Akhir semester ganjil kelas XI, beberapa tahun lalu...
Saat itu SMA Kusuma Bangsa sedang sibuk mengadakan class meeting. Sehingga sudah bisa dipastikan bahwa seksi repot di sekolah adalah anak OSIS dan mereka yang menjabat sebagai panitia secara sukarela. Terdengar riuhan penonton dan peserta lomba dari lapangan. Bahkan para guru pun juga ikut antusias berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Tapi tentu saja tidak semua kalangan menikmatinya. Ada beberapa kalangan yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu gabutnya di kelas. Entah untuk bercengkrama dengan teman, menonton film, atau membuat permainan sendiri. Dan sebagian lainnya biasanya memilih tempat yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh guru piket untuk tidur.
Salah satu murid yang memilih untuk tidur adalah Genia. Sudah sejak pagi ia menyembunyikan diri di salah satu sudut perpustakaan yang jarang terjamah manusia. Hanya beberapa orang saja yang tahu adanya sudut blind spot ini, khususnya untuk murid yang sengaja bolos dan tidur di tempat ini, contohnya saja Genia. Gadis yang sekarang duduk di bangku kelas sebalas ini sudah menjadi langganan tetap di sudut perpustakaan itu.
Genia merapatkan beberapa kursi perpustakaan baru kemudian merebahkan tubuhnya di atas kursi itu. Tak lupa hoodie hitamnya yang cukup tebal, ia lipat dengan asal dan menjadikannya bantalan kepala. Sudah cukup lama Genia memejamkan mata dengan lengannya yang menutup mata, namun tidak seperti biasanya, ia tidak bisa tidur kali ini. Entahlah, mungkin memang karena tidak begitu mengantuk, atau karena keributan di lapangan, atau kah karena rasa sakit yang terasa nyut-nyutan di bagian punggungnya sejak semalam. Seharusnya ia bisa terbiasa dengan rasa sakit ini karena sudah seperti makanannya sehari-hari. Tapi sialnya, terkadang ia masih saja merasa kesakitan. Karena Genia yang tidak bisa tertidur, ia pun hanya bisa memejamkan mata dan merenungi nasibnya yang jika semakin ia ingat, semakin membuatnya heran. Memangnya apa salahnya selama ini?
"Permisi.."Sebuah suara berbisik tiba-tiba terdengar di telinga Genia, seperti tak jauh dari tempatnya berada. Karna suara yang tidak begitu jelas, Genia tidak tahu yang baru saja datang itu laki-laki atau perempuan. Namun Genia masih bergeming tetap pada posisinya, berpura-pura seperti tidak mendengar apapun.
Kali ini terdengar begitu jelas orang yang baru saja datang itu sedang mengambil kemudian meletakan buku berkali-kali. Sepertinya ia sedang mencari sebuah buku. Tapi seingat Genia rak buku di sudut perpustakaan ini merupakan kumpulan buku yang amat jarang dibaca atau dipinjam. Karena isinya tentang ensiklopedia, sejarah dunia, dan bacaan berat lainnya yang tentu saja tidak akan dilirik oleh murid. Dari sepengamatan Genia, mayoritas yang datang ke perpustakaan itu siswi. Itupun mereka meminjam novel-novel romansa atau novel remaja yang di sediakan di perpustakaan. Bukan bacaan yang topiknya berat.
BUGH!!
"AAAWWW!!" Pekik Genia kesakitan saat sebuah buku mendarat tepat di wajahnya. Untung saja lengannya masih bisa melindungi wajahnya. Meskipun hidungnya tetap terkena tumbukan dari buku juga. Mau tak mau Genia bangun dari tidurnya dan duduk di kursi. Genia menundukan kepala menahan rasa sakit di hidungnya. Di hadapannya baru ia sadari ternyata seorang laki-laki, berseragam putih abu-abu dengan vest kotak-kotak berwarna perpaduan hijau, hitam dan biru dengan lambang SMA Kusuma Bangsa di dada kiri sebagai outternya.
"Aduh sori, sori banget. Nggak sengaja, beneran." Ujar laki-laki itu merasa bersalah. "Lo nggak papa kan?" Tanyanya panik.
"Nggak papa dari mana?! Sakit banget anjir!" Hardik Genia cukup emosi. "Mata lo ngga liat ada manusia segede itu apa?"
Laki-laki itu berlutut di hadapan Genia memastikan keadaannya. Genia mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang berani-beraninya menjatuhkan buku tebal tepat di wajahnya. Belum saja luka di punggungnya kering, sudah ditambah luka baru di wajahnya. Terlukis jelas rasa bersalah di wajah laki-laki di hadapannya. Dari tatapannya yang memandang Genia khawatir, Genia bisa merasakan bahwa ia benar-benar tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Tergesa
Romance-Project pribadi author Ky dengan nama pena Raelianna- "Aku nggak tau, sekarang aku harus apa." Tutur Genia lirih, memandang sosok di sampingnya. Lelaki yang duduk di sebelah Genia terdiam cukup lama, memilih kata yang tepat untuk merespon Genia. "I...