Lima

40 4 3
                                    

Kunci hati mu lalu berikan kunci itu kepada Allah,biar Allah yang memberikan kunci tersebut kepada orang tepat untuk mu.



Pagi yang sangat buruk. Entah kenapa Ziva sangat berbeda hari ini,tidak ada senyuman dari bibir mungil nya itu,teman yang menyapa pun tak ia hiraukan. Saat pelajaran dimulai tidak ada suara Ziva yang terlontar bahkan hanya Any sahabat nya yang menjawab semua pertanyaan guru yang mengajar. Suasana kelas menjadi sunyi. Entah ada apa dengan Ziva yang tak biasanya seperti ini.

"Zi, kekantin yuk". Sapa Any mengagetkan lamunan Ziva. "Haa ayoo" Jawab Ziva singkat.

Ketika menuju kekantin Ziva dan Any bertemu dengan kakak nya dan David.

"Zi,ikut kita yuk, ke rumah sakit,jengukin Nabila" Ajak David yang di angguki Rezza.

Tidak tau apa yang akan Ziva katakan, Ziva hanya mengangguk dan langsung berjalan meninggalkan Rezza dan David.
Rezza tidak menghiraukan tingkah berbeda dari adiknya itu,ia berfikir mungkin sedang PMS.

Ketika sedang makan di kantin tiba-tiba seseorang datang kepada Ziva dan Any. Ziva yang meliahat orang itu membuat senyum diwajah nya terukir kembali,tetapi senyum yang terukir hanya sesaat ,ketika orang tersebut hanya memanggil nama Any.

"Haii Any" sapa Febrian mengejutkan Any.
"Eh ada kak Rian,ayo gabung makan sama kita" jawab Any sambil mempersilakan Febrian duduk.

"Kamu Sekretaris kan?" Tanya Febrian kepada Any. " Oh iya kak,ada apa ya kak?" Jawab Any kembali bertanya.
"Saya cuma mau ngasih tau kalau nanti selesai jam pelajaran terakhir ada rapat, seluruh ketua kelas dan sekretaris harus hadir di ruang OSIS. Dan tolong kasih tau ke ketua kelas kamu" balas Frbrian yang masih berdiri.
"Ooo gitu oke kak,makasih ya info nya kak." Jawab Any.
Tatapan Febrian kepada Any juga berbeda entah Febrian ada rasa kepada Any entah bagaimana.

Febrian lalu pergi tanpa mengucapkan apa pun kepada Ziva,entah dia tidak mengenal Ziva atau mungkin memang disengaja.

***

"Yah nggak jadi dong jengukin Nabila" ucap David sambil menghela nafas panjang.
"Ya mau gimana lagi,ntar aja deh sore" ujar Rezza.
"Kak Nabila dah pulang" ucap Ziva sambil berjalan kearah mereka.
"Benar nih Zi" ucap David mencoba membuat Ziva tertawa dengan tingkah nya.
"Iya benar" ucap Ziva tanpa menghiraukan David yg suka garing itu.

"Vid lu antar adek gua pulang ya" ujar Rezza.
"Nggak usah aku pulang naik angkut aja" balas Ziva ketus.
"Yaudah pulang sana naik angkut,hati-hati" Kata Rezza sambil mengelus puncak kepala Ziva.

***

Seluruh ketua kelas dan sekretaris dari lokal X-XII sudah berkumpul diruangan OSIS. Para guru juga sudah ada yang berada didalam ruangan tersebut. Mereka membicarakan tentang ujian akhir yang akan dilaksanakan minggu depan. Ketua kelas dan sekretaris selalu bertugas untu membagikan nomor ujian dan mengatur meja untuk para siswa dan siswi.

"Eh Za,tu si Rian kok mandangin Any terus ya?, Any bukannya temen adek lu?" Ucap Zahra selaku sekretaris dikelas Rezza.
"Iya ya,nggak tau gue,suka kali sama Any". Jawab Rezza tanpa berfikir bahwa adek nya juga menyukai si ketua OSIS itu.

Zahra mengetus kesal melihat sikap Rezza yang sangat menyebalkan.
Rezza selalu seperti itu dengan orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

Tak lama kemudian Rezza kembali mencerna perkataan Zahra. Dia baru ingat bahwa Ziva pernah menceritakan orang yang ia sukai kepada Rezza,dan orang itu adalah Febrian.

Sepulangnya dari sekolah Rezza langsung mencari Ziva kekamarnya dan Rezza mendapati Ziva sedang menangis. Entah kenapa dengan Ziva.

"Lu kenapa Zi??" Tanya Rezza sambil mengambil tisu yang ada di meja rias Ziva.
Ziva hanya menagis tak henti henti sambil menggenggam HP yang iya letakkan di atas paha nya.
Rezza langsung mengambil HP tersebut dari tangan Ziva,disana tertulis
Bestay
Foto Any bersama Febrian
Bestay: Zi lu tau nggak gue di ajakin makan sama     kak Rian,dan ternyata cinta gue kedia nggak bertepuk sebelah tangan (emoji love tiga)

Ziva: Alhamdulillah Ny gua bahagia kalau lu bahagia (emoji tertawa)

Bestay: Huuu makasii sahabat akyuuu:)
Read

Ziva tidak tau bahwa sahabat nya juga menyukai orang yang sama dengan nya.

Rezza yang membaca pun ikut sedih dan memeluk tubuh adiknya itu.

"Zi,ni gue kasih tau sesuatu yang pasti bisa jadi obat luka hati lu" kata Rezza sambil mengelus puncak kepala Ziva.

"Gue tau lu cinta banget sama si Rian but lu ngga boleh mencintai dia melebihi cinta lu kepada Allah."

"Satu lagi untuk sekarang lo kunci hati lu rapat-rapat trus lo kasih kuncinya ke Allah,dan biarkan Allah memberikan kunci tersebut kepada orang yang tepat untuk lo" Ucap Rezza menenangkan Ziva.

Ziva yang mendengar nya langsung membalas pelukan abang nya tersebut.


Waw ada ya abang seperti Rezza yang cuek tapi juga sangat peduli dengan Ziva...
Oh ya di part ini kebenyakan cerita tentang Ziva ya:)

Please💭🌟🙏🏻

Rezza dan NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang