T | 3

181 29 3
                                    

Warn : Sebenarnya ini lebih ke brothership sih melihat stok book brothership mereka sedikit bahkan g ada sama sekali :( jadi aku buat. Maaf yah guys kalau mengecewakan :)

***

Hari ini Kun datang lumayan awal untuk mengerjakan hukumannya, ia baru saja selesai keliling lapangan upacara. Di sebelahnya ada Winwin yang juga sedang duduk di sampingnya.

"Kau sudah menyesal?" tanya Kun tiba-tiba membuat Winwin menoleh ke arahnya.

"Menyesal? Memangnya aku pernah buat salah padamu?" tanyanya dengan datar.

"Kau kenapa sih? Suka sekali bersikap seperti itu pantas saja banyak yang menbenci sikap kalian," lontar Kun membuat Winwin tertawa kecil.

"Kalau tidak tahu apa-apa lebih baik diam saja. Lagipula aku tidak minat menjelaskan apapun kepadamu," ujar Winwin bangkit dari duduknya.

"Kalian pikir yang hidupnya berat cuman kalian saja? Dan kalian pikir yang menderita cuman kalian saja, ternyata kalian gila simpati yah," ungkap Kun membuat langkah Winwin terhenti.

"Jaga ucapanmu," geram Winwin.

"Oh, iya Nenekmu hampir ditabrak tuh sama sohibmu bisa-bisanya kau tidak marah padanya. Kalau tidak ada Jun mungkin Nenekmu yang bakal di rawat kemarin," tambah Kun membuat Winwin mengepalkan tangannya dan satu tangannya mencengkram kerah Kun kuat.

"Aku bilang jaga ucapanmu sialan!" serunya dengan wajah yang memerah menahan amarah.

"Sicheng seharusnya kau sadar dong, Jaehyun itu selalu memberi pengaruh buruk padamu. Oh, iya aku dengar-dengar Hyunjae itu adik angkatnya yah? Wah menarik juga," ucap Kun membuat Winwin ingin sekali menghajar pipi yang masih lebam itu.

"SIALAN AKU BILANG JAGA UCAPANMU!" teriak Winwin mendorong Kun hingga terjatuh di rumput.

"Itu semua faktakan? Jawab aku Dong Sicheng!" Kali ini gantian Kun mencengkram kerah Winwin.

"Jangan ikut campur masalah orang dong, kau tidak mengerti apa-apa dasar tolol," sahut Jaehyun yang baru bergabung membuat Kun dan Winwin menoleh ke arahnya.

"Kalian mau berkelahi lagi? Aku bisa membuat video dan mengirimkan ke Guru Lee," ancam Bangchan yang baru datang juga.

Winwin yang mendengar itu menghentakan tangan Kun supaya cengkramannya terlepas. Ia membersihkan seragammya sembari melirik sinis Kun yang sekarang duduk anteng di bawah.

"Aku duluan bersihkan toilet. Cepatlah menyusul Je," pamit Winwin meninggalkan ketiganya.

Bangchan menyimpan ponselnya dan melaksanakan hukumannya meninggalkan Kun dengan Jaehyun yang masih ada di tempat semula.

"Bukankah si Doyoung-Doyoung itu sudah memberitahumu untuk tidak menghiraukan kami lagi? Mentang-mentang kau kenal Keluarga Winwin, kau bisa membahas hal privasinya dengan seenak jidatmu?" sindir Jaehyun yang mendapat tawa ledekan dari Kun.

"Mentang-mentang yah? Jelas aku lebih lama kenal dengannya, kau yang membuatnya berubah begitu mana bisa aku terima. Winwin yang dulu tidak seperti ini Jung Jaehyun," kesal Kun.

Kali ini Jaehyun yang tertawa kecil, ia menatap tajam pria Qian itu. Bangchan yang penasaran sembunyi-sembunyi merekam keduanya, namun baru saja ia menekan tombol merah ponselnya sudah terpental ke bawah.

Tak

"Kau mau merekam apa bodoh?" tanya Doyoung dengan raut wajah datarnya, Kun yang melihat kedatangan Doyoung akhirnya mengabaikan Jaehyun dan menghampiri temannya itu. Jaehyun melirik sinis punggung itu seraya tersenyum miring.

Transparan [97l & 96l]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang