Eza masih tertidur ketika bu Rina dan Dantia bersiap-siap akan pergi keluar bersama. Karena tidak enak membangunkan Eza, maka bu Rina meminta Arbelia tetap disini. Bahkan mengatakan jika Arbelia ada urusan, tidak apa-apa meninggalkan Eza.
"Gak apa-apa buk. Saya free sekarang"
"Walah iyoo, skripsimu udah selesai yo, tinggal sidang"
"Belum buk" Arbelia menjelaskan jika skripsinya belum di cek oleh pembimbingnya.
Bu Rina terlihat paham. Lalu pamit pergi bersama Dantia yang sudah menunggu di depan mobil.
"Kalau Arbelia lapar, bisa minta mbak Umik buat masak. Lagi pula sudah waktunya makan siang"
"Iya bu.. Makasih"
Dantia hanya tersenyum sebelum masuk ke dalam mobil dan memerintahkan supir pergi ke tempat tujuan.
Saka baru keluar dari rumah saat mobil hitam itu menghilang dari pandangan.
"Udah deket jam makan siang. Lo mau gue pesenin drive thru? Atau lo bisa makan bareng gue. Kebetulan mbak Umik baru selesai masak"
"Gue tunggu Eza bangun aja"
"Hah?" Saka terkejut, "Lo boleh makan tanpa perlu nunggu Eza bangun. Nanti kalau Eza bangun dan minta makan, gak masalah"
Arbelia terlihat ragu. Dia tidak enak makan begitu saja di rumah orang sedangkan pemilik rumah sedang keluar.
"Udah, ayoo" Saka menariknya masuk menuju ruang makan.
Ada banyak hidangan di atas meja membuat Arbelia semakin tidak enak.
Sebanyak ini, jika tidak habis akan sangat mubazir.
Saka yang menunggu Arbelia duduk menatap gadis itu lekat membuat Arbelia langsung menarik kursi dan duduk.
"Jangan sungkan" Saka berkata lagi lalu mengambil nasi dan menaruhnya di piring Arbelia.
"Udah, kebanyakan ini. Mubazir, sayang nasinya"
Saka menurut. Dia membiarkan Arbelia mengambil lauk sesuka hatinya dan langsung mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
Tidak ada yang bersuara sampai mereka selesai makan. Mbak Umik datang setelah makanan di piring mereka habis. Hendak membereskan yang langsung di cegah Arbelia.
"Biarin aja. Lo gak perlu ngelakuin itu"
"Gue tulus ingin membantu" Arbelia berdiri, membantu merapikan piring kotor dan membawanya ke dapur.
Mbak Umik berterima kasih dan segera mencuci piring kotor itu.
"Suka nonton drama?"
"Gak begitu"
Saka sedang sibuk mencari-cari film di televisi yang terhubung dengan akun Netflixnya. Tangannya berhenti menekan tombol di salah satu serial drama korea.
"Jangan itu plis" tolak Arbelia. Dia kurang suka menonton film percintaan.
"Trus?" Saka terlihat bingung. Tangannya iseng menekan salah satu film thriller.
"Nahh" Arbelia terlihat antusias, "Better than romance. Gue lebih suka thriller"
Saka membatu sejenak, "Psycho"
"You got me feeling like a psychoo.. pyschoo" tawa Arbelia tidak bisa ditahan melihat ekspresi terkejut Saka.
Di rebutnya remote itu dari tangan Saka. Mengganti filmnya dengan serial kartun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eu
Romance"Sejak awal, pertemuan kita adalah kesalahan. Seperti yang pernah mereka ucapkan. 'Seharusnya kita tidak saling kenal' " Pertemuan itu adalah permulaan. Dimana hidup seorang Arbelia Leriana yang semula baik-baik saja, berubah menjadi mimpi buruk yan...