T | 1

514 48 12
                                    

Warn : Bijaklah dalam membaca. Di sarankan untuk anak/remaja minimal umur 15 tahun.

*
*

Transparan? Kau tau artinya? Tidak terlihat, ya memang benar. Dan itu menyebalkan sekali. Bagaimana rasanya jika membuat mereka menyesal telah melakukannya? Tidak buruk, bukan?

Pria itu tersenyum lebar seraya menatap lukisannya yang baru saja selesai ia buat. Membuat seseorang yang sedang mengintipnya dari kejauhan ikut bahagia dengan langkah pelan mendekati pria bernama Kim Mingyu itu.

"Maaf dik, ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang staf membuat orang itu berdecak kesal.

"Haha tidak kak, aku ingin bertemu dengan temanku. Itu dia," jelas orang itu sembari menunjuk seseorang yang sedaritadi ia perhatikan membuat staf itu langsung menggeleng.

"Tuan Mingyu sudah mengatakan pada saya bahwa tidak ada yang boleh menganggunya, dia juga mengatakan pada saya untuk tidak membiarkan siapapun mendekatinya walaupun yang datang mengaku-ngaku sebagai teman atau sahabatnya," jelas stafnya membuat orang itu alias Kun mendengus.

"Pelit sekali, katakan padanya yang datang adalah sahabatnya," ucap Kun membuat staf itu tersenyum.

"Silahkan keluar dari sini dik!" usirnya sembari mendorong pelan Kun keluar dari tempat kursus melukis itu.

Yang bernama Mingyu itu melirik sebentar sebelum kembali melukis beberapa objek yang ditugaskan padanya. Sekedar informasi melukis adalah hal yang berguna bagi Mingyu, dengan melukis dapat membuat dirinya sedikit tenang dan tidak melampiaskan kemarahannya lagi kepada seseorang.

"Jun aku minta maaf, si sombong itu benar-benar tidak bisa tersentuh," adu Kun membuat Jun yang terus saja menatap Mingyu dari luar terlihat murung.

"Tidak apa-apa, terimakasih sudah mau repot untuk mendekatinya sumpah aku malu," ucap Junhui membuat Kun tersenyum ia mengusap sayang surai sahabatnya itu.

"Ei tidak apa, aku juga penasaran dengannya. Sudahlah Jun lebih baik kita balik.

Kun menarik tangan Junhui menjauhi tempat kursus melukis itu. Melihat tidak ada yang menguntitnya lagi Mingyu berdiri dan membereskan perlengkapannya membuat staf yang tadi langsung membantunya.

"Anaknya beda bukan seperti yang biasa, tuan muda benar-benar tidak ingin melihatnya sekali saja?" tanya staf itu membuat gerakan Mingyu terhenti.

"Tidak penting lagipula aku sudah punya kak Wonwoo, aku hanya akan menatapnya sampai kapapun," ujarnya setelah selesai. Ia membungkukkan badannya sebelum meninggalkan staf itu.

"Anak itu benar-benar persis seperti kakaknya, memyebalkan sekali."

T r a n s p a r a n

Winwin merangkul Jaehyun yang sedang mendudukan dirinya di pinggir lapangan basket. Ia baru saja selesai bermain basket dengan yang lain sedangkan Winwin hanya menjadi tim hore di bangku penonton.

"Jaehyun kau tahu Doyoung?" tanya Winwin tiba-tiba membuat Jaehyun menatapnya.

"Apakah penting aku mengetahui hal itu?" dingin Jaehyun membuat Winwin tertawa kecil.

"Kalian seram sekali, Doyoung dibully karena menyukai dirimu bodoh. Beri dia sedikit kompensasi untuk pindah, setidaknya kalau dia bunuh diri kau tidak terlibat," usul Winwin membuat Jaehyun mengepalkan tangannya erat.

"Sialan hahahaha benar juga, tumben kau pintar," jawab Jaehyun bangkit dari duduknya setelah menoyor kepala Winwin pelan.

"Tentu saja aku berguru dengan Mingyu, dia memang paling top menyiksa psikis seseorang hahaha," ejek Winwin membuat langkah Jaehyun terhenti.

Transparan [97l & 96l]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang