Dua

36 6 0
                                    

Terkadang sebuah duka membawa sejuta bahagia


Hari sudah menunjukkan waktu solat zuhur,seluruh siswa dan siswi menuju ke mushola untuk melaksanakan solat bejamaah.

"Aduhh calon imam gue tu" ucap beberapa siswi yang berada di dekat Ziva.
Siapa lagi kalau bukan Rezza. Walaupun Rezza anak yang agak sedikit pemalas tapi kalau soal agama dia sangat the best.

Lantunan surat yang dibacakan Rezza membuat hati Ciwi-ciwi dinsekolahnya meleleh. Termasuk Nabila Rizani,dari kelas XII IPA 2.

"Hiks.. hiks.."
Suara tangisan itu terdengar oleh Rezza dan David yang tak jauh dari aula sekolah.

"Nabila" Panggil Rezza dan langsung menghapiri gadis itu.
Nabila yang sadar akan kedatangan Rezza dan David segera menghapus air mata nya.

Kamu nangis,kenapa?, pertanyaan yang langsung dilontar kan Rezza."Eh nggak papa Za," jawabnya singkat. "Kalau nggak papa kok nangis?"titah David yang ikut bertanya.

"Ingat Bil terkadang sebuah duka membawa sejuta bahagia" ucap Rezza sambil merangkul sahabat nya itu.

Sesaat jantung Nabila bergetar lebih kencang dan membuat nya agak canggung di depan Rezza,entah kenapa dengan Nabila.

Nabila langsung berdiri dari duduk nya sambil tersenyum. "Kalian dari mana?,kok nggak masuk kelas?" Tanya Nabila yang mengalihkan pembicaraan.
"Kan baru jam makan siang" ucap Rezza yang menatap jam tangannya.
"Oh iya,yaudah aku mau ke kelas dulu," kata Nabila sambil melambaikan tangan nya ke Rezza dan David.

Rezza dan David heran melihat sikap Nabila yang entah sikap apa lah namanya. Hahah bingung kan begitulah wanita.

***

(Sebelum Rezza dan David datang)

"Maaf banget bil,gue tau lu ngga suka sama gue,tapi mau gimana lagi bil,orang tua kita yang maksa kita jadi seperti ini,lu tau kan gue suka nya sama siapa?,jadi lebih baik kita udahin aja bil,gue nggak peduli lagi sama pendapat orang tua kita". Jelas Febrian panjang lebar.

Nabila yang awal nya diam tiba-tiba tak terasa air mata nya sudah membasahi pipi nya.
Perjodohan yang didasari uang ini sangat menyiksa Nabila dan Febrian.
Orang tua macam apa yang rela memberikan anak perempuan nya kepada orang lain demi uang?.

Nabila menangis bukan karena sedih akan perpisahan nya dengan Febrian,tetapi takut jika kedua orang tua nya akan marah.

Bisa-bisa Nabila di gantung. Haha lebih baik digantung orang tua dari pada digantung kamu><

***

"Zi,ayo buruan" bisik Rezza yang berada di ambang jendela kelas Ziva.
"Ni anak kenapa sii?" Bisik Ziva dalam hati.
Rezza yang melihat bibir Ziva yang di monyong-monyongkan nya itu hanya bisa tertawa geli melihat tingkah adik nya itu.

Seluruh siswa siswi kelas X,XI dan XII sudah pulang,hanya tersisa kelas Ziva yang dari tadi belum keluar. Rezza yang sudah bosan dan lelah menunggu Ziva,langsung menekan aplikasi berwarna hijau di ponsel nya.

-sumber masalah-
"Zi,kakak duluan ya,ada urusan penting,nanti kamu pulang nya sama Nadira aja"

Ting....

-si tukang ngorok-
"Iy,aku ntar pulang sama Nadira,soalnya masih ada kelas tambahan;("
Read


Segini dulu ya...
Makasih:)

Rezza dan NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang