Jalani, selagi kalian mampu. Berhenti sejenak, jika kalian sudah mulai lelah. Tapi jangan pernah kalian berhenti hanya karena ocehan orang yang tak suka dengan mu.
~Aulia Melati Putri~
🍁🍁🍁🍁🍁
Assalamualaikum Semuanya, selamat malam. Neng balik lagi dengan BH di Part 47 ni...
Jangan lupa tinggalkan jejak kritik dan saran kalian demi kemajuan cerita ini yaa...
Semoga kalian suka ya, maaf kalo masih banyak typonya. Gak sempet buat revisi lagi hehee.. comment aja kalo kalian menemukan typonya....
Soo happy reading
☆☆☆☆☆Pukul 8.00 Wita...
Syukurlah aku tidak terlambat bangun pagi ini, karena perjalanan yang memakan waktu banyak sehingga membuatku harus lebih awal sampai di tempat tes.
Benar saja aku hari ini tes di temani bibiku Intan dan juga kak Gino, tempat ini sangat asing bahkan tak ada satu orang pun yang aku kenal.
"Kartunya tadi di bawakan?" Tanya Intan,
"Iya dibawa bi." Menunjukan selembaran kertas.
"Oke, yuk berangkat."
Asal kalian tahu, sepanjang perjalanan tidak ada satu patah katapun yang terucap. Entah kenapa jika dihadapan Intan aku tidak memiliki keberanian berbicara, untung saja aku hari ini di bonceng oleh kak Gino pacar Intan.
Sedangkan Intan sendirian, aku juga tidak memiliki keberanian mengendarai kendaraan sendirian. Cemen ya aku, apa-apa tidak berani. Kalau kata bunda 'nyali tempe', lembek kali ya maksud bunda.
"Bunda do'akan aku agar bisa dengan mudah menjawab setiap soal." Batinku, meminta do' bunda.
Tadi pagi tidak sempat aku menghubungi bunda, karena tergesa-gesa untuk berangkat menuju tempat tes.
Bunda juga pasti memakluminya dan juga pasti memberikan doanya untukku, bunda adalah bunda terbaik yang pernah aku miliki.
Bunda selalu mendukung apapun langkah yang aku ambil, hanya saja aku yang selalu takut untuk mengangambil langkah.
Aku takut langkah yang ku ambil akan menghancurkan masa depanku sendiri, tapi bunda selalu berkata 'jangan takut', dan kata itu yang selalu membuatku bangkit walaupun sudah terpuruk sedalam-dalamnya.
"Aku hanya ingin bunda selalu sehat, hingga bunda bisa melihatku memakai pakaian toga dan mendapatkan gelar sarjanaku." Doaku,
"Sampai." Seru Intan,
Terlalu banyak ngehalu, sampai-sampai aku tidak sadar jika aku sudah sampai di sebuat kampus Negeri terbesar yang ada dikalimantan.
Banyak sekali manusia yang ada di sana saat itu, yang pasti mereka sama denganku. Akan melaksanakan ujian atau tes masuk, bukan ngantri BBM ya.
Jujur, sedikit pun materi yang aku pelajari tidak ada yang nyangkut di kepalaku. Oh iya, untuk masuk ke Universitas yang aku masuki melalui dua kali ujian atau tes.
Karena tes pertama melalalui jalur SBMPTN aku tidak lulus,hingga aku harus mendaftar ulang memakai jalur mandiri.
Tesnya sama, mata pelajaran yang selalu aku hindari. Apa lagi kalau bukan IPA, sial umpat ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction🌼[HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBUDAYAKAN VOTE AND COMMENT SAAT MEMBACA]🌼 Saat semua orang menceritakan betapa hebatnya orang tua mereka, menceritakan tentang liburan bersama kedua orang tuanya dan keluarganya, menceritakan hal-hal konyol saat mere...