Episode 1 : Banaspati

7.1K 506 169
                                    

"Apa bagusnya memiliki istri yang tidak ingin hamil?"

Di situlah ada pengetahuan yang bernama adopsi, ibu pengganti, dan beberapa opsi lain yang tidak mesti memaksa seorang wanita untuk mengandung.

Yang tidak ingin hamil kan istriku, kenapa mereka yang pusing? Quinn adalah wanita yang sudah kunikahi selama beberapa tahun terakhir. Kebutuhan seksual pun kami penuhi satu sama lain agar tidak terjadi skandal apapun yang bisa mencoreng nama perusahaan kami masing-masing. Sayangnya, Quinn tidak pernah puas denganku. Setiap kali kami berhubungan badan, aku selalu saja selesai terlebih dahulu.

Ya, itulah yang dinamakan premature ejaculation.

Quinn yang tidak ingin hamil bukanlah seratus persen keinginannya, dia masih merintis karirnya, tubuhnya adalah asetnya yang paling berharga. Aku juga tidak ingin memaksanya, hamil dan tidak hamil adalah hak bagi setiap wanita untuk menentukannya. Yang bisa aku lakukan saat ini adalah menghargai keputusan Quinn.

Tidak ingin mendapat gosip aneh dari rekan kerjaku, Quinn dan aku memutuskan untuk mengadopsi anak. Beberapa profil anak telah dikirim Dim via e-mail untuk Quinn, siapapun yang menjadi pilihannya akan kujemput besok. Saat ini Quinn sedang tidak ada di negara ini, dia masih memiliki beberapa tour untuk dihadiri di beberapa negara bagian.

Pilihan Quinn akhirnya jatuh pada anak kembar tiga yang dari awal memang telah menarik perhatianku. Mereka terlihat sangat manis dan baik. Hal inilah yang mengantarku dan Dim tiba di sebuah Panti Asuhan besar.

Tidak lama setelah tiba, beberapa hal pun terjadi. Aku yang kerja seharian, bertemu dengan kejadian yang di luar pengetahuanku, membuat tubuhku sangat kelelahan saat ini. Sejak kecil, tubuhku tidak memiliki konstitusi yang baik. Aku cepat lelah, sering tidak berstamina, dan tidak bersemangat. Yang bisa kulakukan hanya membaca dan banyak menonton tips dan trik cara mengurus sebuah perusahaan. Di beberapa kesempatan bahkan ayahku mengirim rekaman rapat yang selalu ia lakukan di perusahaan.

Namun semua kegelisahaanku menguap tiba-tiba ketika sosok yang kuyakini adalah remaja laki-laki yang mungkin berumur 10 hingga 12 tahun—ternyata 18 tahun— itu menciumku. Hanya sedetik aku memperhatikannya yang masih berteriak kesakitan karena tulang keringnya menghantam sudut meja, aku kemudian sadar. Tubuhku tidak lagi berat, tubuhku terasa sangat ringan.

Tubuh yang dulunya selalu merasa berat entah ditekan oleh apa kini tidak ada lagi. Bahu yang dulunya selalu dibebani oleh sesuatu kini tidak ada lagi. Leher yang dulunya seolah tercekik akan sesuatu kini tidak ada lagi. Kedua kaki yang seperti terikat oleh apa kini tidak ada lagi. Tanganku yang bagai membawa beban berat kini tidak ada lagi. Tubuh tidak bergunaku tidak ada lagi!

Meski semua beban itu tidak kurasakan lagi, kebiasaanku yang biasanya tidak berbicara banyak tetap tinggal. Berbicara membutuhkan energi yang cukup banyak jadi aku menguranginya sejak dulu dan kini staminaku kembali, namun kebiasaan itu tidak bisa hilang.

Kupikir aku tidak akan pernah lagi berbicara banyak, hanya sampai ketika Kyu—kekasihku— memanggilku dengan sebutan itu.

Jantungku seolah terpompa, dadaku panas sekali, tubuhku menegang, napasku sedikit tidak beraturan, dan di bawah sana mulai tersenyum gagah dan berniat menunjukkan keperkasaannya seolah mengetuk zipper celanaku untuk dibebaskan. Hei, jangan menjadi cabul dan tidak sabaran!

Setiap kali aku membayangkan Kyu yang memanggilku Sayang, Baby, Honey, Darling, dan lainnya, keinginanku untuk bercerita banyak semakin membuncah. Terkadang Dim dan Gil bingung sendiri ketika mendengarku. Well, this is the only thing that Kyu and I will know.

Tapi!

Both have sex with Kyu and being called with lovely names by Kyu will always be the death of me.

Haunting SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang