya sembarangan. Ia melompat tinggi ke atas pohon dan duduk di sana.
"Oiii.. Kawaki!!" Teriakan cempreng Boruto terdengar di telinga Haru. Gadis itu menghela nafas kasar dan meninju kayu yang disandarinya.
"Tidak usah berteriak bodoh!" Balas Kawaki kasar, seperti biasa.
"Aku hanya terlalu senang. Tou-san akan melatih kita hari ini. Yosha!! Ini akan menyenangkan!"
Tempat latihan yang Haru datangi hari itu memang umum didatangi oleh tim-tim lainnya, sebetulnya ia pun secara tak sengaja ke sana karena melarikan diri dari anggota timnya, semuanya karena Nara-sensei yang sangat menyebalkan itu.
"Beruntungnya kalian bisa dilatih Hokage-sama.. mendokuse, apalah aku yang harus membujuk Inojin bahkan untuk ikut misi." Shikadai menyentuh pelipisnya dengan gaya khas.
Memang di sana sekarang hanya ada Tim 7, Kawaki, Shikadai dan Haru yang duduk menguping di atas pohon. Sepertinya hanya Kawaki yang menyadari keberadaannya.
Hampir setengah jam kemudian, saat Shikadai sudah pergi karena harus berkumpul dengan anggota tim nya. Haru mendapati hokage ketujuh datang ke lokasi latihan.
"Yo Minna!" Sapanya melambaikan tangan. Haru hanya bisa menatap iri dari atas pohon, tidak satupun yang menyadari posisinya. Kawaki sendiri bahkan sudah terlalu sibuk dengan antusiasme nya menyambut hokage.
Memerhatikan interaksi Boruto selama latihan dengan hokage membuatnya ingin merasakan hal yang sama. Latihan itu terlihat sangat menyenangkan, apalagi saat formasi tim 7 mulai bersiap menyerang. Hokage bertepuk tangan mengapresiasi kehebatan tim 7.
Benar-benar takdir yang tak adil. Umpat Haru dalam hatinya.
Berbeda dengan Mitsuki yang diterima dengan baik, keberadaan Haru ibarat lintah penghisap yang membuat orang-orang jijik dan ingin membuangnya. Hanya tim 9 yang menerimanya karena mereka sama-sama tersisihkan dengan kekuatan yang tergolong saling melengkapi satu sama lainnya. Dari awal masuk akademi hingga sekarang orang-orang masih menatapnya curiga.
Posisinya memang berbeda dengan Mitsuki. Mitsuki adalah putranya Orochimaru. Sementara dirinya tidak bisa dideskripsikan dengan jelas, apalagi saat kejadian dia lepas kendali dua tahun lalu, orang-orang menjadi semakin membenci dirinya.
Haru menghela nafas pendek. Bersiap melompat pergi saat ia tak merasa harus berada di sana hanya untuk menambah iri dengki dalam hatinya. Namun tubuhnya membeku mendadak seperti tersentrum hebat.
Haru nyaris saja terpeleset kalau tidak menyeimbangkan dirinya ketika mendarat di tanah.
"Oi siapa di sana!" Teriak hokage ketujuh yang dapat didengar oleh Haru dengan jelas. Gadis itu buru-buru berlari menjauh.
Namun bunshin hokage ketujuh entah sejak kapan menghalangi langkahnya membuat Haru gelagapan berhenti.
"Apa yang kau lakukan di sana?" Tanya hokage ketujuh dengan tatapan hangat khasnya. Haru buru-buru memalingkan wajahnya. "Gomenasai Hokage-sama."
Haru sedikit membungkukkan tubuhnya. Ia merasa semakin kesal saat mendengar derap langkah mendekati posisi mereka.
"Oi kau gadis penguntit!" Kawaki mendekati Haru dan mendorongnya dengan kasar. Untung saja Haru sudah terbiasa dengan perlakuan kasar seperti itu.
"Kawaki!" Peringat Hokage merasa perkataan Kawaki sudah keterlaluan.
"Kau tidak menjawab pertanyaanku." Hokage ketijuh atau dikenal dengan nama Uzumaki Naruto tersebut tampak heran dengan tingkah Haru yang tidak biasa.
"Saya hanya kebetulan di sini." Haru melirik Sarada dan Kawaki yang menatapnya curiga. Tatapan yang sudah sering ia terima dari semua orang.
"Oouh Sou, kalau begitu kau bisa bergabung latihan dengan kami datte-bayo!" Naruto tersenyum hingga matanya memicing. Haru terpesona sesaat, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Namun buru-buru gadis itu menyadarkan dirinya.
"Tidak bisa! Dia itu gadis penguntit yang sepertinya ingin meniru metode latihan tim 7!" Kawaki yang memang dasarnya selalu curiga menunjuk Haru.
"Tidak perlu Hokage-sama. " Haru membungkuk pelan hendak pamit. Namun tangannya ditahan oleh Naruto yang merasa ada yang janggal dengan gadis itu.
"Kau tidak boleh bersikap seperti itu Kawaki!" Naruto menggelengkan kepalanya memperingatkan.
"Siapa namamu?"
Haru terdiam sebentar. Ditatapnya mata Naruto yang sama sekali tidak menampilkan kecurigaan. Setidaknya dengan begitu ia merasa dihargai.
"Dia Haru, anggota tim 9." Sarada menjawab karena Haru tak kunjung bersuara. Ia sama curiganya dengan Kawaki tentang Haru. Apalagi anggota tim Haru yang bernama Ryu itu suka mencari masalah dengan Boruto.
"Ooihh aku tahu, kau pasti Haru yang itu kan?" Mata Naruto yang berbinar membuat Haru merasa asing. Maksudnya, ia selalu ditatap benci dan curiga oleh orang lain, namun Naruto sama sekali tidak menatapnya seperti itu..
"Hah apanya?" Sela Boruto tak paham. Ia menatap Naruto dengan heran, sama seperti tatapan Mitsuki, Kawaki maupun Sarada saat ini.
"Yang berhasil menandingi Shinki saat ujian Chunin?"
Haru mengangguk.
●☯☯●
Update lagi.
Lumayan banyak yang baca ya walaupun ga ada yang vote and koment 😂. But Thanks sudah mampir ke lapak ini.
Bantu Share ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto : Behind The Story
FanfictionAnime : Boruto Naruto Next Generation Bahasa : Baku Haru selalu berpikir dirinya adalah monster yang dibuat karena sebuah kesalahan. Terlahir seperti Mitsuki namun dari indukan yang berbeda, membuat Haru merasa ia tak bisa hidup tanpa mataharinya. ...