Bagian 16

263 33 9
                                    


___________________________________________

"Apa kau tau, aku menyisakan dua orang khusus untuk penutupnya" bisik lelaki itu membuat bulu kuduk siapun pasti akan berdiri jika mendengar suaranya.

"Apa maksudmu" Ash hanya menatapnya tajam Tak mampu lagi untuk melawan.

"Bawakan kemari!"

Lagi lagi sebuah kerangkeng yang ditutupi Kain hitam didorong masuk, di depan kursi-kursi penonton. Dan dari arah yang lain Bones dengan muka polosnya yang penuh darah dan jugs baju yang koyak Tak beraturan dipaksa berjalan dengan kaki nya yang bergetaran di setiap langkah. Di belangannya dipandu oleh seorang tukang pukul yang siap dengan palu besinya, menunggu perintah sang majikan kapan waktunya bertindak.

Sementara Eiji fokus pada lelaki yang mendorong kerangkeng yang tertutupi itu
"Yama moto" Eiji menyipitkan matanya mengurangi intensitas cahaya lampu agar dapat melihat dengan jelas orang yang mendorong kerangkeng berisi entah apa itu.

"Sekarang, buka tirainya" lelaki itu tertawa melebarkan bentangan tangannya dengan senyum sumringah di depan para mayat yang bertumpuk di kursi penonton.

Yamamoto melepaskan Kain hitam yang menutupi kerangkeng lalu ia bersiap membuka gembok kerangkeng tersebut.

Mata keduanya membelalak, Eiji tak kurasa lagi membendung teriakannya. Meskipun Tak ada suara yang adalah keluar dari kerongkongannya, Eiji tetap meronta hendak mendekati Sing yang menggila di dalam kerangkeng.

"Kudengar sebelumnya teman kalian ada yang seperti ini juga ya? Nostalgia ya"

"Mulutmu nostalgia! Kau! Kau adalah iblis!" Eiji bersusah payah memakinya namun sepertinya Tak berguna karena senyuman lelaki itu malah semakin melebar.

"Bagaimana mungkin dia membuat Sing menjadi salah satu monster itu" Ash mengepalkan tangannya.

"Sing!! Sing!!! Sadarlah!! Sing!!!" Sorak Ash.

'buagh'

"Dian kau bodoh" lelaki it menatap tajam ke arah Ash

"Masukkan yang satu lagi"

si tukang pukul dengan cepat menendang Bones hingga masuk dalam kerangkeng bersama dengan Sing yang sudah terinfeksi banana fish.

"Lepaskan dia! Kau Gila! Dia bisa mati! Lepaskan! Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan!" Mata Ash merah menyala, namun hatinya sangat takut dan terus menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi.

Tidak ada respon dari lelaki misterius itu. Ia malah menjentikkan jari yang disusul oleh pergerakan Sing yang seperti hewan buas.

Bones yang memang sudah Tak memiliki tenaga lagi jatuh dalam sekali sambaran, tubuhnya dikoyak dengan gigi-gigi lancip milik Sing. Darah muncrat ke mana-mana hingga dari dalam kerangkeng tersebut darah mengalir keluar hingga jatuh di lantai.

"Bones, Sing" Eiji nampak semakin Tak kuat di pangkuan Ash. Melihat kedua sahabanya saling membunuh seperti itu.

Sing sudah bukan Sing yang ia kenal, ia adalah orang lain. Seonggok monster, mesin pembunuh akinat banana fish.

Ash bersumpah dalam dirinya untuk benar-benar menuntaskan semua masalah tentang banana fish ini.

Eiji, menggenggam celananya erat, menahan kepalanya yang semakin tersa berat dan punggungnya yang berasa seperti ditusuk-tusuk oleh ribuan mata pisau.

Meskipun sudah di bendung oleh tangan Ash, luka di punggunya Tak akan bisa bertahan lebih lama lagi.

"Bagus Yamamoto" puji lelaki itu lalu mengisyaratkan bawahannya itu untuk naik ke atas panggung bersamanya. Yamamoto menurut.

"Dia, benar-benar Yamamoto?" Tanya Eiji lirih

"Penghianat!" Sorak Ash

"Nah, sekarang Yamamoto" lelaki itu memberikan sebuah pistol dari saku belskangnya yang terlihat mengkilap di bawah cahaya lampu.

"Cari bagian vital pria yang kau sebut-sebut sebagai sahabat itu lalu tarik pelatuknya. Mengerti?" Lelaki itu layaknya memberikan perintah pada anak sd, tanpa rasa berdosa membunuh orang lain untuk melakukan psmbunuhan.

"Aku mengerti" agaknya Yamamoto telah mabuk dengan pujian dari Bos nya itu, hingga kehilangan akal sehatnya.

Berjalan dengan langkah gagap mendekati Eiji yang sudah pucat banyak kehilangan darah, Yamamoto menodongkan pistol itu telat di depan jantung Eiji yang sudah berbaring pasrah.

"Yamamoto kau sialan! Kami sudah mempercayaimu dan menganggapmu sebagai sahabat! Sialan! Hentikan brings*k!" Ash berkali kali mengingatkan namun tak digubris oleh Yamamoto.

"Ash, tetaplah hidup dan capai keinginanmu untuk hidup layaknya orang normal. Jika kau bisa keluar dari sini, kumohon tinggalkan dunia suram ini dan mulailah kehidupan baru di Jepang. Kau bisa menggunakan rumah ku untuk kau tinggali" Jemari Eiji menyentuh pipi Ash memberikannya kenyamanan di setiap sentuhan lembut itu.

"My soul is always with you, Ash"

'dor' Yamamoto menarik pelatuknya. Eiji menutup matanya bersiap menerima peluru itu.

"Pada akhirnya kau juga mengikuti jejak mereka ya, Aslan Jade Callenreese" lelaki it tersenyum melihat Ash yang membungkuk di atas Eiji.

Dari ujung bibirnya setitik darah merah mulai keluar, begitu pula dengan darah dari peluru yang langsung menembus jantungnya.

"our souls will always be together, Eiji" Ash tersenyum sebelum pandangannya kabur dan kemudian memutih beriringan dengan wajah tersenyum Eiji yang mulai kabur dari pandangannya.

-----------------------------------------------------------------

Hahhh OTW bagian terakhir(๑•﹏•)
Gimana ceritanya? Gaje ya?
Hehe maap(っ˘̩╭╮˘̩)っ

Jangan lupa kritik sama saran ya, Chaa butuh banget soalnya•́  ‿ ,•̀

___________________________________________

BESIDE YOU [Ash & Eiji Next Story'] |Completed✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang