T | 2

239 33 8
                                    

Ingat Ratenya K+ (terdapat kata-kata kasar dan kekerasan)

◇◇◇

Winwin mendudukkan dirinya di pinggir kolam renang. Tatapannya kosong, membuat Mingyu yang baru saja datang menatapnya heran.

"Kenapa lagi kau?" tanya Mingyu ikut bergabung duduk di pinggir kolam.

Winwin mengabaikannya, dan Mingyu hanya bisa menghela nafas, sabar. Sudah sering menghadapi perasaan temannya yang tidak beraturan. Sebebal-bebalnya Kim Mingyu, ia tidak pernah merasa terbebani dengan kekurangan temannya itu. Seperti takdir atau memang takdir mereka bertiga yang dipertemukan untuk saling membantu dan melengkapi. Semua punya permasalahan masing-masing, tidak ada yang lebih baik dari masalah ketiganya. Tetapi, tidak ada seorang pun yang mengerti dengan sikap mereka yang menyebalkan dan menjengkelkan itu.

"Win, dia sudah baik-baik saja. Kata Jaehyun anak yang dia tabrak seminggu yang lalu sudah boleh pulang, kembalilah seperti semula semua sudah selesai," jelas Mingyu membuat Winwin menoleh ke arahnya.

"Lantas?" singkat Winwin menatap datar Mingyu.

Mingyu mengusak surainya frustasi, ini semua gara-gara Jaehyun. Bahkan anak itu tidak sedikit pun berbicara dengan Winwin yang sedang kambuh.

"Kembalilah ke Sekolah, Jaehyun selalu bolos akhir-akhir ini. Kau yang paling bisa membujuknya kan?" Winwin terkekeh mendengarnya.

"Jaehyun yah? Biarkan saja, dia ingin membuat Ayahnya malu. Jangan khawatir padanya," ujar Winwin yang kini bangkit dari duduknya.

"Kau mau kemana?" tanya Mingyu.

"Kemana lagi? Ayo pergi aku butuh hiburan, sumpek sekali rasanya," ucap Winwin bersemangat namun Mingyu masih duduk di sana.

"Aku-"

"Kau mau belajar lagi? Istirahatlah Mingyu sesekali tidak belajar tidak akan mempengaruhi nilaimu," bujuk Winwin membuat Mingyu mau tidak mau bangkit dan ikut pergi bersama Winwin.

Semoga tidak terjadi apa-apa.

T. R. A. N. S. P. A. R. A. N. 2.

Kun, Doyoung dan Junhui sedang bersantai di sebuah cafe milik Joshua yang di kelola Johnny kakak kelas mereka. Lagipula orang-orang di sana sudah seperti keluarga bagi mereka, jadi jangan terkejut jika mereka kadang saling meledek. Ya, tempat ini juga adalah tempat favorit mereka, selain bisa karena akrab mereka juga bisa kasbon, kadang mereka juga mendapat makanan gratis. Lumayan juga kan. Dan kebetulan setelah pulihnya Junhui, Joshua selaku pemilik Cafe memberikan mereka makanan gratis.

"Makan sepuas kalian biar tambah gendut sana," celetuk Seokmin selaku pekerja paruh waktu di sana.

"Sialan kau mengatai gendut?" garang Doyoung.

"Canda kak, hehe." Seokmin mundur dengan cengir kudanya.

"Santai saja Doyoung, kalau kau makan satu bakul pun aku yakin kau akan tetap tipis seperti ini," ujar Junhui membuat Doyoung menatapnya sinis.

"Kau meledekku juga Jun? Wah kalian menyebalkan sekali," keluh Doyoung membuat Kun dan Junhui tertawa.

"Sudah-sudah kalian makan saja yang banyak, oh iya dagingnya belum di panggang, tunggu di sini kalian," ucap Joshua pergi ke dapur diikuti Seokmin yang memang tadi masih berdiri di sana.

"Waw daging, gagal sudah dietku," dramatis Kun mencubit lengannya yang berotot itu.

"Heh buntal kau makan ramen ini saja sudah buat gendut tahu, jangan dramatis," sinis Doyoung.

Transparan [97l & 96l]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang