07. tunangan?

6.4K 817 511
                                    

"Hah? Emang kamu tau apa?" Jeda sebentar, Almara menunduk kemudian berbisik pelan. "Kamu cuma manfaatin kekuasaan kamu buat mecat ayah aku. Kelakuan kamu gak lebih dari seorang pengecut Raka"

"Almara!" peringat Raka tajam, terlihat dari rahang cowo itu yang mengeras serta aura yang tadi ramah kembali dingin dan arogan.

"Pergi! atau aku bener-bener benci sama kamu" Usir Almara, Raka berdecih selanjutnya cowo itu pergi dengan perasaan kacau.

Sedangkan Almara? Cewe itu terduduk diam sambil menelungkup kan kepala nya di meja. Ia lelah, sangat.

"Mara...." Panggil seseorang, Almara mendongak dan menemukan fero––seseorang yang dulu ia campakan dan memilih mengejar raka.

"Ada apa?"

"Kita perlu bicara"

"Soal apa?"

"Raka, cowo lo"

"gue gak mau denger" tolak Almara, cewe itu kembali menunduk dalam. Namun fero tak mau kalah, cowo itu menarik tangan Almara hingga cewe itu berdiri mengikuti langkah tergesa-tergesa cowo itu.

"FERO LEPAS!" hentak Almara kesal, Cewe itu menatap Fero penuh dendam.

"Mau lo apa sih?!"

"Lo! Mau gue cuma elo. Almara syakira sadar, Cowo yang lo suka itu calon tunangan nya Nabila" Almara menatap tak percaya sebenarnya cowo di hadapan nya ini sedang mabuk atau apa?

"Gue gak peduli" ketus Almara, cewe itu hendak berbalik pergi namun lagi-lagi Fero mengahalangi nya.

"Almara... Percaya sama gue.. "

"Gue gak mau!"

"Almara. Gue punya bukti, nanti malam di rumah Raka bakal ada pesta pertunangan cowo itu"

"FERO STOP! GUE GAK MAU DENGER OMONG KOSONG LO! Plis gue capek fer.. Capekkk!!!" jerit Almara gusar, cewe itu berjongkok sambil menangis.

"Almara gue gak boleh nangis. Bangkit mara, bales semua perbuatan cowo itu. Asal lo tau nyokap Raka sengaja pecat bokap lo biar hubungan lo sama Raka rengang" Mata Almara yang semula tertutup langsung terbuka lebar, ia menatap fero penuh selidik.

"Lo.... Lo tau dari mana?" selidik Almara kikuk. Fero tersenyum lega, cowo itu menghela nafas pelan kemudian menatap dalam iris mata coklat cewe itu

"Lo lupa nama belakang gue?"

Alfero dirga rainer

Sekarang Almara paham, jika Fero adalah saudara dari Raka. Pantas saja cowo ini berisi keras memberi tahu nya. Tapi mana mungkin Raka tega bertunangan dengan Nabila? Dan ibu raka yang tega memecat ayah nya?

"Lo.. Pasti bohong kan?" selidik Almara lagi.

"Demi tuhan Almara"

"Tapi... Raka gak mungkin lakuin itu. Dia tadi mohon maaf sama gue dan.... "

"Lo tau? Cowo itu gak pernah puas dengan satu cewe." potong Fero. Almara kembali meneteskan air mata nya, ia sebenarnya ragu. Tetapi otak nya berfikir jika yang di katakan Fero itu benar ada nya.

"Mara... " lirih fero tak tega, Almara mengeleng pelan. Ia menatap fero nanar dan terlihat begitu rapuh.

"Bu.. Buat gue percaya.. "

******

Almara menatap pantulan dirinya di cermin dengan ragu, Ia sudah berdandan dengan seada nya namun rasa gugup dan nyeri seakan menghujam hati nya.

Jujur, ia masih tidak percaya dengan ucapan Fero. Walaupun cowo itu memang Sepupu Raka

"Alma sayang... " Panggil ibu nya, Almara tersadar dari lamuan nya kemudian menyahut pangilan ibu nya.

"Iya bu... "

"Ada temen kamu nak... " Almara melotot terkejut lalu cewe itu segera merapihkan kembali rambut nya yang ia gerai, menatap sebentar ke arah cermin sambil bergumam nama raka dan berdoa jika keputusan nya benar.

Raka aku harap keputusan aku salah.. Kamu gak mungkin setega itu...

Almara langsung menyambar tas selpempangan nya dan keluar dari kamar.
"Loh.. Loh.. Loh.. Kamu mau kemana nak?" tanya ibu Almara sedikit heran. Almara berdehem kemudian menatap sayang ibu nya.

"Temen Alma ngadain pesta bu, Alma boleh kan dateng?" bujuk Almara. Ibu Almara sedikit ragu, ia menatap Fero yang berbalut jas rapih khas anak orang kaya.

"Sama nak Fero? Tumben gak sama Raka?"

Deg

Almara tertegun, Ia menatap Fero yang tersenyum lemah. Cowo itu bangkit dan mendekat ke arah nya dan juga ibu nya.

"Maaf bu. Tapi saya sepupu nya Raka.. Ibu bisa percaya sama saya" ujar Fero penuh keyakinan. Ibu Almara tersenyum cangung merasa tak enak sendiri dengan pertanyaan nya tadi.

"Bukan begitu nak fero. Tapi biasa nya Alma selalu sama Raka jadi ibu sedikit heran. Yasudah kalian berangkat, jangan pulang malam-malam" jelas ibu Almara, Fero tersenyum hangat lantas mencium pungung tangan ibu Almara.

"Saya sama Almara pamit bu... "

"Iya hati-hati.. Alma, jangan pulang malam-malam nak" Peringat Ibu. Almara terkisap ia tersenyum kecil kemudian menganguk patuh.

"Iyaa.. " gumam Almara. Cewe itu segera mengikuti langkah Fero ke arah mobil cowo itu.

"Fer... " ujar Almara gelisah.

"Gue siap jadi pelindung lo ra... Jangan khawatir gue bakal selalu ada di sisi lo" kata penenang dari Fero membuat Almara sedikit tenang cewe itu mulai masuk kedalam mobil cowo itu.

Di dalam perjalanan Almara tak henti nya bergerak Gelisah, Mata nya fokus menatap jendela mobil serta hati nya yang berdetak tak karuan. Fero yang melihat nya hanya terdiam sambil fokus ke arah jalanan.

Hingga beberapa menit kemudian mereka telah sampai di kediaman reiner. Rasa gugup dan takut mulai melingkupi Almara apalagi suasana rumah megah yang terlihat ramai.

"Fer... " beo Almara mendadak nyali Almara menciut dengan mata berkaca-kaca.

"Mau pulang?" tanya Fero lembut. Almara ingin mengatakan iya tapi tinggal selangkah lagi ia tahu semua nya. Jika itu benar, ia akan benar-benar membenci raka.

"Sebentar aja ya?" pinta Almara memelas. Fero menganguk mantap kemudian keluar mobil lebih dulu dan membuka kan pintu mobil untuk Almara.

"Ayo tuan putri" goda Fero, Almara berdecak. Cewe itu mulai turun dari mobil dan berdiri berdampingan dengan Fero.

"Ayo masuk.. " ajak Fero. Almara menganguk kemudian melangkah menuju pintu utama namun mata nya menangkap nama Raka dan juga Nabila di figura yang terpacang di pintu utama.

Deg

Raka?










TBC!
HALO APA KABAR? HUWA JANGAN HIJAT AUTHOR YANG SLOW UP HIKS:(
AUTHOR BENER-BENER MINTA MAAF:(

DI USAHAKAN UP LEBIH CEPAT PLISH JANGAN BERPALING DARI CERITA INI HUWAA...

OKELAH MAAF YA..

JANGAN LUPA VOMENT BIAR AUTHOR UP TIAP HARI!!!

TsundereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang