Episode 4

56 3 1
                                    


Episode 4 : Pertanyaan

"Haru kau ada masalah apa?" Tanya Ryu, gadis berpenampilan norak itu tampak memanggang ikan hasil pancingan mereka tadi. Suasana riuh rendah ketika mereka berkumpul sama sekali tidak mempengaruhi ketiga orang tersebut.

Haru hanya melirik Ryu sejenak, lalu beralih pada Kato. Dia adalah remaja lelaki yang cukup tampan, tatapannya hangat dengan rambut pirang panjang yang sering kali diikat ke belakang. Kesukaannya adalah mengenakan pakaian berwarna hitam. Berbanding terbalik dengan si norak Ryu.

"Tidak."

"Tapi kau sejak tadi diam saja. Aku khawatir kau sedang memikirkan masalah berat." Meskipun norak dan terkesan serampangan, Ryu adalah gadis yang peduli. Dia bahkan tidak ingin ambil pusing dengan sikap menyebalkan Haru, ia tetap peduli apa pun yang terjadi.

Ryu mengipasi ikan yang tengah dipanggangnya sambil memerhatikan Haru yang nyaman dengan kebungkamannya.

"Sepertinya Haru memikirkan masalah membayar kamar sewaan." Kato mengendikan bahu, mulai membantu Ryu memanggang ikan. Khawatir melihat betapa ceroboh nya Ryu ketika satu sisi ikan nyaris gosong.

"Yoo Minna! Kalian bertiga selalu menjauh dari perkumpulan. Ayo bergabung bersama!" Ajak Cho-cho yang tampak mengunyah keripik kentang varian rasa aneh yang sepertinya tidak membuat gadis itu bosan.

"Tidak terima kasih. " Ryu menjawab cepat.

"Eeh Naande?" Tanya Cho-cho bingung.

Melihat tidak ada jawaban dari Ryu, Cho-cho melangkah pergi dan mendekati Boruto yang tengah tertawa bersama Denki dan Iwabe. Sementara Mitsuki tengah mengipasi ikan bakar.

"Boruto, kau tidak mau mengajak Haru bergabung?"

Kawaki yang kebetulan ada di sana langsung menyela. "Gadis penguntit itu tidak pantas bergabung bersama kita. Sudah bagus dia menyisihkan diri bersama tim nya yang norak itu."

Jawaban Kawaki yang pedas diberi tepukan pelan oleh Boruto. "Aku hanya merasa Haru terlalu tertutup. Masalah dia menguntit atau tidak. Kita tidak berhak mengatakan apa pun sampai ada bukti." Wajah Boruto mendadak serius. Kawaki meliriknya dengan ekspresi salah tingkah karena lelaki itu malah teringat hokage ketujuh.

"Mereka bertiga selalu tersisihkan dan menjadi bahan perundungan. Kita seharusnya lebih mendekati mereka!" Cho-cho berpendapat yang malah dibalas gelengan oleh Sarada.

"Mereka yang menyisihkan diri Cho-cho."

Mitsuki menatap wajah teman-temannya yang berdebat mengenai tim Haru. Secara pribadi, Mitsuki sedikit banyaknya tahu alasan Haru tidak mau bergaul dengan siapa pun.

"Ne Boruto, kau bisa mendekati Haru. Ryu dan Kato akan ikut dengan sendirinya saat Haru bisa dikendalikan." Ucapan Mitsuki menciptakan kerutan di kening Boruto.

Boruto mengarahkan pandangannya pada Haru yang tengah mendongak menatap langit dengan tatapan sendu. Ia bisa merasakan kesepian mendalam dari tatapan Haru yang tanpa perlindungan. Sebab biasanya, ia mendapati jika Haru memandangi siapa pun dengan tatapan tajam. Seakan-akan itu adalah perisai untuk melindungi dirinya.

"Aku akan mencoba bicara."
Boruto beranjak dan berjalan ke arah tempat Haru dan timnya berada.

"Haru, ayo bergabung bersama."
Ajakan Boruto seketika mengalihkan atensi Haru yang tengah memandangi langit. Gadis itu terkekeh sinis.

"Bicaramu seakan-akan kau tidak memiliki masalah denganku." Haru tiba-tiba bersuara dengan sinis. Ryu dan Kato saling berpandangan. Padahal sejak tadi mereka sudah berusaha mengajak Haru bicara, malah diabaikan begitu saja.

"Apa masalahmu sih?" Gerutu Boruto mengepal tangannya.

"Hokage ketujuh!"
Haru melompat dan mendorong Boruto hingga dia hampir saja terjatuh kalau tidak menyeimbangkan diri.

"Oii! Haru!"

"Jika kau berurusan dengan ayahku tidak seharusnya kau melampiaskannya padaku! Itu tidak ada kaitannya sama sekali, datte-basa!" Kesal Boruto mengibaskan tangannya tidak terima. Apalagi saat dilihatnya aliran cakra mulai terkumpul di tangan Haru dan sepertinya gadis itu mulai membuat pola jutsu.

"Justru kau lah sumber masalahnya!"

BRAK

"Suiton––"

Belum sempat Haru mengeluarkan jutsu-nya, tubuh gadis itu tertahan oleh kedua tangan Mitsuki yang memanjang dari arah radius lima meter. 

Haru mengepal tangannya dengan kesal ketika semua orang kini menatapnya dengan pandangan seolah-olah dialah sang pembuat onar. Ah iya, faktanya kan memang begitu. Apalagi yang bisa Haru lakukan? Dirinya memang terkenal menyebalkan dan sama sekali tidak ramah.

"Haru!" Ryu langsung melompat merangkul Haru dan membawanya pergi meninggalkan kerumunan.

Sementara itu Boruto menatap punggung Haru dengan penasaran. Sebenarnya apa yang membuat Haru membencinya? Apakah karena Haru memiliki suatu masalah dengan ayahnya?

Boruto harus menanyakan ini pada ayahnya.

Boruto : Behind The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang