TDOL - 03

168 41 3
                                    

Rossy bangun lebih pagi dari biasanya, perempuan itu tampak sibuk di dapur rumah Melvin. Hari ini merupakan hari spesial untuk laki-laki itu dan Rossy ingin mengawalinya dengan menu sarapan yang spesial. Jika dipagi biasanya perempuan itu hanya menyajikan cappuccino atau espresso yang sarat akan susu. Ditemani pastry atau kue kering yang lembut seperti cornetto (semacam croissant tapi lebih ringan) dan biscotti. Kali ini dia telah menyiapkan gnocchi jenis pasta yang terbuat dari kentang diolah dengan saus krim dan kacang polong, setelah menatanya dimeja makan Rossy juga tidak lupa meletakkan jus apel segar di samping piring. Melangkah meninggalkan meja makan menuju pantry untuk menyiapakan menu makan siang untuk dibawa Melvin ke studio.

Buon giorno caro.”
(hello dear)

Rossy menoleh dan tersenyum lebar kearah asal suara, mendapati Melvin sedang berdiri di ambang pintu dapur, bersandar di sana dan mengawasinya. Rambut lelaki itu basah sehabis mandi, namun Rossy menatap kecewa pada penampilan Melvin. Lihatlah  penampilan laki-laki itu jauh dari kata pagi yang cerah dan penuh aura spesial. Celana pendek dipadukan dengan kemeja panjang berwarna biru yang sudah pudar, oh ayolah Melvin hari ini hari pameran seni yang megah dan begitu dia impikan. Harusnya laki-laki itu berpenampilan rapi dengan celana panjang dan jas rapi, tidak berpenampilan seperti gembel yang berkeliaran di trotoar.

Come e’ stato il tuo sonno?” (bagaimana tidurmu?)

Melvin melangkah memasuki dapur, dan duduk di atas kursi dapur, “Tidak cukup lelap.” Gumamnya singkat.

Dahinya mengernyit tidak suka akan hidangan yang berada dihadapannya.

“Tidak ada caffein hari ini, aku tahu kamu tidak cukup tidur. Tapi aku tidak ingin kamu menahan kantukmu dengan segelas caffein. Itu buruk bagi kesehatan...”

Sebuah kecupan singkat dipipi membuat Rossy menghentikan ocehannya, perempuan itu sedang meletakkan sebuah kotak makan diatas meja samping piring Melvin.

“Baiklah, Aku akan istirahat sejenak digaleri sebelum pameran dilaksanakan. Oh ya, Aku akan mengirim salah satu staffku untuk menjemputmu, jangan lupa bawakan satu setel pakaian yang akan ku pakai saat pameran!”

Melvin mulai meneguk jus apelnya, kemudian mengangkat alisnya melihat Rossy yang sibuk dengan sesuatu di atas kompor, “Kamu memasak lagi?”

“Ya. Aku memasak untuk Juliana. Kamu tahu dia baru saja protes jika aku memasak makanan favoritmu, untuk menyumpal mulutnya dia ingin dibuatkan lasagna dengan tambahan banyak keju.”

“Memang dia tidak bisa membuatnya sendiri, dasar gadis merepotkan. Seharusnya Juliana minta buatkan kekasihnya saja, aku tidak ingin kamu keriput karna terlalu lama didapur.” Gerutu Melvin sambil memasukan gnocchi kedalam mulut. Mengunyahnya secara perlahan sambil menikmati rasa gnocchi yang amat sangat enak jauh lebih baik dari restoran langganannya.

Rossy terkekeh “Kamu tau sendiri bagaimana mereka berdua begitu antipati dengan dapur.”

Melvin jadi membayangkan betapa hancurnya rumah mereka jika mereka berdua sampai menyentuh dapur. “kau benar, aku tidak ingin menampung kedua orang merepotkan itu jika rumah mereka hancur berkeping-keping.”

Rossy tertawa melihat raut ngeri pada wajah Melvin, pasti laki-laki itu sedang membayangkan jika dua orang cerewet itu harus tinggal seatap dengannya. Melvin amat suka ketenangan bila sedang berada dirumah, jika ada pengganggu seperti dua orang itu pasti itu amat sangat mengganggu kenyamanannya.

Suara tawa Rossy membuyarkan lamunan Melvin. Suara tawa yang begitu renyah, ceria,  dan mau tak mau mempengaruhi suasana hati Melvin yan dipenuhi ketegangan, lelaki itu tersenyum tipis. Sudah hampir satu tahun mereka tinggal di rumah sederhana Melvin dan mulai merasakan perasaan yang aneh, hingga dua bulan lalu laki-laki itu menjadikan Rossy sebagai kekasihnya.
 
The darkness of love

THE DARKNESS OF LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang