8. Kemarin

7 1 0
                                        

Memang kita pernah ada walau di rasa yang tak pernah ada, mungkin ada namun tak sama.

Di saat yang lain sibuk memperjuangkanku, aku malah memperjuangkanmu yang bahkan menyia-nyiakanku, entah siapa yang bodoh namun memang tak pernah adil. Kenapa aku tak bisa menyayangi orang yang memperjuangkanku dan aku menghabiskan tenaga untukmu yang tak pernah menoleh ke arahku? Mereka bilang aku bodoh karena memperjuangkanmu, namun mereka bilang juga kamu bodoh karena menyia-nyiakanku.

Aku pernah seberjuang itu untuk kita, sampai akhirnya menyerah. Api asmaranya kini padam tak akan pernah menyala lagi dan ku harap kamu bahagia. Kamu pergi namun sebenarnya akulah yang pergi, aku tak lagi akan menyapa dinginmu, aku tak lagi akan menemuimu, aku tak lagi akan memikirkanmu, melupakanmu sudah  sebuah keharusan.

Maaf aku membencimu, sikapmu kemarin menyakitkan.

Dinginmu membuatku sadar, harusnya kuberikan usaha dan sabarku pada orang yang memberikan perhatiannya padaku tak seperti kamu yang bahkan tak memikirkanku, merasa bodoh karena kemarin menyayangimu yang tidak butuh aku.
Aku terlalu ingin serius untukmu yang sedang ingin bermain.

Teracuni kata manismu adalah hal paling menyesalkan dalam hidupku.

Besok - besok aku tak ingin lagi bertemu orang seperti kamu apalagi kalo itu kamu.
Duh, tolong jauh - jauh dariku ya!

Tutur LogikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang