"Engkoh Liem, dalam menghadapi musuh yang tangguh
kau harus berhati-hati dan selalu waspada".
Ketika itu Liem Tou sudah kumpulkan hawa sinkangnya
dipusar, mendengar ucapan itu ia mengangguk.
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/
"Engkoh Liem!" terdengar Siauw Giok Tjing berbisik kembali
dengan nada yang lirih, "Kau jangan lupa menggunakan ilmu
telapak yang kau berhasil pelajari dari lembah Mati Hidup".
Sekali lagi Liem Tou mengangguk. tapi ia tidak memikirkan
lebih mendalam ucapan dari Siauw Giok Tjing yang terakhir
ini.
Pada waktu itu selembar wajah kebocah-bocahan dari Suo
Kut Mo Pian telah berubah membesi, didalam sekejap mata air
mukanya sudah terlapiskan selembar kabut tebal yang
berwarna putih, bersamaan itu pula sepasang telapak
tanganpun mengebulkan asap putih bagaikan kabut gunung..
..
Liem Tou yang berdiri dihadapannya seketika merasakan
udara disekelilingnya ikut berubah jadi dingin sekali sehingga
badan terasa bergetar keras, hatinya menjadi bergidik.
Ia tahu Suo Kut Mo Pian telah mengeluarkan ilmu 'Kioe Im
Tong Tju Loh Han Ciang' nya. hanya ia tidak menyangka
sebelum angin serangan dilancarkan cukup sewaktu
menyalurkan tenagapun telah menimbulkan hawa dingin yang
menggidikkan hati.
Pada detik inilah ia mulai menyadari apabila malam ini
dirinya sudah berjumpa dengan musuh yang paling tangguh
selama hidupnya, jlka ia sampai kalah ditangannya bukan saja
sigadis cantik pengangon kambing serta Siauw Giok Tjing
yang ada dihidapannya menemui bahaya bahkan seluruh umat
Bu-lim pun bakal menemui bencana.
Setelah teringat apabila pertarungan malam ini
menentukan siapa yang lebih unggul antara golongan Pek-to
serta golongan Hek-to, pemuda she Liem ini semakin
persiapkan diri lagi. Ia mengambil keputusan bagaimanapun
yang terjadi ia harus menerima dulu kesepuluh jurus
serangannya kemudian baru pikirkan kembali akibatnya.
Tiraikasih Website
http://kangzusi.com/
Ia tarik napas panjang-panjang. seluruh tenaga sinkang
yang dimilikinya disalurkan mengelilingi seluruh badan. Tetapi
sewaktu melihat sigadis cantik pengangon kambing serta
Siauw Giok Tjing hanya berdiri tiga depa dibelakangnya,
dengan wajah serius ia lantas berseru;
"Ilmu Kioe Im Tong Tju Loo Han Keng dari tjianpwee