5

277 9 0
                                    

Disinilah akhirnya Alena menunggu Kaisar, sesuai dengan permintaannya, Parkiran.
sudah 10 menit tapi Kaisar belum juga menunjukkan batang hidungnya. Alena ragu jika perkataan Kaisar saat jam istirahat tadi serius.

Terdengar dari jauh suara sekelompok cowok sedang bercanda dan berjalan menuju parkiran. Alena mengamati sekumpulan cowok tersebut, tidak salah lagi mereka adalah Geng Verenor. Alena merasa tidak nyaman karena parkiran sudah sepi dan hanya terlihat anak cowok termasuk Geng Verenor itu sendiri.

Daripada dicap yang tidak-tidak Alena membalikkan badan segera pergi menghindari kerumunan Verenor. Tetapi sayang, mata Kaisar lebih peka tentang kehadiran Alena diparkiran. Dirasa Alena akan pergi, bergegas Kaisar berlari dan langsung menahan tangan Alena.
"Kenapa pergi?" tanya Kaisar saat Alena membalikkan badannya menatap dirinya.

Alena berpikir mencari alasan yang masuk akal agar tidak terlihat malu di hadapan cowo tersebut.
"Gue kira lo gak datang, yaudah gue mau pulang" ujar Alena.

"Tadi gue udah bilang tunggu gue. gue gak mungkin ingkar janji" jelas Kaisar.

"Yaudah lepasin tangan gue dong" Kaisar tidak sadar jika dia masih menggenggan tangan Alena.

Kaisar terkekeh melihat tingkahnya itu
"Takut lo kabur lagi"
Alena hanya berdecak kesal menanggapi ucapan Kaisar. Baginya meladeni tingkah dan ucapan Kaisar hanya membuang-buang waktu bagi dirinya.

"Alena"

Tiba-tiba saja seorang cowok memanggil Alena dan berjalan menuju kearah dua orang yang sedang berbicara itu. Merasa namanya dipanggil pun Alena menolehkan kepalanya melihat siapa orang yang memanggilnya itu.

"Vano?" ucap Alena terkejut.

tubuh Alena menjadi sangat lemas melihat cowok yang tidak diinginkan sama sekali, bahkan ingin sekali dia melenyapkan cowok dihadapannya ini.
Vano menggenggam tangan Alena membuat cewek tersebut ketakutan hingga tubuhnya bergetar.
"Al plis, kasih kesempatan buat gue" ucap Vano memohon.

Dengan menahan tangisnya alena berusaha melepaskan genggaman tangan Vano yang terbilang cukup kencang hingga tangannya terasa sedikit sakit.
"Lepasin" lirih Alena.

Kaisar yang melihat Alena seperti ketakutan itu pun langsung mengambil tangan Alena dari genggaman van.
"Bangsat gak usah ikut campur lo!" dengan tiba-tiba dan tanpa persiapan Kaisar mendapat pukulan disudut bibirnya.

Sahabatnya yang berada dibelakang saat melihat Kaisar dipukul oleh lelaki tak dikenalnya pun langsung menghadang mereka.
"Weh apa-apaan ini?" tanya Petra tidak terima melihat Kaisar dipukul itu.

"Temen lo bilangin jangan godain cewe gue!" Vano berkata dengan emosi, terlihat dari wajahnya yang memerah itu.

"Na, ini cowok lo?" tanya Dipta.
Alena menggelengkan kepalanya dan masih dengan raut wajah ketakutan itu.

Vano yang melihat jawaban Alena pun emosinya kembali memuncak.
"Maksud lo apa? Kita belum putus Na!"

"Santai bro sama cewek jangan kasar, laki gak lo?" ujar Alan melihat tingkah cowok ini.

Kaisar menarik membawa Alena pergi dari tempat itu, karena tidak tega melihat raut wajah Alena yang sedang ketakutan.

"ALENA LO MILIK GUE! LO GAK BISA LEPAS DARI GUE!" teriak Vano melihat kepergian Alena.

Kaisar membawa Alena menuju camp tempat Verenor biasa berkumpul.
"Na lo udah aman dari dia" ucap Kaisar menatap Alena yang terus menunduk itu.

"Gue mau pulang" ujar Alena dengan tetap menundukkan kepalanya.

"Tunggu disini gue ambil motor" bergegas Kaisar mengambil motornya yang masih diparkiran.

"Kemana Sar?" teriak Dipta melihat Kaisar dengan tergesa mengeluarkan motornya.

"Nemenin Alena pulang, ntar balik lagi" jawab Kaisar setelah itu menyusul Alena.

Diperjalanan mereka hanya diam, Kaisar juga tidak enak mengajak Alena untuk sekedar berbincang-bincang melihat keadaan Alena saat ini.

Tidak lama mereka sudah sampai diapartemen Alena. Kaisar memarkirkan motornya.
"Gue anter ke dalam"

"Gak perlu. Makasih udah nganterin pulang" setelah mengucapkan itu Alena langsung berjalan meninggalkan Kaisar yang menatap khawatir.

Setelah memastikan Alena memasuki lobi apartemen, Kaisar mengendarai motornya kembali menuju camp tempat Verenor berkumpul. Dengan kepala yang masih penuh pertanyaan tentang kejadian tersebut.

"Sar, gimana dia?" tanya Alan saat melihat Kaisar masuk.

Kaisar menghela napasnya sebelum menjawab.
"Masih takut keliatannya, gue gak banyak omong tadi"

"Lo kenal cowok tadi Sar?" Marcell melontarkan pertanyaan pada Kaisar, dan dijawab gelengan.

"mukanya gak asing, gatau pernah ketemu dimana" Kaisar duduk dengan menghela napasnya lagi.

"WOI ANJIR GUE NEMU!" teriakan Bima membuat semua orang yang sedang duduk itupun bergerak menuju tempat Bima.

"Apaan Bim?" tanya Petra tidak sabar.

"Pet, jangan deket-deket gue kenapa sih? Lo bau" kesal Bima karena Petra yang saking keponya itu tudak sadar jika jarak mereka terbilang cukup dekat.

Petra yang tidak terima dengan ucapan Bima pun menggeplak pelan kepala Bima karena kesal.

"Ribut aja terus" ujar Dipta yang melihat mereka bertengkar kecil itu.

"Gue nemu si Vano, dia anak SMA Meparti Surabaya, mungkin sekolah Alena sebelum dia pindah disini" jelas Bima.

"Bim zoom ke arah cowo yang pake topi itu" Kaisar berfokus kepada cowo yang memakai topi didalam foto tersebut.

"Tegar?" gumam Alan.

"Tegar? Yang di drop out dari sekolah karena kasus itu?" tanya Dipta.

"Berarti bener, gue pernah lihat Vano pas kita ada turnamen skate di Surabaya" ucap Kaisar dengan yakin.

"Tapi dia bukan anak skate Sar" sahut Marcell heran.

"Emang bukan, tapi dia masuk ke Geng Tarans" jawab Kaisar.

Yang lain hanya menanggapi dengan menganggukkan kepalanya..
"Terus apa hubungannya sama Alena?" tanya Bima tidak paham.

"Mana gue tau, lo kira gue bapaknya?" ujar Kaisar, setelah itu meninggalkan sahabatnya yang masih menebak-nebak hubungan antara Vano dengan Alena.

***

Happy reading
Makasihhh...

KAALEWhere stories live. Discover now