Langkah 7 - Ada Aku Di Sini

20 1 0
                                    

Antoinette. Sebuah kafe yang pertama kali Junioky dirikan saat ia masih duduk di bangku tiga Sekolah Menengah Atas. Di usia yang terbilang masih muda, ia sudah yakin dengan rencananya untuk membuka usaha coffee shop miliknya sendiri. Awal mula Junioky memiliki mimpi untuk membuka usaha tersebut karena sekitar satu dekade lalu, ia pernah diajak ke kafe milik adik ayahnya. Di sana Junioky kecil melihat bagaimana barista menyiapkan pesanan para pelanggan, khususnya saat pelanggan memesan kopi. Menurutnya barista di balik meja bar-nya terlihat begitu keren. Dari sana lah Junioky mengatakan pada ayahnya kalau nanti jika ia sudah besar, ia ingin memiliki kafe miliknya sendiri. Karena mimpinya itu, Junioky rajin menyisihkan uang jajannya sedikit demi sedikit hingga kemudian sekitar tiga tahun lalu, ia menggunakan tabungannya selama ini untuk modal usaha. Selain itu juga ayahnya turut menanam modal pada usaha anak sulungnya, setelah melihat proposal bisnis buatan Junioky yang terlihat menjajikan. 

Dan benar saja, prediksi ayah Junioky menjadi kenyataan. Dengan konsep kafe yang berbeda dari kafe biasanya, Antoinette milik Junioky cukup berhasil menarik minat konsumen dan menjadikan mereka sebagai pelanggan setia. Tahun pertama setelah Antoinette resmi dibuka, belum bisa mendapatkan untung, tetapi setidaknya hasil penjualan bisa mendapatkan balik modal. Dan hal itu lebih baik. 

Junioky sendiri yang memilih nama Antoinette sebagai nama kafenya. Karena Antoinette memiliki arti tak ternilai, yang mana dari nama kafenya saja sudah bisa dilihat bagaimana berharganya kafe tersebut untuk Junioky. Karna memang ia mendirikan usaha ini atas hasil jerih payahnya sendiri. Dan dengan bantuan ayahnya sedikit untuk urusan yang sedikit rumit seperti surat izinnya. Untuk bahan-bahan terutama biji kopi, Junioky berusaha sendiri mencari supplier dengan kualitas terbaik dengan harga yang masuk akal tentunya. Ia bahkan sempat izin beberapa hari dari sekolah hanya untuk mencari supplier berkualitas hingga ke luar pulau.

Bahkan sampai ke desain interior kafe sendiri, Junioky merancang sendiri. Ia memilih tema dengan nuansa eropa, menyesuaikan dengan nama kafenya. Mulai dari hiasan-hiasan dinding, perabotan sampai ke peralatan dapurnya, ia sengaja menggunakan barang-barang yang bernuansa eropa. Sebisa mungkin ia mencoba 'membawa' eropa ke dalam kafenya. Yang pasti kenyamanan dan kepuasan pelanggan merupakan tujuan utamanya. 

Junioky sudah berada di kafe sejak siang sibuk di Antoinette. Ada beberapa bahan yang baru saja datang, sehingga ia harus mengecek bahan-bahan tersebut. Menjelang malam, suasana kafe yang tadinya lengang semakin ramai. Ditambah dengan adanya fasilitas live music dari musisi lokal di waktu tertentu yang disediakan oleh Junioky, semakin menarik perhatian pengunjung. Biasanya live music diadakan saat malam minggu. Setelah selesai mengecek persediaan bahan yang baru datang tadi siang, Junioky mengambil alih peran penjaga kasir dan melayani pelanggan yang hendak melakukan pesanan.

"Dine in atau take away, Kak?" Tanya Junioky pada seorang pemuda seumuran dirinya yang berdiri di depannya. Sesekali pemuda itu mengalihkan pandangan pada seorang gadis yang duduk tak jauh dari meja kasir, seperti memastikan bahwa gadis itu masih menunggu dengan tenang.

"Take away, Mas." Jawab lelaki itu singkat. Jari telunjuk Junioky tampak sibuk menekan beberapa tombol yang ada di layar monitor di hadapannya.

"Baik, saya ulangi pesanannya sekali lagi ya." Kata Junioky kemudian. "Iced Americano double shot, ukuran medium satu. Iced Frappuccino Caramel, ukuran large, extra whipped cream satu. Take away. Pesanannya sudah benar ya, Kak?"

"Iya, Mas."

"Atas nama siapa, Kak?"

"Lingga." Dengan lincah jemari Junioky mengetikkan nama Lingga di layar monitornya.

"Totalnya enam puluh tiga lima ratus, Kak." Kata Junioky kemudian. Lingga tampak mengarahkan kamera ponselnya pada sebuah barcode e-payment yang disediakan di kasir. Setelah pembayaran sukses, Lingga langsung menunjukkan bukti pembayarannya pada Lingga. "Mohon ditunggu sebentar ya, Kak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa TergesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang