4- A Curse

537 96 46
                                    



Ini sungguh mengkhawatirkan. Bagaimana tidak?

Hampir dua jam Mirae menahan rasa sakit dibagian bawah perutnya. Lebih seperti nyeri ingin melepaskan sesuatu di tubuhnya. Iya, dia ingin buang air kecil.

Laki-laki itu sedang menahan rasa ingin mengeluarkan cairan tersebut, kedua kakinya sudah di gosok-gosokkan bergantian dengan betisnya. Melilit kaki satunya.

"Kau kenapa?" tanya wanita yang duduk menyesap kopinya sambil memperhatikan leptop dihadapannya, sama sekali tidak memandang Mirae, tapi tetap saja terlihat samar.

"T-tidak apa-apa."

"Jika ingin ke toilet," Jungkook menghembuskan nafas lembut khas wanitanya sebelum melanjutkan kalimatnya, "Pergilah! Lagipula kau cepat atau lambat juga akan melihatnya." Ucapnya santai.

"Ti-tidak usah, lebih baik a-aku menahannya saja." Sepertinya keringat dingin yang mulai membasahi keningnya sudah mampu membuktikan betapa berusahanya laki-laki itu menahan segala nyeri yang berdenyar hebat pada bagian bawah perutnya. Rasanya sudah tidak bisa ditahan, ingin sekali berlari ke toilet dan melepaskan cairan itu. Tapi raga Mirae tidak ingin melakukannya.

Jungkook tidak terlalu peduli, dia hanya melakukan aktivitasnya seperti biasa. Mencari informasi pada benda pintar yang dari tadi ia pandangi. Mirae juga tidak kalah mengawasinya. Sedang menonton apa dia sampai sangat begitu serius, apa sedang menjalankan misinya atau sedang mencari mangsa untuk diburu.

Namun, seketika Mirae dibuat meringis kala bagian perut bawahnya mengalami keram. Rasa nyeri yang ditimbulkan karena menahan cairan tersebut lebih lama. Rasanya sangat nyeri, bahkan ketika Mirae ingin segera bergegas menuju toilet, ia malah dibuat setagnan karena rasa nyeri yang bergelenyar hebat. Nyeri sekali sampai tidak sadar ia meloloskan desahannya.

Posisinya sekarang tepat di pinggir ranjang sambil membungkuk. Tangannya menahan tubuhnya sembari meremas pinggiran seprei.

"Ahssssh..."

Jungkook yang semula fokus pada leptop jadi menoleh kesamping, menemukan laki-laki yang sedang meringis sambil melilit kakinya sendiri dengan kakinya yang satu.

"Astaga, kau keras kepala sekali sih?" menghampiri Mirae yang sepertinya sudah tidak memiliki kesadaran yang sesungguhnya.

Mirae terlihat gusar dan matanya jadi sedikit buram karena sudah tidak kuat menahn rasa nyerinya.

"Sini kubantu." Menarik pergelangan Mirae yang jari-jarinya sudah mengepal kencang. Sepertinya memang sudah tidak bisa dibendung lagi. Sudah sangat keras dan ingin segera ia keluarkan.

"Jangan mengompol dikamarku!" pekik Jungkook yang ikut kesal karena Mirae sangat keras kepala.

"Kau bisa menutup matamu nanti ketika pipis." Ucapnya sambil menarik laki-laki yang sebenarnya adalah tubuhnya sendiri.

"Masalahnya aku belum siap untuk membasuhnya nanti, iiiih sangat menjijikkan." Ucap Mirae dengan suara beratnya.

"Lebih menjijikkan lagi jika kau malah mengompol disisni bodoh!" Jugkook memukul kecil kepala Mirae dengan tangan mungilnya dan segera memasukkan laki-laki tersebut ke dalam toilet.

"Apa aku harus membukanya juga?" Ucap Jungkook karena Mirae masih menimbang-nimbang ingin melorotkan celananya atau tidak. Ia ragu karena ini pertama kalinya ia menyaksikan sesuatu yang tidak sepantasnya ia lihat.

"Yasudah kau tutup saja matamu, aku akan mengatasinya." Sesegera mungkin jari lentiknya menyentuh celana laki-laki yang sudah berada di toilet.

"Yaaaa, mataku! Kau mau melihatnya dengan mataku?"

ALIBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang