3

1.8K 300 22
                                    

"Selamat pagi" ucap laki-laki dengan hoodie abu-abu itu mengambil duduk di sampingnya tanpa izin.

"Pagi" Renjun membalas tanpa niat melihat sebab sudah tau siapa orang itu.

"Untukmu" Haechan menyerahkan sebungkus roti dan sekotak susu, dan Renjun mengambilnya dengan senyum yang terbit di bibirnya.

"Terima kasih"

Ini sudah 1 bulan setelah perkenalan saat itu, keduanya menjadi akrab layaknya sudah berteman lama. Selalu berangkat dan pulang sekolah bersama, jika salah satunya terlambat pulang, maka yang satu lagi akan menunggu tanpa beban. Bertukar chat atau bahkan telepon tiap malam, bukankah itu pertemanan yang wajar? Ya anggap saja begitu.

"Pulang bersama seperti biasa, aku duluan" setelah mengatakan itu, Haechan turun dari bus. Renjun hanya mengangguk mendengar pernyataan yang hampir setiap hari laki-laki itu lontarkan.

Waktu istirahat Renjun lebih sering ke kantin dengan Mark, masih ingat dengan Mark kan? Laki-laki itu selalu mengajaknya ke kantin saat jam istirahat seperti sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu istirahat Renjun lebih sering ke kantin dengan Mark, masih ingat dengan Mark kan? Laki-laki itu selalu mengajaknya ke kantin saat jam istirahat seperti sekarang ini. Mereka berdua sedang menikmati semangkuk bakso di kantin sekolah.

Aura itu selalu terasa sama menurut Renjun, saat kedua manusia itu memasuki area kantin, suasana yang awalnya memang berisik kini semakin tidak terkendali, suara teriakan dimana-mana.

Jeno-Jaemin. Sepasang kekasih yang paling fenomenal di sekolahnya, ah jangan lupa dengan tatapan benci Jaemin yang selalu ia lemparkan pada Renjun. Mereka menjadi salah satu alasan mengapa Renjun lebih memilih makan dikantin sekarang ini, ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi, sebisa mungkin Renjun menghindari Jaemin. Kalau Jeno, laki-laki itu masih sering menjahilinya saat pelajaran sedang berlangsung membuat Renjun jengkel dan berujung menggeplak tangannya beberapa kali.

"Kak Mark kenapa senang sekali makan dengan laki-laki penyakitan ini?" Renjun berhenti mengunyah baksonya, berusaha menelannya dengan susah payah, kalimat dari  Jaemin berhasil membuatnya tertohok.

"Sssttt jaga bicaramu Na" Mark mengatakannya dengan nada tenang.

"Jeno bukankah kamu bilang dia ini penyakitan?" jeno yang ditanya malah planga plongo seperti tidak mengerti dengan apa yang baru saja kekasihnya tanyakan.

Renjun menatap Jeno menuntut jawaban atas apa yang telah kekasihnya katakan terlebih itu tentangnya, hei Renjun sendiri bahkan tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

"Aku tidak mengatakan apapun, sungguh. Na apa yang kamu bicarakan?"

"Sudah kubilang aku benci kamu masih duduk sebangku dengannya" Jaemin berkata dengan wajah congkaknya tak lupa tangan yang dilipat di depan dada.

Renjun tak habis pikir dengan apa yang ada dipikiran pria bermarga Na itu, mengapa ia masih saja mempermasalahkan kursinya itu yang dia klaim adalah kursi miliknya.

"Baiklah, aku akan pindah" Renjun bangkit dari duduknya dan lebih memilih kambali ke kelas, meninggalkan kantin dan tak lupa diiringi tatapan murid lain yang menatapnya iba? Entah itu iba atau menahan tawa.

Bus [HyuckRen] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang