20

597 57 5
                                    

Sang Malam. Tidak satu pun wujud yang sanggup menandingi keelokan Sang Malam. Rambut bagai langit yang ditanami ribuan bintang, kulit sepucat sinar rembulan, dan sepasang mata yang menyimpan pengetahuan. Ibu para monster dan makhluk terkutuk.

Semenjak Alivia memohon keselamatan Eru, pada malam itulah segalanya terkuak. Eru mengaku bahwa ketika dia tidak sadarkan diri, dia mendapatkan pengelihatan mengenai kediamannya yang telah terbakar habis. Musuh-musuh yang selama ini tidak mampu menembuas tabir perlindungan, sekarang berani memorak-porandakan segala milik Eru.

Alivia tidak bisa memberikan penghiburan apa pun terhadap vampir yang telah menyelamatkan dirinya selain kata-kata penguat. Mereka berdua, Alivia dan Eru, terpaksa menetap di kelompok lycan. Mereka menunggu hingga tiba kesempatan.

“Apa kau menantikan sesuatu?” Alivia yang duduk di dekat Eru, sama-sama mengamati bulan, melontarkan pertanyaan. “Mengenai alasan kita terdampar di sini?”

Eru menggeleng. “Aku tidak tahu.”

“Barangkali kita hanyalah makhluk-makhluk tanpa masa depan yang menyangka bisa mendapatkan apa pun.”

“Barangkali berpikir baik tidak ada salahnya,” Eru mengoreksi. “Tidak ada ruginya memikirkan hal-hal baik. Kau tahu itu.”

“Aku tidak nyaman berada di dekat Nuada.”

“Karena dia menyukaimu sebagai belahan jiwa.”

“Aku tidak percaya dengan belahan jiwa semacam itu,” kata Alivia. “Aku lebih memilih lelaki yang tidak memaksaku mejadi miliknya. Namun, lelaki yang benar-benar menerima diriku sebagai satu kesatuan. Buruk dan baik. Kedua hal yang berada dalam diriku.”

“Tapi, kita tidak ada waktu memikirkan romantiseme semacam itu.”

Eru dan Alivia harus memilih.

Sekarang mereka bisa bersembunyi di antara lycan, tetapi di hari kemudian? Tidak ada jaminan vampir yang berhasil melenyapkan anak buah Eru tidak akan tinggal diam begitu saja. Mereka pasti mengejar dan berusaha menjerat Eru dan Alivia. Tinggal menunggu waktu saja.

“Kita akan segera menghadapi masa-masa yang amat merisaukan,” bisik Eru, lirih. “Barangkali mereka telah membentuk kekuatan dan kita tidak mungkin bisa bertahan. Namun, setidaknya kita harus mencoba.”

Masa-masa damai ini hanya sementara.

Alivia akan menghadapi musuh baru, bertemu teman lama, dan barangkali Sang Takdir.

Alivia bangkit, mencoba meregangkan tubuh. “Aku bisa mencoba,” katanya. “Walau hasilnya belum tentu bagus.”

“Setidaknya kau mulai belajar berharap dan itu merupakan tindakan bijak.”

Kedamaian ini akan mereka kenang selamanya. Sebab esok mereka akan menemukan hal-hal tidak terduga.

“Eru, selamat malam.”

“Selamat malam, Alivia.”

***

Inilah kesepakatan yang dibuat antara Eru, Alivia, dan Nuada. Eru akan membantu Nuada menghabisi salah satu vampir. Lebih tepatnya vampir yang berani menghabisi pelayan beserta seluruh vampir kepercayaan Eru. Lagi pula, Nuada pun ingin membalaskan dendam para lycan yang menjadi tangkapan Shesha dan Shila. Yufe dan Eru meyakinkan Nuada mengenai kediaman Shesha. Dari informasi yang diberikan Yufe, mereka tahu bahwa Shesha selalu menculik anak-anak gadis milik manusia dan menjadikan mereka sebagai kelinci percobaan maupun makanan bagi koleksinya.

Mereka mulai membuat rencana.

Begitu purnama penuh, mereka akan membakar habis seluruh kediaman Shesha beserta isinya. Tanpa terkecuali. Membakar habis hingga hanya menyisakan arang dan abu.

Nocturne (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang