Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menurutku, masa saat trainee jauh lebih menyenangkan daripada sekarang." - K. Sunoo
• . .
"Besok, aku ikut."
Mataku yang sudah berkaca-kaca melirik kearahnya, "Kemana?"
"Mencari jaebeom hyung."
Tunggu tunggu. Jadi ia mendengar semuanya?
Jangan lupakan kondisi kami yang masih di cafetaria, berdiri, teriak, tanpa memperhatikan sekitar yang tengah menatap kami dengan tatapan aneh.
Tapi aku sama sekali tidak menghiraukannya. Masalahku lebih serius sekarang.
"Jadi hyung tau?"
"Aku tahu semuanya."
Bola mataku otomatis membelalak sempurna, "Tahu semuanya? Maksudnya?"
Sunghoon menggaruk tengkuknya lalu menatap kesekitar yang suasananya semakin tidak enak.
Kami jadi pusat perhatian sekarang.
"Ayo bicara diluar. Kita menganggu mereka."
Sunghoon membawaku keluar, tapi sebelum itu ia membayar makanannya lalu menarikku lagi yang aku tidak tahu tujuannya kemana.
Tapi sepertinya ia berhenti di tempat awal kita bertemu, area pintu masuk gedung.
"Hyung, jadi maksudmu kau tahu masalahku? Tapi darimana? Kapan dan siapa yang memberitahumu?"
"Tenanglah dulu sunoo-ya."
Aku menatap lurus kearah pohon yang ada didepan. Jujur, aku gugup. Masalahku tidak seharusnya orang lain tahu, apalagi ini sunghoon hyung, salah satu member kami. Aku tidak mau urusannya semakin rumit apalagi sampai merepotkan banyak orang.
Ia menarik nafasnya panjang perlahan, "Aku tahu semuanya. Semua masalahmu," Sorot matanya mengikutiku menatap lurus kearah pohon depan gerbang.
"Kau mendatangi rumah kakeknya jaebeom, hubungannya dengan debutmu yang aku tidak tahu apa itu, staff perempuan diam-diam memotretmu dan sekarang fakta bahwa jaebeom hyung diculik. Aku tahu semuanya."
Ternyata ia tahu sejauh itu. Aku masih berfikiran, darimana ia dapat informasi semuanya? Karena aku yakin masalah ini tidak pernah menyebar.
Apa kyungmin memberitahunya?
Ahh itu sangat tidak mungkin.
"Tapi hyung tahu darimana?"
"Aku mengikutimu." mendengarnya, alis ku saling bertautan. Tidak mungkin, ia terlalu sibuk untuk melakukan itu, apalagi ini hanya demi aku.
"Mungkin terkesan seperti penguntit, tapi aku penasaran karena perubahan sikapmu yang drastis. Saat ku tahu ternyata benar saja kau memang punya masalah." Sambungnya lalu ia melirikku sekilas yang tidak kubalas. Tatapanku masih menatap lurus, sembari menunggu penjelasannya lagi.
