Sembilan

2 2 0
                                    

"Bee..."

"Mo nanya "

"Hmm...."
Jawab Beca tanpa menoleh ke lawan bicaranya ia sibuk mengetik di laptop nya .

"Gue bingung ..."

"Kenapa? "

"Kenapa kopi itu rasanya pahit. "

"Karena kopi yang udah di sangrai di tumbuk akan merubah komposisi zat yang ada di dalamnya. "

"Nggak "

"Hah ...
Terus ? "
Beca bingung akan jawabannya bukankah kalo secara ilmiah dan biologi akan seperti itu, ya kira kira seperti itu meskipun kata katanya kurang tepat batinnya.

"Karena manisnya sudah ada dikamu. "
Ucap Kavin sambil mencubit pipi Beca gemas.

Beca menutup laptop nya dan pergi meninggalkan Kavin begitu saja.

Kavin yang ditinggalkan di ruang tamu sendirian hanya bengong.

"Lah kok langsung pergi, emang ucapan gua ada yang salah. Atau dia lagi blusshing   tapi tadi gak ada kelihatan pipi nya memerah ataupun salting.
Trus kenapa dong? "
Kavin berbicara dengan dirinya sendiri .

Criikk...

Criikk....

Criikk....

Rebecca duduk ditepi kolam renang. Setelah pergi dari ruang tamu bersama Kavin tadi ia langsung ke kolam renang dan bermain - main air, dengan cara menciprat cipratkan nya.

Haah...
Beca menghela napas lelah, ia bosan sedari tadi bingung ingin berbuat apa.

"Jus? "

Becca tersentak kaget saat melihat Kavin yang tiba tiba ada di sampingnya .

"Jus? "
Ulang Kavin

"Gak makasih "

"Ayolah Bee...
Buat permintaan maaf gua. "
Ucap Kavin memelas

"Maaf? "
Maaf buat apa? "
Bingung Beca ia merasa tidak melakukan apa apa tapi mengapa Kavin meminta maaf.

"Yah mungkin kamu marah atas gombalan aku tadi, atau ucapan aku yang menyinggung kamu. "
Ucapnya .

"Nggak aku nggak marah kok, aku cuma nggak suka aja di gombali, aku gak suka cowok yang suka nge gombal.
Cowok yang suka nge gombal itu cuma suka mainin cuma penasaran bukan perasaan. "
Jawab Beca

Kavin mengangguk paham
"Iya boleh boleh aja aku kalo kamu ngambek sama cowok lain pas di gombali, tapi kalo sama aku - "

Sreett....

Kavin menarik Beca dalam dekapan nya ia memeluk Beca erat dan membisikkan sesuatu kepadanya.

"Tapi kalo aku gak usah marah dan gak usah takut cuma mainin karena aku udah jadi mau tunangan kamu."

Cup!

Kavin mengecup pipi Beca tanpa mau melepaskannya .

Beca pun membalas pelukan  Kavin dan membisikan sesuatu

"Baru mau kan belom jadi. "

Pyuungg ....

Beca melepaskan pelukan Kavin dan langsung mendorongnya hingga ia terjebur ke dalam kolam renang.

"Jangan pernah main main sama Rebecca Anjani
Oh iya ingat satu Kavin Jovanka selalu kalah dan Rebecca selalu menang.
Ingat itu! "

"Jovanka gak kalah Jovanka cuma ngalah.
Kavin tersenyum. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JRA ( Jovanka Rebecca Adhitama) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang