TDOL - 02

185 49 2
                                    

Pernah mendengar tentang Khuldi, sebuah pohon yang dilarang untuk didekati bahkan dimakan buahnya. Adam dan hawa diizinkan memakan apapun yang ada disana kecuali buah dari pohon Khuldi. Entah apa alasannya itu rahasia Sang Maha Pencipta. Pohon Khuldi atau pohon terlarang, pohon yang menjadi sumber pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Namun rumor berkata lain, ada yang berkata pohon itu merupakan pohon keabadian, pohon yang dapat membuat manusia menjadi lupa diri akan identitasnya. Itulah alasan pohon Khuldi tidak tersentuh bahkan oleh iblis sekalipun.

Ada seorang malaikat yang mencuri buah Khuldi sebelum dirinya meninggalkan taman eden. Lebih tepatnya dia diusir secara tidak hormat karna sebuah kesalahan. Ketika melihat pohon terlarang dia mencuri dan membawanya kedunia manusia, tanpa ada yang mengetahui dia memakan buah itu. Dan tebak apa yang terjadi malaikat itu kehilangan identitas dan berubah menjadi manusia seutuhnya. Itulah mungkin alasan mengapa setelah memakan buah Khuldi Adam dan Hawa diusir dari taman Eden, menetap di bumi memulai kehidupan menjadi manusia.

Malaikat itu bernama Juliana, dia mengeluarkan buah Khuldi dari dalam tasnya. “Maafkan aku Rossy, terpaksa aku harus melakukannya.” Dengan sendu Juliana memasukkan buah itu kedalam mulut Rossy.

1

2

3

Tubuh Rossy bercahaya, cahaya yang begitu menyilaukan mata hingga Juliana harus menggunakan telapak tangan untuk membatasi cahaya masuk menembus retinanya. Juliana tersenyum penuh rasa syukur saat melihat kelopak mata Rossy bergerak.

Kelopak mata Rossy bergerak menyesuaikan pupil matanya dengan cahaya terang dari jendela. Matanya terbuka sempurna, Rossy mengedarkan pandangan kesekitar. Dapat Rossy tangkap dia berada disalah satu kamar kosong dirumah Melvin. Kamar itu berwarna keemasan. Seprei sutera yang lembut berwarna putih terasa begitu nikmat membelai kulitnya. Rossy dibuat terbelalak saat menyadari bahwa dirinya dapat merasakan kelembutan seprei tersebut.

“Apa yang terjadi padaku?”

Rossy menatap tubuhnya dengan bingung, Dia semakin mengerenyit ketika Juliana melangkah mendekat dengan tangis haru.

“Syukurlah kau sudah sadar, aku takut terjadi sesuatu padamu.”

Tanpa sempat mencerna keadaan yang menimpanya, Juliana dengan tidak sabar memeluknya begitu erat. Kerutan didahi Rossy semakin menukik, dengan ragu dia membalas pelukan perempuan itu. Rasa hangat itu yang Rossy rasakan ketika tubuh mereka saling bertubrukan. Rasa hangat bukan karna pergesekan dua tubuh tapi rasa hangat yang menjalar hingga kerongga dada, meluap hingga tanpa sadar tetesan air keluar dari sudut matanya. Ini pertama kalinya bagi Rossy merasakan pelukan hangat yang tidak dapat diungkapkan oleh untaian kata.

“Maaf tanpa persetujuan darimu, aku telah merubahmu menjadi manusia.” Juliana melepas pelukannya.

Rossy hanya dapat menganggukkan kepala, menerima permintaan maaf dari Perempuan itu. Apakah dia berhak marah? Rossy sadar diri ini semua akibat perbuatannya. Jika saja dia tidak mencoba menolong Melvin mungkin tubuhnya tidak akan hancur dan dirubah menjadi manusia. Jika dia tidak ingin musnah! Menjadi manusia merupakan keputusan yang tepat. Rossy bukan anggota kelompok dari Jibril yang dapat berubah bentuk sesuka hatinya. Dia hanya malaikat kecil yang ketika dia menolong manusia, Rossy telah melakukan kesalahan fatal. Merusak tatanan takdir manusia dengan mengorbankan energinya.

“Apa kau tidak ingin memakan sesuatu ?” Juliana menyerahkan nampan berisi pancake dengan lumuran madu dan irisan strawberry, ditemani secangkir susu putih hangat.

“Saat aku berubah menjadi manusia yang kurasakan pertama kali adalah lapar.”

Rossy menghela nafas kasar, dia harus membuang pikiran buruknya akan keadaan dan apa yang harus dia lakukan kemudian. Benar apa yang dikatakan perutnya mulai berbunyi, bunyi yang aneh apa ini yang dinamakan lapar. Mulai saat ini Rossy harus terbiasa dengan perasaan aneh seperti lapar contohnya, dia harus membiasakan diri hidup sebagai manusia.

THE DARKNESS OF LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang