Jumat Berkah

9 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•||cari saja sendiri bagaimana rasanya||•

Kroma lamur yang kemarin kubungkus ranggas kembali terbuka. Kotak kecil kenangan dirimu masih apik tersimpan dalam ruang hampa.
Kau hambar, kukemam dalam dilema sejenis cinta, atau sayang, atau rindu, atau candu. Menjijikan.

Kusendat ingus rikuh yang kontan antri berjajar. Entah sebab kita jarang ketemu atau memang aku tak pernah mengharapkanmu lungsur dalam dimensi waktu.
Alismu masih tegas menukik tajam saat orang-orang ricuh berseliweran.
Mata sehatmu masih tandang bersinar-sinar meski baskara angkuh tegaskan kekuasaan.

Masih orang yang sama di balik masker putih berstelan seadanya ala-ala anak jadun tak kenal gaya. Hanya baju pucat keseringan dicuci yang kau kenakan. Kontras melintas bersama kuda pemakan bensin yang kau bawa.

Lusa kemarin ibumu datang padaku, eh. Ia menukar barang selayaknya aku yang siap menukar statusku, ahay. Tidak tidak.
Jelas itu perbuatan sebrono tolol tak berkedaulatan.

Jelas dadaku mendidih saat sadar kau tak disini, hanya dia_si bulao_ yang temanmu bawa untuk sang mama. Dan terjerumus kedalam pikiran kotor bertanya-tanya, 'kau sedang apa?'

Di perempatan hari Jumat netramu masih memikat untuk kukunci dalam pandangan busuk ini. Si jantung sialnya bekerja terlalu keras hingga tak apik sampai meletup-letup hampir meledak.

Kau disana berwarnakan merah cerah simbol bahagia. Jumatku semakin menarik saat koronamu hanya bergulir mengaduk sekitar selayaknya bola-bola.

Tetap mengagumimu yang mudah untuk kulakukan. Tak menyapa meski hasrat ingin memanggil. Kudiamkan saja dirimu di sebrang etalase toko barang barter yang kujaga.

Menggugah selera walau hanya kupandang-pandang tak bersuara. Aku hanya melipat bibir saat sadar sensasinya begitu memikat. Duduk berpangku dagu di radius tiga setengah kira-kira.

Seandainya saja batu hitammu melipir sedikit ke arahku, pasti akan kulambaikan salam lima jari. Tapi, indahnya dirimu di telan kerumunan takkan sanggup bila tiba-tiba kau temukan diriku yang aksa di lahap daksa.

Nikmat yang kurasa begitu tegas melalap semua norma. Sialan sekali sebab masa tak mengizinkanku berlama-lama merasakannya, kau pergi meninggalkan jejak seharga muram yang kembali menyapa. Tapi tak apa, sebab itu sudah lebih dari cukup untuk kembali membuat nafas tercekat memikirkan si brengsek eceng yang tetiba meluap memenuhi rongga dada. Dasar sialan mengagumkan.

Aku merindukanmu. Sangat.


09 Juli 2021

Thirddxs

DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang