T | 6

217 25 6
                                    

*P/S : Sekali lagi maaf kalau fanfic ini tidak sesuai keinginan kalian :) ini brothership paling mentok ya bromance.
Rating : K+

****

Doyoung menatap hasil tes rumah sakitnya dengan seksama. Ia bernafas lega saat mengetahui semua baik-baik saja, dokter yang ada di depannya kemudian memberikan dia sebuah resep.

"Karena kau kelelahan, sebaiknya jangan terlalu memaksakan dirimu yah. Ini resepnya minum sampai kau pulih," ujar Dokter itu membuat Doyoung tersenyum lebar.

"Terima kasih dokter, hampir saja aku jantungan kalau ada apa-apa padaku, ah pokoknya terimakasih banyak," lega Doyoung membuat Dokter Lim tersenyum.

"Ah iya satu lagi, jangan self diagnosis, jangan lupa beritahu kawan-kawanmu agar mereka tidak khawatir," nasihat Dokter Lim membuat Doyoung mengangguk.

"Tenang saja aku akan beritahu, aku pamit yah. Sampai jumpa!"

Doyoung keluar ruangan dokter dengan senyum lebarnya. Dia tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi mulai sekarang dan dia pastikan akan menjelaskan ini semua pada kedua sahabatnya.

Dengan riang Doyoung melangkah menjauhi ruangan itu tetapi langkahnya terhenti ketika berpapasan dengan pria yang akhir-akhir ini sedikit berubah. Pria itu dengan sok kerennya memasukan tangan ke saku celana depan, ck.

"Ternyata benar yah?" tanyanya membuat Doyoung bingung.

"Apa sih, kau tidak jelas," dingin Doyoung.

"Aku tidak akan minta maaf padamu bagaimana pun juga, setidaknya kau harus tetap hidup yah," ucapnya sembari menepuk kepala Doyoung sebelum pergi meninggalkan Doyoung yang masih membeku di tempatnya.

"Kim Mingyu sialan!"

[]TRANSPARAN []

Kun menaikkan satu alisnya bingung menatap Winwin yang menunggunya di depan gerbang. Ah, sejak kapan hubungan mereka jadi sedekat ini lagi?

Ia melangkah menghampiri anak itu dan menatap Winwin dari atas sampai bawah. Winwin yang bodoamat langsung memakaikan Kun helm membuat pria itu tersentak.

"Ada apa denganmu?" tanya Kun masih memproses kejadian saat ini.

"Kau yang kenapa? Pipimu membiru tuh," jawab Winwin seadanya sambil memasukan kunci dimotornya.

Kun yang sadar langsung memegang pipinya membuat Winwin terkekeh. Astaga Kun benar-benar rindu persahabatannya dengan Winwin. Ada apa gerangan pria itu bersikap seperti ini lagi?

"Sampai kapan berdiri disitu? Ayo berangkat bersama!" ajak Winwin menarik tangan Kun naik keatas motornya.

"Masih sering cekcok dengan Ibu dan Ayah mu? Sudahlah turuti saja kau sekolah di China kenapa repot-repot sekolah di negara orang?" tanya Winwin dengan suara yang cukup nyaring agar terdengar oleh Kun.

"Aku ingin disini saja, aku akan mewujudkan cita-citaku bersama Doyoung dan Jun," jawab Kun tak kalah nyaring.

Winwin melirik sekilas ke arah Kun dan dengan cepat menekan rem motor membuat pria dibelakangnya terhantuk.

Transparan [97l & 96l]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang