5

1.7K 277 14
                                    

Malam ini udara terasa semakin dingin, Renjun menutup jendela kamarnya setelah tadi ia buka untuk melihat bulan dan bintang lebih jelas.

Drrrttt Drrrtttt Drrrrttttt

Getaran ponselnya terdengar, Renjun meraihnya dari atas nakas, tertera nama Haechan di layar.

"Sayang udah bobo?"

Renjun tidak menjawabnya, hingga suara Haechan kembali terdengar.

"Njun udah bobo?"

"Kamu pikir siapa yang angkat telpon ini kalo aku udah tidur hah?"

"Hehehe" Hanya kekehan yang tedengar.

"Ngapain telpon?"

"Kangen"

"Basi, aku ngantuk nih, mau tidur"

"Besok sekolah aku jemput ya, naik motor"

"Jangan, rumahku jauh, lagi pula lebih enak naik bus" Renjun menolak karena rumahnya memang terlalu jauh jika Haechan harus menjemputnya, dan lagi Renjun terlalu cinta dengan bus.

"Baiklah sampai ketemu besok, sayang"

Renjun belum menjawab tapi juga tidak mematikan sambungan telepon, masih menunggu Haechan memperbaiki kalimatnya.

"Iya iya gak pake sayang, good night baby"

Sambungan terputus sepihak, tentu saja Haechan yang melakukannya. Renjun menaruh ponsel dan merebahkan tubuhnya untuk ia bawa berkelana ke alam mimpi.

Renjun kembali membuka mata, rasa kantuk yang tadi melanda sekarang justru tak lagi terasa. Renjun hanya diam di atas kasur tanpa melakukan apapun. Berpikir apa yang akan dia lakukan sekarang agar bisa tidur dengan cepat. Bangun dari tempatnya sekarang, berjalan menuju meja belajar. Duduk di kursi dan meraih ipad, tangannya dengan lincah bergerak kesana kemari. Menggambar sesuatu yang entah seperti wajah seseorang mulai terbentuk.

"Good morning baby" Sapaan itu terdengar jelas di telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Good morning baby" Sapaan itu terdengar jelas di telinganya.

"Aku bukan bayi!" Protes Renjun, entah sejak kapan panggilan Haechan makin aneh untuknya.

"Tapi kamu lucu kayak bayi, aku suka"

Renjun memasang earphone ke telingnya terlalu malas adu mulut dengan kekasihnya.

"Ututututu ngambek sini peluk dulu" Haechan memeluknya begitu erat hingga Renjun sulit bernapas.

"Kamu mau bunuh aku ya?"

"Aku tuh mengalirkan kasih sayang ke kamu, bukan bunuh"

Renjun mengehela napas kasar lalu tangannya memberontak dalam pelukan sang kasih. Renjun malas berdebat tapi pacarnya selalu saja memancing emosinya.

Bus [HyuckRen] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang