What if.. (End)

7.5K 588 142
                                    

Halo? Lama tidak berjumpa hehe.. Saya sempetin update karena sedang ada ide dan ada waktu luang. Kali ini dari judulnya, saya melanjutkan yang "what if" kalau kalian lupa bisa dibaca ulang mulai dari "what if" yang pertama.

Ini ringkasannya bagi yang lupa: Sakura yang menikah dengan Ran dan memiliki putra bernama Kenji, akan tetapi Sasuke ternyata mencintai dia. Di tengah rumitnya perasaan mereka, ternyata Sakura menyadari bahwa hatinya masih mencintai Sasuke.

Nah ini adalah ending dari what if karena saya lihat di komentar para pembaca masih meraba-raba bagaimana endingnya hehe.

Silahkan dibaca dan jangan lupa tinggalkan Vote dan komen!

Terima kasih!

.
.
.
.
.
.
.
.





What if (end)

A SasuSaku threeshot

By: @UchiUzu_

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Katakan pada dunia betapa aku berdosa untuk mencintaimu di saat aku telah menjadi milik orang lain."

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.



Sasuke bukan orang yang sering keluyuran tanpa alasan. Ia tidak memiliki alasan untuk pulang ke rumah memang, tetapi menjadi pria berusia kepala tiga dan melangkah suram dengan sedikit hentakan melompat dari satu batu ke batu lain, ia membutuhkan waktu menyendiri lebih banyak dan lebih tenang. Tidak di rumahnya, tidak di apartemen, atau di penginapan manapun. Sasuke hanya menyukai sensasi kala ia berhasil duduk di puncak patung Hokage. Sasuke tidak punya alasan besar mengapa memilih menyendiri di sini, jika bisa dibilang alasan khusus maka jawabannya karena di sini sepi dan tenang.

Tidak ada orang bodoh yang mau mendatangi monumen Hokage dan menghabiskan waktu dini hari duduk di atas masing-masing ukiran rambut para Hokage terdahulu. Sasuke sendiri tidak banyak memilih. Ia akan duduk di atas patung siapapun itu, kadang di atas patung Hashirama, kadang Tobirama, terkadang Kakashi dan ia lebih sering menginjak permukaan ukiran rambut Naruto. Sasuke mendengus geli membayangkan bahwa Naruto akan berteriak nyaring kalau tahu Sasuke masih menganggap Naruto itu remeh. Dalam arti remeh yang jenaka.

Baiklah. Sekarang benar-benar sepi, ya. Sasuke mengitari keadaan desa Konoha yang sangat tenang dengan suara embusan angin malam. Konoha indah sekali dari sini. Kelap-kelip lampu jalan serta tali lampu memanjang berwarna-warni. Terdapat gedung pencakar langit yang  mengikat awan tipis di kiri kanannya. Pembangunan industri yang maju dan sangat menarik. Sasuke memuji otak di balik kemajuan industri ini. Kakashi sudah pasti, lalu Naruto... anggap saja Shikamaru yang menopang sebagian besar kerangka pembangunan ini.

Kenapa...

Kenapa, ya...

Sasuke sering bertanya-tanya mengapa waktu berlalu begitu cepat? Mengapa malam berlalu seperti kedipan mata? Mengapa detik yang terlewati begitu kilas? Karena melihat Konoha yang sudah seperti ini jadi menyadarkan Sasuke bahwa desa ini telah maju daripada puluhan tahun silam saat pertama kali Sasuke meninggalkan desa demi Orochimaru. Saat-saat itu yang menarik rasa penyesalan Sasuke hingga sekarang.

SasuSaku oneshoot(s) (canon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang