Prolog

1.2K 137 33
                                    

"Segala bentuk Tulisan di cerita ini adalah fiktif belaka, murni dari pikiran penulis. Nama, tokoh, cerita, juga latar adalah karangan penulis. Jika ada kesamaan hanya  kebetulan semata❗"

 Jika ada kesamaan hanya  kebetulan semata❗"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oleh Siti Rohana penulis Devnay

 Ashana baru saja keluar dari ruangan professor Snifellus . Dan menghela napas, lagi – lagi nilainya turun. Kenapa sih hidup damai yang diimpikannya sangat sulit, ini karena ia terpaksa mengambil jurusan yang tidak diminatinya. Ashana mengambil jurusan ini karena tuntutan orangtua nya. Ashana tidak bodoh, juga tidak pintar. Ia sama sekali bukan mahasiswi yang menonjol, ia hanya berharap lulus dengan nilai memuaskan, memuaskan kedua orangtua nya. Dan itu pencapaian yang sangat sulit ia penuhi, bukan sekali dua kali ia harus mengulang mata pelajaran. 

Masih didepan pintu professor  Snifellus, Ashana sedikit menunduk untuk mengusap air matanya. Bohong jika Ashana tidak menangis, ia hanya harus menahannya saja, ia tidak ingin terlihat seperti seseorang yang menyedihkan. Ashana kembali menegakkan kepalanya, samar – samar ia mendengar beberapa perempuan berbisik – bisik membicarakan seseorang. 

“Tampan sekali apakah dia titisan dewa?”

Begitulah kira – kira satu kalimat yang Ashana dengar. Ashana tau yang sedang dibicarakan adalah seorang pria yang sedang duduk di bangku taman menghadap Ruangan Professor Snifellus. Elzio Enver  terlihat sedang fokus dengan buku yang ia baca, tanpa memperdulikan wanita – wanita yang berlalu lalang sambil mencuri – curi pandang padanya.

Ashana tau kenapa Elzio suka mendapat antusias seperti ini di kampus.
Pertama karena dia tampan.
Kedua Elzio jarang berada dikampus dan jarang masuk kelas.
Ketiga karena dia tampan.
Hal umum wanita menyukai pria - pria good looking.

Ashana melihat Elzio , sedikit melamun. Andai ia memiliki otak seperti anak itu, Elzio Enver  yang tanpa berusaha pun nilainya sudah sempurna. Elzio yang jarang mengikuti kelas tapi selalu mendapat nilai tertinggi. Huuh berhasil masuk ke Universitas unggulan seperti Endercall Academy saja Ashana Adora sangat bersyukur, butuh usaha keras, juga campur tangan Papa nya tentunya.

Tanpa sadar matanya bertemu dengan mata seseorang yang baru ia pikirkan. Jarak bangku taman tempat Elzio duduk yang tidak jauh dari ruangan Professor Snifellus membuat  keduanya saling menatap jelas.  Ashana terkejut dan membuang muka lalu pergi dan merutuki dirinya sendiri. Entah kenapa kinerja jantungnya menjadi cepat, Ashana merasa tidak nyaman karena tidak sengaja terpergok Elzio, juga tatapan laki-laki itu yang dalam dan tajam meskipun Elzio tidak berekspresi apa-apa tapi berhasil membuat Ashana merinding. Ashana tidak ingin terlibat dengan seseorang yang populer.

LYSANDER akan menggunakan nama-nama tempat fiksi, nama perusahaan fiksi, dan semua nya adalah fiksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LYSANDER akan menggunakan nama-nama tempat fiksi, nama perusahaan fiksi, dan semua nya adalah fiksi. Tidak menyinggung objek, tokoh atau negara manapun.

Part 1 akan di posting nanti malam.

LYSANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang