◛⑅·DAY 3

944 172 10
                                    

Hari ketiga di rumah sakit. Sanzu terbangun dengan keringat yang bercucuran. Ia bermimpi Rindou marah padanya karena menjatuhkan diri dari tangga.

Terlihat memalukan tetapi Sanzu sedikit cemas. Cemas saat Rindou terbangun Rindou akan sangat marah pada nya. Dan beberapa hal lain juga yang membuat ia sedikit cemas.

Ia akan pulang siang ini.

Sanzu sebelum nya belum pernah tidak nekat, tapi setelah dia memimpikan Rindou yang sangat marah ia harus mengubur dalam-dalam pikiran itu untuk tidak lagi membuat tubuh nya cedera.

Tapi jika Sanzu nekat mungkin ia sudah terjun dari lantai 3 rumah sakit. Tapi tidak seperti itu. Jika ia terjun ke lantai bawah mungkin kondisi nya lebih parah dari Rindou, dan bisa aja meninggal di tempat.

Dan mungkin Rindou akan marah besar padanya.

Kamar nya terbuka sedikit, dan menampilkan wajah Kakucho.

Ya Kakucho datang bersama Mochi lagi.

Wajah Kakucho sangat menaruh curiga pada Sanzu.

"Lo harus pulang hari ini. Awas lo macem macem lagi." ancam kaku.

"Iya iya."

"Nih sarapan dulu." Mochi menyiapkan bubur ia dan Kakucho beli di pinggir jalan. "Kata Kaku bubur di kantin RS hambar udah gitu mahal, yaudah tadi sekalian mampir."

Saat Mochi ingin membuang plastik bubur ia melihat beberapa pil obat Sanzu yang berada di tempat sampah "Obat nya kenapa lo buang."

"Pait."

Mochi yang mendengar hanya menghela napas berat.

"Halah pait-pait lo dulu candu obat nggak ada tuh lo ngomong pai— Aww!" Pekik Kaku karena tangan nya dicubit Mochi.

Kaku ingin protes tapi tidak jadi karena pelototi Mochi

"Yaudah deh gue minta obat nya lagi, abis itu kita pulang." Ucap Kaku tiba-tiba.

"Nanti siang Kaku." Mochi mengoreksi.

"Lebih cepat lebih baik." tutur Kaku final sambil menutup pintu.

__

"Nih, obaa— kok kosong?" Kaku keheranan saat ia kembali ke kamar Sanzu tidak ada satu orang pun di sana. Kaku langsung pindah ke kamar rawat Rindou ternyata mereka berdua di sana.

Sanzu yang sedang menatap sendu Rindou terkejut tiba tiba kaku datang menariknya.

"Minum. awas dibuang lagi! Minum nya satu-satu biar nggak meninggal." Kaku sambil menaruh obat di nakas.

Sanzu hanya menurut ia meminum obat satu persatu, Kaku sudah mengancam dia bisa apa.

"Kak gue nggak mau pulang." Tutur Sanzu lesu.

"Nggak usah aneh-aneh. Disini ada Mochi jagain Rindou. Ayo pulang." Kakucho menggenggam lengan nya

Sanzu hanya menghela nafas pelan.

"Chi titip Rin ya." cicit Sanzu pelan.

Mereka berdua sekarang berada di mobil perjalanan pulang ke markas Bonten yang menjadi rumah Sanzu selama beberapa tahun belakangan.

hening.

Sanzu melamun. Kakucho fokus menyetir.

Kakucho bersuara "Lo takut sama Ran?" hening Sanzu tidak menjawab karna masih terlarut "San?"

"Iya gue takut, dari awal semua ini salah gue." kata Sanzu pelan.

"Gue paham perasaan lo, tapi ini semua hak nya Rindou buat nyelamatin elo kemaren. Jangan terlalu merasa bersalah." tutur Kakucho.

Tidak terasa mereka berdua sudah sampai di markas Bonten kriminal terkuat di Tokyo, sekaligus rumah Sanzu dan rekan rekan yang lain.

Kakucho melihat Sanzu kesusahan saat turun dari mobil.

"Pegangan sini." samber Kakucho sambil menarik lengan Sanzu. Kakucho menuntun Sanzu sampai depan pintu markas.

Saat di buka Sanzu di sambut oleh full member Bonten. minus Kaku, Mochi, Rin dan dirinya.

Di sana ada Ran juga yang menatap nya datar, membuat dia makin bersalah dan takut.

Sanzu langsung bergegas menuju kamar nya, sesampai Sanzu di kamarnya ia mengerutkan keningnya. Kamarnya seperti ada yang berbeda, setelah Sanzu mencerna apa yang dia liat ia tau apa yang kurang dari kamarnya.

Benda tajam.

Benda benda berbahaya yang selalu ia bawa kemana-mana dan kapan pun Sanzu pergi kini menghilang dari kamar nya.

Tapi tidak Sanzu bawa pusing.

Karena kepala nya sedari awal sudah pening.

Pada akhirnya Sanzu merebahkan diri diatas kasur nya itu dan perlahan terlelap.

Udah segini dulu nanti lagi

Sampai ketemu di hari keempat.

₊❏❜ 7 Day ╹RinzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang