Susu kotak Strawberry

494 84 25
                                    

Elzio, sejak kapan ia sudah duduk tepat dibelakang Ashana? Mata mereka saling bertemu beberapa detik.

Mendadak kelas hening bahkan hampir semua penghuninya menghela napas menanti jawaban professor.

"Bravo." Professor bersorak seperti kegirangan.

Lalu kelas mulai ramai membicarakan Elzio yang tiba - tiba berada diantara mereka. setahu Ashana Professor itu tidak suka jika ada yang menjawab pertanyaannya tanpa mengangkat tangan. Tapi yang Ashana lihat professor Snifellus malah memberikan pertanyaan lagi kepada Elzio, bahkan mimik wajahnya terlihat senang karena Elzio dapat menjawab pertanyaannya dengan benar. Mungkin bukan hanya itu, tapi karena ada Elzio dikelas ini.

Mata kuliah professor Snifellus berjalan lancar karena professor Snifellus tidak sampai menunjuk mereka secara acak untuk menjawab pertanyaan. Berkat Elzio mereka semua terselamatkan. Setelahnya professor Snifellus keluar dari kelas karena memang kelas sudah berakhir bersama Elzio.

Sepeninggalan Elzio dari kelas tentu saja suasana kelas mendadak riuh dan beberapa dari mereka langsung membicarakannya.

"Sial, dia memang pintar."

"Dia mengikuti sekte dewa kepintaran atau bagaimana?"

"Memang ada yang seperti itu?"

"Tidak, mungkin saja orangtuanya hanya memasukkan dia ke les privat mahal."

"Kudengar dia tidak punya orang tua."

"Lalu ia lahir dari batu?"

"Kalau Elzio terus mengikuti kelas professor Snifellus, aku akan rajin masuk kelas ini."

Ashana mulai tertarik dengan topik hangat yang membuat keributan setelah kelas professor Snifellus pagi ini. Ashana yakin mereka menahan agar tidak ribut sejak Elzio memasuki kelas yang Ashana tidak tahu kapan, mereka menahan untuk memperbincangkan Elzio karena Professor Snifellus yang memang terkenal killer dan tidak suka jika kelasnya berisik. Dekan sekaligus dosen yang ditakuti seluruh mahasiswa dikampus.

"Teruslah mereka memujinya, aku tidak peduli " Ale berdecih sambil memasukkan buku ke dalam tas nya, rupanya Anne memiliki dendam karena Elzio bersikap dingin padanya.

"Professor juga pilih kasih, hanya suka anak yang pintar walau jarang masuk kelas."

Ya Asha mengakuinya, karena Professor itu suka sekali memarahi Asha.

Berbeda dengan Ale yang memilih tidak mempedulikan topik hangat dikelas professor Snifellus hari ini Ashana justru mulai tertarik pada Elzio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan Ale yang memilih tidak mempedulikan topik hangat dikelas professor Snifellus hari ini Ashana justru mulai tertarik pada Elzio. Elzio biasanya yang jarang masuk kelas tiba-tiba saja sudah mencuri perhatian professor kelasnya hari ini, tepat di belakangnya. Mata hazel itu tadi benar-benar menatapnya. Tapi Ashana berusaha mengubur rasa tertariknya.

Ashana berjalan kaki menuju rumah saat jam kuliahnya selesai. Jarak rumah dan kampusnya tidak terlalu jauh, sebenarnya ia bisa saja naik bus tapi ia lebih senang untuk berjalan kaki.

LYSANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang