Aku tau merelakan itu sulit, tapi aku akan mencoba nya.
°°°°°°°Ada suatu waktu dimana Almara ingin menghilang dari dunia dimana ia hidup, ada satu detik dimana ia menyesali doa yang telah ia ucapkan. Bukan, bukan karena ia tidak mensyukuri doa yang telah di kabulkan oleh sang pencipta, tetapi terkadang manusia sering di hadapi oleh dua pilihan yaitu pahit dan juga manis.
Ia pikir semua nya akan baik-baik saja... Setidak nya untuk beberapa hari kedepan tapi tidak,saat Tuhan mengabulkan satu doa dari nya maka Tuhan akan memberikan satu ujian untung dirinya. Almara tidak memiliki hak untuk mengeluh apalagi protes ia sadar akan hal itu, tapi apakah tidak bisa ia merasakan nama nya kebahagian untuk kali ini saja? Kenapa ujian nya terlalu berat? Mengapa ia di beri pilihan Melepaskan atau di lepaskan?
Seperti saat ini saat laki-laki yang ia kagumi tengah duduk berlutut dengan kepala tertunduk di hadapan nya bersamaan dengan tangan kekar milik dirinya yang mengengam tangan mungil milik nya yang bergetar.
Almara masih bungkam hingga tatapan nya jatuh pada jari manis milik Raka yang telah terlingkar sebuah cincin yang ia yakini harga nya seharga dengan rumah milik orang tuanya. "Kenapa?" tanya Almara bergetar, reflek Raka mendongak dengan pandangan yang sulit Almara artikan.
"A..aku salah apa sama kamu?" Raka mengeleng kaku, tangan nya terangkat hendak menghapus air mata di wajah Almara namun segera gadis itu tepis.
"Pulang" usir Almara dengan mata yang enggan rupa wajah kekasih nya. Hati nya begitu kecewa hingga rasa nya ia ingin berteriak sambil mencaci maki Raka serta jika perlu ia akan menimpuk kepala Raka dengan batu jika saja orang tua nya tidak ada.
"Gue jelasin dulu"
"Gak perlu" sela Almara dengan tatapan tajam enggan di bantah.
"Semua nya udah jelas Raka.." Almara bangkit berdiri dan di ikuti Raka yang terlihat Linglung ingin memulai dari mana, Raka seperti kehilangan jiwa nya saat melihat tatapan kecewa di netra pacarnya.
"Kita keluar dulu, Ayo."
"Gak. Lo pulang!"
"Almara...
"Pergi brengsek! Bajingan Lo! Bertahun-tahun gue suka Lo dan ini balasan Lo sama gue?!"
"Jawab anjing!"
"Kenapa Lo bisu? Hah?! Lo bilang dia cuma masa lalu tapi kenapa dia ambil posisi jadi masa depan Ka?! Gue salah apa sama lo? Kalo Lo mau mengakhiri semua nya lo bilang! Jangan gini..." tanya almara mengebu-gebu dengan air mata meluruh di pipi nya.
"Almara----"
"Kita putus aja."putus almara tanpa pikir panjang. raka langsung berusaha mengapai lengan almara namun cewek itu menghindar.
"Gak" tegas raka.
"Ya putus aja. Pergi Lo!" usir almara semberi menujuk pintu kayu rumah nya.
"Gue gak mau putus!"
"Terserah apa kata Lo gue tetep mau putus"
"Gak, Lo punya gue"
"Gue bukan barang bangsat!"
"Terserah gue gak mau putus"
"Gatau diri Lo anjing!"
"Almara!" sela Bunda Almara dengan kilat amarah, Lengan Almara di tarik hingga menghadap bunda nya lalu telapak tangan sang bunda langsung mendarat di area pipi kanan milik nya yang masih terdapat masker tadi.
Plak!
"Bunda gak pernah ngajarin kamu bertingkah seperti itu!" mata Almara terpenjam tangannya reflek memengang wajahnya yang terasa kesemutan dan juga perih. Namun tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya. Ia melirik sekilas ekspresi Raka yang sangat terkejut serta raut khawatir yang tersirat lewat tatapan nya.
"Bunda kenapa nampar Almara? Dia ga salah bunda" bela Raka dengan kata-kata manisnya yang tentu saja membuat Bundanya luluh.
"Diem lo anjin---"
plak
"Almara"
brukh....
Almara jatuh pingsan.
tbc dlu ya gaiss....
halo apakah ada yang masih menunggu cerita ini update?
author minta maaf ya baru muncullll kalau gamau maafin gapapa hujat saja saya di kolom komentar....
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen Fiction"Aku butuh perhatian Raka! bukan uang Raka!" "Gue sibuk" "Aku pacar kamu raka! prioritaskan aku sebelum kata iya menjadi Terserah" "Gue gak nyuruh lo nunggu gue" "Raka!" Raka itu seperti tsundare... cuek namun peduli. pacaran sama Raka itu bagaikan...