Episode: 8

788 74 3
                                    

Poster acara seminar kesehatan dengan tema kesehatan anak tampak ditempelkan dengan ramai di sepanjang gedung ramah anak di salah satu pusat Kota Namyangju hari ini. Demi mendukung acara seminar kesehatan yang cukup besar dan bergengsi tahunan. Tidak kalah meriah dari tahun-tahun sebelumnya juga dengan merayakan hari anak di Korea Selatan, seminar kali ini juga dihadiri oleh para pembicara yang juga tidak kalah kerennya. Salah satunya adalah Jisoo.

Bersama para peserta seminar lainnya di audirorium, Seungcheol juga turut bertepuk tangan meriah penuh rasa bangga melihat Jisoo yang tengah berdiri di panggung depan sebagai pembicara hari ini.

Menyadarkannya kembali bahwa setelah delapan tahun berlalu sejak pertemuan pertamanya dengan pria manis itu. Jisoo sama sekali tidak tampak berubah. Masih Jisoo yang sama yang dikenalnya saat lelaki cantik itu masih duduk di bangku kuliah. Jisoo yang ambisius, Jisoo yang keras kepala untuk mewujudkan semua yang ia inginkan. Jisoo yang selalu bekerja sangat keras untuk mencapai impiannya. Juga Jisoo yang selalu mengajarinya untuk tidak pernah menyerah dalam mimpinya.

Jika dahulu Seungcheol menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan Jisoo hingga sampai pada titik ini. Maka hari ini rasanya ia begitu bangga melihat Jisoo akhirnya berhasil mewujudkan semua mimpinya. Menjadi dokter yang sangat hebat dan berdiri di hadapan banyak orang dengan inspirasinya.

Dirinya jadi mengingat kembali bagaimana perjalanan mereka dahulu untuk saling mendukung satu sama lain. Sebelum berada di titik ini, ada banyak tangisan dan air mata bahagia yang mereka berdua jalani berdua. Menyelesaikan kuliah bersama, lalu mencoba peruntungan pekerjaan yang juga tidak mudah, kisah long distance relationship setelah kepergian Jisoo ke Inggris untuk kuliah spesialis, dan hingga hari ini.

"Cheol-ah!!"

Hari itu Seungcheol masih ingat sekali, Seoul sedang tertutup salju di kala musim dingin. Dan hari itu juga merupakan hari pertamanya bekerja di sebuah perusahaan entertain. Hari pertama Seungcheol menitih karirnya.

"Soo-ya? Kenapa kau di sini?"

Di depan sebuah gedung pekerjaan dan jalanan Seoul yang tertutup gundukan salju, Jisoo tiba tiba menghampirinya sambil cemberut.

"Kau melupakan roti sarapanmu, lagi! Dan juga astaga dasimu miring tau! Sini biar aku perbaiki." Jisoo langsung memberi paksa roti yang dia bawa di genggaman tangannya. Lalu berlanjut membenarkan dasi bergaris abu abu itu di kemeja miliknya.

"Kenapa repot sekali menyusulku kesini. Aku masih bisa membeli sesuatu untuk sarapan, kan?"

"Tidak! Hari ini hari pertamamu bekerja! Setidaknya awal yang baik akan membawa segala hal baik." Ucapnya tidak mau dibantah.

Membuat Seungcheol akhirnya mau tidak mau mengangguk setuju. "Baiklah, aku akan bekerja dengan keras, untukmu."

Membuat Jisoo kembali cemberut malas, walaupun kemudian tertawa. "Berhenti membual, dan bekerjalah! Aku tunggu gaji pertamamu!"

"Aish, kekasihku ini." Seungcheol pura pura mendengus malas. Tapi justru sama sekali tak membuatnya terlihat marah dan kesal, buktinya Jisoo malah menertawainya.

Membalas pelukan lelaki manis itu yang tengah mengeratkan tautan lengan ramping miliknya di lehernya.

"Semangat bekerjanya! Aku mencintaimu, Cheol-ah."

"Aku lebih mencintaimu."

Membiarkan mereka berdua untuk saling menempelkan kedua bibir saling mengecup lembut. Saling memeluk dan menempelkan kening masing-masing di bawah Kota Seoul yang masih menurunkan hujan rintik saljunya menjelang penghujung tahun.

Fate • [cheolsoo](√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang