Sadar tidak sadar nya dirimu..
Sikap ego mu membuat ku muak dan ingin pergi menjauh...
------------Almara terduduk diam di kursi belajar nya, setelah kepulangan Raka beberapa menit yang lalu Almara hanya melamun dan menyesali apa yang ia perbuat.
Harus nya gue gak suka sama orang kaya seperti Raka! Ini semua salah gue, Ayah sama Ibu bakal kecewa sama gue...
Almara mengepalkan kedua tangan nya kuat, mengemgam kuat silet kecil yang perlahan menyobek-nyobek telapak tangan nya hingga berdarah.
Rasa perih itu menjalar hingga Almara tersadar dari lamuan nya, ia menatap lesu telapak tangan nya yang penuh dengan darah.
"Ssshhh... Gue bego bener... " ringis Almara, cewe itu membuang kasar silet yang melukai nya tadi. Dengan cepat Almara lari ke kamar mandi dan membasuh luka di telapak tangan nya.
Cewe itu mulai mencari obat di laci-laci namun nihil, Almara tidak menemukan nya. Hingga ia teringat jika kopi bisa membantu. Dengan sigap Almara lari ke dapur dan menaburkan bubuk kopi ke telapak tangan nya.
"Akhhh... Ibu perih.... " ringis Almara, cewe itu mendongak ke atas meresapi perih nya luka di telapak tangan nya.
"Almara... Nak kamu kenapa? " khawatir Bima--- Ayah almara yang baru saja pulang dari kantor. Almara menatap terkejut Ayah nya.
"Ayah udah pulang?" Tanya Almara, yang di tanya hanya terfokus pada luka putri nya dan berusaha mencari sesuatu untuk membalut luka putri nya.
"Alma kenapa bisa luka?" Tanya Bima di sela-sela membalut luka putri nya dengan kain putih.
"Alma gak sengaja kena silet ayah.. " jujur Almara, Bima mengeleng-gelngkan kepala pelan.
"Luka nya udah ayah obatin, sekarang Alma tidur ya. Besok sekolah.."
"Tapi Ayah.... Uang SPP Alma... " Almara menjeda ucapan nya di lihat raut wajah ayah nya yang kebingungan membuat Alma kasian.
"Besok Ayah usahakan... Alma tidur ya" pinta Bima lembut, Alma mengangukan kepala nya dan masuk ke dalam kamar nya.
Namun cewe itu tidak benar-benar tidur sebab ia mendengar suara ibu nya yang baru saja pulang.
"Ayah sudah pulang? Kok pulang cepat?" Tanya Wina, Bima menghela nafas nya pelan. Ayah Almara itu terduduk di kursi kayu dan memijat kening nya lelah.
"Aku di pecat Bu, aku di tuduh mengelapkan uang perusahaan" Almara menutup mulut nya terkejut. Sama hal nya dengan wina.
"Ayah gak mungkin ngelakuin itu... Bagaimana bisa ayah di pecat" Gumam Almara sedih. Ia masih setia menajamkan telingga nya.
"Gapapa...Mungkin ini bukan rezeki. Bu, kamu udah coba pinjem uang sama tetangga buat bayar SPP Alma?" ujar Bima, air mata Almara menetes. Demi sekolah nya Ibu sampai pinjam uang dengan tetangga.
Wina tersenyum kecewa wanita itu mengeleng pelan tanda tidak dapat pinjaman. Almara menahan isak tanggis nya, ia tahu ini semua ulah Raka.
Cowo pengecut!
*****
Keesokan pagi nya Almara langsung berangkat sekolah tanpa sepengetahuan orang tua nya. Lebih jelas nya Almara tidak mau membuat kedua orang tua nya mencari alasan yang menyedihkan karena tidak bisa membayar uang sekolah dirinya.
Berbekalan dengan kaki nya Almara mulai berjalan pagi dengan semangat 45. Tangan nya terulur menyentuh bungga-bungga yang menjajar di pigir jalan.
Bungga matahari...
Sangat cantek, kembang di waktu pagi~Daun nya hijau, bungga nya kuning memikat kumbang laluuuuuuuuuu....
Bungga matahari sangat cantek di terotoar jalan~~~~~
Almara terkikik geli sendiri saat menyanyikan lagu mei-mei saya suka saya suka. Bukan masalah apa, tapi lagu rada gak nyambung tapi enak di dengar itu mulai terbayang saat Almara melihat bungga.
Tanpa sepengetahuan Almara, Raka sedari tadi tersenyum tipis melihat Almara bersenandung lucu.
"Almara!" panggil Raka angak keras, Almara mematung. Tanpa menoleh ke asal suara, Almara terbirit lari menghindari Raka.
Raut wajah Raka kembali mendatar dengan sigap cowo itu meningalkan mobil nya dan berlari menyusul Almara yang hendak melintasi jalan raya penuh kendaraan.
"Almara!" Panggil Raka lagi, Cowo itu berusaha mengapai tubuh Almara yang tertelan kerumunan orang hingga sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi tepat mengarah e tubuh Almara.
"ALMARA!!! "
Aku benci raka, selamat tinggal raka..
TBC!
JANGAN PERNAH BOSEN YA BACA CERITA INI...
SEMPATKAN UNTUK VOTE DAN COMMENT:)
SEE YOUU
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen Fiction"Aku butuh perhatian Raka! bukan uang Raka!" "Gue sibuk" "Aku pacar kamu raka! prioritaskan aku sebelum kata iya menjadi Terserah" "Gue gak nyuruh lo nunggu gue" "Raka!" Raka itu seperti tsundare... cuek namun peduli. pacaran sama Raka itu bagaikan...