Tujuh

14 1 0
                                    

Jika jodoh,mau sejauh apa pun akan Allah dekatkan dengan kita,tapi jika tidak jodoh mau sedekat apapun kita dengan orang tersebut maka kita tidak akan bisa bersama nya. Jadi yakin lah terhadap apa yang telah ditetap kan Allah swt.


Hari sudah menunjukkan pukul 04.05 pagi,Nabila sudah bangun dari tidurnya. Ia sengaja bangun lebih awal agar dia bisa mengulang kembali pelajaran yang akan di ujikan hari ini.

Berbeda dengan Rezza yang masih tidur pulas pada jam tersebut. Seperti biasa Rezza selalu di bangun kan oleh Ayah nya tepat waktu saat azan mulai bergema.

•••

Kring...kring...kring...
Bel sekolah sudah berbunyi seluruh siswa dan siswi yang baru datang langsung bergerumunan lari masuk ke gerbang sekolah karena takut akan di kuncikan oleh pak satpam.

Karena labor komputer di sekolah ada 5 buah maka para siswa dan siswi di bagi menjadi 5 bagian secara rata. Reza berada di labor 2 sementara Nabila berada di labor 3.

Setalah 2 jam berlangsung,seluruh siswa dan siswi kelas XII keluar dari labor mereka masing-masing.

"Astagfirullah Bil,demi apa aku cuma bisa jawab 25 soal" ucap Dinda merengek.

"Mending lu 25 lah gue cuma 10 soal Din" ucap Dion wakil ketua kelas Nabila.

"Udah lah pasrah aja sama Allah" balas Nabila sambil menepuk pundak Dinda.

Tak lama berselang kemudian Nabila menatap seseoarang dengan baju yang rapi dan tampan menawan keluar dari labor 2 yang tak lain adalah Rezza.
Seketika Rezza membalikkan badan nya dan mendapati Nabila sedang melihat ke arah nya,membuat mereka berdua menjadi salah tingkah dan senyam senyum sendiri.
Dinda yang meliahat mereka berdua langsung menyenggol badan Nabila dan tertawa.
Nabila langsung menarik sahabat nya itu turun kebawah dari labor konputer tersebut.

"Kamu suka ya sama Rezza?" Tanya sahabat Nabila tersebut.
"Astagfirullah Din,aku juga nggak tau sama perasaan aku sendiri." Kata nabila sambil duduk di depan kelas mereka.
"Bil,menyukai itu memang wajar,dan menurut aku sih berhenti menyimpan perasaan itu nggak bisa,tapi kamu bisa mengendalikan perasaan kamu agar bukan perasaan tersebut yang mengendalikan kamu" ucap Dinda sambil memegang telapak tangan Nabila.

Nabila yang mendengar nya kagum kepada sahabat nya itu,ia beruntung bisa memiliki sahabat seperti Dinda.

"Masya Allah sahabat aku,makasih udah selalu jadi yang terbaik untuk aku,makasih udah mengingat kan aku ketika aku di jalan yang salah,makasih juga udah jadi penasehat dalam hidup aku."

"Iya sama-sama Bila" Balas Dinda memeluk Nabila.
"Oh iya kamu mau kuliah dimana nanti serelah kita lulus?,udah nggak lama lagi loh Bil,minggu depan udah persiapan perpisahan,Sabtu nya udah perpisahan" tanya Dinda.

"Kamu tau kan aku sekarang tinggal nya nggak sama mama,jadi kek nya aku nggak bisa kuliah Din."
Titah Nabila sedih.

"Bil asal ada niat yang tulus karna Allah pasti ada jalan nya,kamu sabar ya" ucap Dinda menenangkan Nabila.

"Iya Din" balas Nabila.

***

Ziva yang sedari tadi hanya memegang buku Pendidikan Agama Islam yang ia baca berkali-kali,bedanya sekarang ia hanya duduk sendiri di gazebo yang tak jauh dari kelas nya. Ia duduk sendiri karena sahabatnya Any sudah sedari tadi waktu ujian pertama selesai ia dijemput oleh Febrian ke kelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rezza dan NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang