Chapter two : Clue?

3K 409 73
                                    

Fikiranku masih bergelut sekarang.

Kejadian tadi seolah berputar kembali, me-review gerak-gerik staff yang memotretku tanpa izin.

Apa ia salah satu paparazi yang menyamar? 

Atau mungkin, dia ibu dari anaknya fansku?

Tapi dia benar-benar memotretku kan?

Ahh— saat seperti ini aku tidak bisa berfikir jernih.

Aku membenarkan posisi, sedikit bergeser ke sebelah niki, berharap mendapat jawaban dari simaknae,
"Niki, kamu liat staff yang di depan pintu tadi kan?!"

Bocah jepang itu menatapku sedikit jengkel, "Shh, gausah teriak-teriak, suaramu seperti terompet."

Aku berdecak dan sedikit mengumpat.

"Tapi memang benar itu kenyataannya. Suara teriakanmu bikin sakit kepala tau." kata Niki yang tangannya sibuk mengambil permen di kotak mejanya.

Aku memutar bola mataku malas, "Jadi kau melihatnya tidak?"

"Staff yang mana? Tadi disini ada lima orang."

"Yang pake baju hitam. Kau melihatnya juga kan?"

Sepersekon setelahnya, Niki menatapku dari atas sampai bawah, "Tampan-tampan kok bodoh. Staff kan emang pake baju hitam semua."

Kim sunoo, otakmu benar-benar konslet sekarang.

Sudah jelas baju yang staff pakai itu warnanya hitam. Bisa-bisanya pertanyaan bodoh seperti itu terlontar dari mulutku.

Entahlah, mungkin hari ini semuanya membuatku frustasi. Masalah seperti datang bertubi-tubi tanpa henti. Pertama, karena aku yang mendapat feedback buruk, dan sekarang muncul lagi masalah yang baru.

Itu sebabnya otakku tidak bisa berfikir jernih.

"Iyaa pokoknya itu, dia memotretku nik!"

Niki menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menaruh ponselku yang sedari tadi ia pegang ke atas meja, "Sekarang tingkat kepedeanmu sudah sangat ekstrim ya hyung."

Aku mengacak rambutku frustasi.
"Aku serius niki!"

Ternyata bicara dengan manusia jahil ini sangat tidak membuahkan hasil.

"Aku gatau hyung, mungkin salah liat. Bisa aja suara jepretannya dari ponsel member lain. Tadi kan pada sibuk foto."

Omongannya benar juga. Aku terlalu berspekulasi bahwa tadi staff itu memotretku. Padahal kan bisa saja kenyataannya bukan seperti itu. Atau mungkin aku terlalu larut dalam masalah tadi, jadi otakku memikirkan yang aneh-aneh.

Aku harus sadar sekarang.

"Ahh, kamu benar ju—"

"Niki, ayo selfie! Aku ingin posting foto ke SNS." Ajak jay yang tiba-tiba menghampiri kami berdua dan memotong ucapanku.

"Selfie denganku hyung?"

"Iyaa, ayo!"

Aku sedikit tersentak mendengarnya. Padahal disitu niki tidak sendiri, ia duduk sebelahan denganku tapi 'hyung' satu itu hanya mengajak niki seorang, bahkan barang melirik sedikit kearahku pun ia tidak melakukannya.

Seperti seolah-olah aku ini tidak terlihat olehnya.

"T-Tapi hyung," Niki menatapku sendu, seolah mengisyaratkan 'Tidak apa-apa?' lalu aku tersenyum tulus sambil mengangguk kearah niki.

Rasanya sakit, entah kenapa. Menjadi seseorang yang tidak pernah dipandang itu seperti manusia yang tidak berguna.

Mungkin aku yang terlalu terbawa perasaan. Mungkin saja memang jay hyung hanya ingin berfoto dengan Niki, karena foto denganku sudah cukup banyak.

Secret | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang