Di pagi hari yang redup akibat awan hitam, Nazra berjalan keluar dari rumah dan melihat kakaknya sedang mengelap motor cbr-nya. Nadhira memang sedikit tomboi, jadi dia lebih suka naik motor daripada mobil.
"Mau berangkat dik?"
"Iya," ucap Nazra sambil membuka pintu mobilnya.
Nazra masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin, namun tiba-tiba Nadhira berdiri di samping mobilnya. Nadhira tampak memasang wajah datar, sedangkan Nazra menatap kakaknya dengan heran.
“Ada apa?”
“Kakak cuma mau bilang, mending kamu putusin dia. Kalo sampai ayah dan ibu tau, pasti ayah akan marah, dan ibu pasti sedih. Mau di coret dari kartu keluarga?”
“Ck, aku lagi nggak mau bahas itu. Lagian ini hidup aku, bukan hidup kakak,” ucap Nazra dengan kesal, dia menyalakan mobil dan memundurkan ke belakang.
Nazra segera menancap gas dan meninggalkan kakaknya. Nadhira tampak menghela nafas dan segera menaiki motor cbr-nya. Nadhira memakai helm full face-nya dan menyalakan motor gede itu.
**MuCi**
Sesampainya di butik, Nazra segera masuk ke ruangnya dan melanjutkan pekerjaannya untuk menyelesaikan lima baju batik yang akan dipamerkan di even fashion show, Nazra memang merancang lima busana itu sendiri, bisa di bilang ini adalah baju master piece yang akan dia tampilkan di catwalk.
Di saat Nazra tengah sibuk menjahit pola baju, tiba-tiba pintu ruangnya terbuka dan nampak Nathan yang berdiri dengan tegap. Nazra segera mematikan mesin jahit dan mendekati Nathan.
“Beb, kamu ngapain ke sini? kamu nggak kerja?” Nazra mendekati Nathan dengan senyum lebar.
Nathan tersenyum, tapi Nazra bisa melihat jika ada kesedihan di matanya. Nazra menyentuh lengan Nathan dan menatapnya.
"Hey, Are you okay?"
"Hari ini kamu sibuk?"
"Em, nggak sibuk-sibuk banget sih. Emang ada apa?"
"Temenin aku makan ya," ucap Nathan dengan senyum tipis.
"Kamu belum sarapan? Ya udah kita makan di luar."
Nazra mengambil tas di atas meja dan keluar dari ruangnya bersama Nathan. Nazra mengandeng tangan Nathan dan masuk ke dalam lift, setelah itu mereka berjalan keluar dari butik dan masuk ke dalam mobil Nathan.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di restoran yang letaknya lumayan jauh dari butik. Mereka berdua segera duduk di dekat jendela dan memesan makanan pada waiters.
"Kamu beneran nggak apa-apa? Kamu dari tadi diam aja," Nazra menyentuh tangan Nathan.
"Hem. Aku cuma kangen."
"Kemarin kita baru aja jalan."
"Aku, selalu rindu setiap saat. Nggak ada sedikitpun perasaanku yang berubah untuk kamu," ucap Nathan dengan wajah yang sedikit sendu.
"Kenapa kamu nggak cerita? Aku tau kamu lagi punya masalah."
"Aku, aku baru aja nabrak orang," ucap Nathan sambil menundukkan kepala.
"Astagfirullah. Tapi kamu nggak apa-apa? Terus orangnya gimana, dia selamat kan?" tanya Nazra dengan cemas.
"Hem, dia nggak apa-apa. Aku cuma syok," ucap Nathan dengan senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musafir Cinta (On Going)
AdventureWattys2021 - Spiritual Rasa ini layaknya perahu yang berlayar tanpa arah. Setelah memutuskan untuk menjauh dari pelabuhan lama, kali ini kembali berlayar dan menuju pada pelabuhan yang baru. Tapi kenapa layarnya sangat sulit untuk dikendalikan? - N...