8

224 9 0
                                    

Alena menatap cowo didepannya dengan tidak percaya. Kaisar datang menjenguknya dengan membawa ice cream dan coklat.
'Gila nih anak' batik Alena.

"Gak dimakan?" Kaisar menatap Alena dan makanan yang ada didepannya.

"Makasih banget lo udah bawain gue ice cream sama coklat sebanyak ini. Tapi lo sadar ngelakuin semua ini?" Alena memastikan bahwa Kaisar kali ini tidak sedang bercanda.

"Sadar gini. Gue bingung mau bawain lo apaan, yaudah biasanya cewe suka ice cream sama coklat jadi gue bawain aja" jelas Kaisar membuat Alena yang mendengarnya menggelengkan kepalanya.

"Sar gue lagi sakit, yang ada kalau gue makan ice cream sama coklat malah tambah sakit dong"
Alena terheran bagaimana bisa dia mengenal cowo didepannya saat ini.

Kaisar menjadi bingung saat ini. Dia salah membawa makanan untuk Alena. Dia berpikir sejenak.
"Na, lo sakit bukan karena masakan gue semalam kan?"

Gelak tawa Alena pecah mendengar pertanyaan dari Kaisar.
"Lo kesini takut gue keracunan sama masakan lo?"

"Bukan gitu, serius gue gak ada niat bikin lo sakit. apalagi sampai ngasih racun dimakanan lo" ucap Kaisar.

"Gue cuma kecapean, mungkin efek dari pindahan terus gue langsung sekolah" jelas Alena membuat Kaisar merasa lega.

"Lo udah makan?"
Alena menggeleng.

"Mau gue masakin lagi?" tawar Kaisar, dan langsung mendapat anggukan dari Alena.

Setelah sekian lama berkutat dengan dapur, kini Kaisar dan Alena tengah duduk dimeja makan dengan hidangan yang telah disiapkan Kaisar.

"Makan Na, biar cepet sembuh" ucap Kaisar.

"Gue gak bisa lama-lama disini, sehabis lo makan gue cabut"

***

"Darimana lo Sar?"
Kaisar menatap Alan yang sedang merokok diluar Basecamp.

"Apart Alena, tadi pagi gak masuk dia sakit" jawab Kaisar.

Kaisar kini duduk disamping Alan, tidak lupa dia mengeluarkan sebatang rokok.
"Ngapain diluar?"

Alan menggelengkan kepalanya setelah itu menghela napas. Kaisar menaikkan sebelah alisnya bingung melihat Alan yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Mikirin apaan lo?"

"Kayaknya gue lagi tertarik sama seseorang" ucap Alan membuka percakapan.

"Terus?"

"Dia lagi deket sama cowo lain, gue jadi ragu buat ngedeketin dia" jelas Alan.

"Emang siapa cewe yang lo suka?"

"Dia cantik banget, dia baik. Gue udah tertarik waktu pertama kali ketemu dia"

"Kalau lo beneran suka sama tuh cewe, kejar Lan. Baru deket bukan udah nikah" Kaisar memberikan semangat untuk Alan.

Alan menyesap rokoknya dengan kening berkerut seperti sedang berpikir.
"Kalau lo jadi gue gimana Sar?"

"Gue bakal kejar terus, sampai cewenya sendiri yang nyuruh gue stop"

"Jadi gue harus kejar tuh cewe?" Alan memastikan.

"Selagi cara lo positif maju aja dulu, urusan terima atau tolak pikir belakang. Gue masuk dulu"
Kaisar pergi meninggalkan Alan yang tengah berpikir itu.

"Sar baru keliatan aja lo, darimana?" Teriak Bima.

Kaisar melirik Bima sebelum menjawabnya.
"Dari ngapel, kangen lo?"

"Serem banget Sar kalau gue kangen" ucap Bima ngeri.

"Sar, urusan Vano bakal lo gimanain?" mendengar pertanyaan dari Marcell membuat Kaisar mengernyitkan keningnya.

"Emang mau digimanain? selagi mereka gak mulai duluan ya kita diem" jelas Kaisar.

"Lah, kejadian kemarin lo bakal diam aja?"

"Itu urusan Vano sama Alena, gue gak akan ikut campur"
Kaisar mendudukan dirinya di kursi, mengeluarkan sebatang rokok.

"Telat banget lo ngomongnya, kemarin lo udah masuk ke masalah mereka" Kini Dipta ikut menimpali percakapan Kaisar dan Marcell.

Kaisar diam dengan menyesap batang rokok yang ada ditangannya. Kaisar memang sangat bergantung dengan rokok, seringkali jika dia berpikir pasti ditangannya terdapat sebatang rokok.

"udahlah, itu urusan gue"

***

"Na! bisa-bisanya lo kemarin sakit gak bilang ke kita" ucap Clara heboh.

"Lo kenapa bisa sampai sakit Na? padahal kemarin lo gapapa deh?" kini giliran Nabila yang bertanya.

"Gue cuma capek biasa aja"

"Tau gak Na, masa kemarin Kaisar tanya-tanya tentang lo" ucap Clara.

"hah? emang tanya-tanya apa?" Alena terkejut mendengar ucapan Clara.

"Dia tanya lo gak berangkat kenapa, kepo banget tuh cowok" jelas Nabila.

"lagian tuh cowo ada-ada aja kelakuannya, suka seenaknya, keras kepala, tengil" Clara melontari ucapan Nabila.

Alena sedang berkutik dengan isi kepalanya, apakah benar Kaisar menanyakan dirinya? Ada rasa yang tidak bisa diartikan di diri Alena saat ini.

"Na! lo kenapa diem aja deh" Clara melambaikan tangannya didepan wajah Alena, membuat Alena sadar.

"hah? gak gapapa. Ayo masuk kelas bentar lagi masuk" ajak Alena.

"Gue duluan ya, kelas gue kan jauh dari kalian" Nabila memisahkan diri dari Alena dan Clara. Jangan lupakan jika Nabila berada di kelas Mipa 5.

kini Alena dan Clara berjalan menuju kelas. Sebelum sampai di kelas, mereka harus melewati kelas XII IPS 3 kelas Kaisar. Terlihat kelas Kaisar sangat ribut, entah apa yang mereka lakukan didalam sana.

Alena berusaha mengintip kelas tersebut, entah apa yang dirinya cari. keberadaan Kaisar? sejak malam kemarin, Kaisar tiba-tiba menghilang begitu saja.

"AKH!"
Alena terkjeut dan terjatuh karena menabrak seseorang.

Alena memegang kepalanya yang terbentur tubuh orang itu cukup kencang. Dia melihat orang itu.
"Kaisar?"

"Na lo gapapa?" tanya Clara panik melihat temannya itu terjatuh.

Kaisar segera mengulurkan tangannya untuk membantu Alena.
"Lo gapapa?"

Alena menerima uluran tangan Kaisar dan segera berdiri.
"Gue gapapa"

"Sar, lo kalau jalan pake mata dong" ucap Clara membuat Kaisar menaikkan sebelah alisnya.

"mata lo kocak, gue lagi diem tiba-tiba ditabrak" jawab Kaisar membuat Clara semakin kesal.

"Lah temen gue sampai jatuh gini gara-gara lo" ucap Clara.

"Udah Ra, gue yang nabrak dia tadi" Alena berusaha meredakan emosi Clara.

"Lo nyariin gue sampe nabrak kayak tadi?" 
Alena merasa gusar mendengar pertanyaan Kaisar.

"Pede banget lo, udahlah Na mending kita ke kelas"
tangan Alena langsung ditarik oleh Clara. Membuat Kaisar menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

Halooo
Happy Reading yaa^^

KAALEWhere stories live. Discover now