3. Jelly

281 15 5
                                    

.
Request by LadyIruma
.
.
.
.
Hypnosis Mic: Division Rap Battle: Rhyme Anima by King Records
Story by Icarus Is Peach
.
.
.
Iruma Jyuto x Fem! Reader
.
.

Jyuto berlari kesetanan di lorong rumah sakit. Tampaknya ia tidak peduli walaupun banyak perawat dan dokter yang berada di situ berteriak kepadanya agar memelankan laju kakinya. Saat ini isi di dalam kepalanya hanyalah [Name] dan [Name] seorang.

Wanita bernama [Name] itu adalah istrinya, yang tengah mengandung anak pertama mereka. Ia sedang patroli di daerah Yokohama ketika mendapat telepon dari pihak rumah sakit bahwa istrinya itu terjatuh di kamar mandi sampai pendarahan.

Jyuto sampai di ruangan yang telah diberitahu sebelumnya. Katanya walaupun terjatuh seperti itu, tampaknya istrinya masih bisa melahirkan secara normal. Kejadian terjatuhnya [Name] di kamar mandi malah memberikan dorongan untuk bayi keluar lebih awal dari tanggal yang ditetapkan.

Tidak apa-apa, pikir Jyuto. Iya, tidak apa-apa, asal mereka selamat.

Jyuto masuk ke dalam ruangan. Di sana istrinya tengah berteriak kesakitan. Ia tidak tega melihat ini. Tangan istrinya ia genggam erat, mengelus kepala istrinya dengan tangannya yang lain, juga memberikan kalimat penyemangat yang ia luncurkan dengan berbisik di telinga sang istri.

Entah berapa lama mereka berada di situ, tapi akhirnya anak yang dinantikan Jyuto dan [Name] berhasil dilahirkan dengan selamat. Jyuto banjir air mata ketika ia diperbolehkan menggendong anak pertamanya. Begitu kecil dan rapuh seakan jika tidak ia pegang erat-erat akan terbawa angin kecil yang terjadi saat ia bernafas. Tuhan, Jyuto bahagia.

.
.
.

Tangisan kencang terdengar di seluruh penjuru rumah. Dua bayi kembar identik itu menangis di tengah malam yang dingin, meminta ibunya untuk segera datang.

[Name] yang empat bulan lalu berhasil melahirkan anak kembar buah dagingnya dan Jyuto berjalan turun dari ranjang, pelan tanpa membuat suara menghampiri bayinya.

"Shhh, ibu di sini, anakku," [Name] berdialog. Dua bayi itu ia gendong bersamaan, menimang-nimang hingga keduanya tenang. Ibu dari anak kembar itu kembali ke ranjangnya. Pelan dirasakannya tangan Jyuto yang memeluk pinggangnya, menariknya hingga terhantam dada bidang Jyuto.

Jyuto mendaratkan bibirnya di tengkuk [Name], "aku rindu," katanya. Dihisap, digigit, dikecup hingga menciptakan tanda kemerahan. Jyuto ingin melakukan itu, tapi tidak bisa. Kepala [Name] saat ini rasanya ingin pecah karena kelelahan. "Jangan dulu ya? Aku lelah." Tangan [Name] mengelus surai Jyuto pelan.

"Tch," [Name] mengangkat alisnya, apakah suaminya saat ini benar-benar berdecih kepadanya? Tapi ia rasanya tidak akan peduli untuk kali ini. Ia harus istirahat, ya, dia akan berbicara dengan Jyuto besok.
.
.

Kepala [Name] pening sekali. Bayi kembarnya banyak menangis hari ini. Ditambah dengan kelakuan Jyuto yang aneh.

Beberapa hari ini entah kenapa Jyuto selalu menghindari tatapannya. Tidur memunggunginya. Juga tidak menanggapi dengan benar ketika diajak berbicara.

"Ada apa dengan ayah kalian? Dia aneh sekali," [Name] mengusap pelan perut salah satu bayinya. Ia baru saja memandikan si kembar. Pelan memakaikan baju hangat sambil sesekali menggelitiki perut mereka. Tawa bayinya ini membuatnya lupa seketika dengan masalah yang berada di otaknya.

Selepas dengan semuanya, [Name] juga akhirnya berhasil menidurkan si kembar lebih awal. Ia melepas semua pakaiannya dan pergi berendam. Badannya remuk, tapi ia bahagia. Ia berhasil menciptakan keluarga kecilnya sendiri. Ngomong-ngomong tentang keluarga, [Name] jadi ingat permasalahannya dengan Jyuto. Laki-laki itu memang sedang tidak berada di dalam moodnya akhir-akhir ini.

[Name] memejamkan matanya. Mengingat-ingat apa dia melakukan kesalahan sebelumnya. Masalah seperti apa yang dia lakukan? Apa dia sudah minta maaf? [Name] benar-benar kehilangan ide tentang masalah itu. Tanpa sadar, pikiran tak berujung ini membuatnya jatuh ke alam mimpi.

Ibu rumah tangga Iruma itu menggeliat. Rasanya tidak nyaman, tapi bersamaan dengan itu dinding bath tubnya juga terasa nyaman untuk bersandar. Ia tidak merasa sakit atau terjatuh bahkan jika memposisikan diri menyamping. Dinding bath tub ini terasa hangat, empuk, dan mungkin sedikit meninggi. [Name] bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, meninggi dan hangat, juga empuk? Tunggu aku sedang ada di bath tub loh? Kok begini?

Secepat kilat [Name] membuka matanya. Ia hendak berdiri tapi pinggangnya ditahan sesuatu. "Sudah bangun?" Suara berat dan tajam memasuki pendengaran. [Name] menoleh, "Jyu-tan?"

"Hahh, apa yang kau lakukan? Tertidur di bath tub? Kau mau sakit?" [Name] menarik sudut bibirnya, "kau sudah pulang! Aku rindu~" Kembali bersandar di dada bidang Jyuto. [Name] melanjutkan perkataannya, "kapan kau datang? Aku tidak mendengarmu. Maaf ya, aku malah tertidur disini dan tidak menyambutmu pulang."

"Tidak akan kumaafkan," kata Jyuto. Kalau dilihat dan diperhatikan, laki-laki yang sudah memiliki anak ini rupanya tidak main-main. "Hee~ Kenapa? Apa aku ada salah? Kau juga tidak memperhatikanku akhir-akhir ini. Aku salah ya?" Tapi Jyuto lagi-lagi tidak mendengarkan apa yang [Name] katakan.

"Ne, Jyu-tan~"

"Kau tidak sadar apa salahmu? Yasudah, aku akan marah terus seperti ini."

[Name] mengerucutkan bibirnya. Dahinya berkerut dan alisnya menukik. Matanya bahkan berkaca-kaca. "Jyu-tan bosan denganku ya? Jyu-tan sudah tidak sayang aku lagi ya? Hiks... Jyu-tan jahat."

"Jahat sekali... hiks,"

"Jyu-tan jahat sekali,"

Jyuto menghela nafas, [Name] benar-benar tidak bisa membuatnya marah. "Tidak, haahh.... Tidak, bukan seperti itu." Jyuto mengelus puncak kepala istrinya perlahan. "Aku hanya ingin diperhatikan juga, kau tahu?"

[Name] melirik ke arah Jyuto, suaminya sekarang tidak memakai kacamatanya, rambutnya juga tidak serapi tadi pagi. Tampan, pikirnya. "Kau akhir-akhir ini tidak ada waktu denganku. Aku tahu kau lelah mengurus anak-anak kita. Aku tahu seberapa lelahnya itu, apalagi kau harus mengurus segala sesuatu di rumah selagi aku bekerja."

"Aku sangat egois ya?"

"Tapi aku ingin egois sekali lagi, [Name]."

"Karena aku merindukanmu."

"Aku juga rindu," [Name] bangkit dari posisinya, lalu duduk di atas paha Jyuto, menghadap wajah suaminya. Ia memeluk Jyuto erat. "Aku minta maaf ya? Aku terlampau bahagia dengan kehadiran anak kita sampai aku melupakanmu." Jyuto balas memeluk, mengusap punggung telanjang [Name] yang basah dan hangat.

"Aku sangat cemburu, padahal yang kau urus itu anak kita. Haha, aku tidak masuk akal ya?" Kekehan [Name] dapat Jyuto dengar dengan jelas. Suaranya merdu dan lembut, membuatnya terlena. "Hihi, kau sangat lucu. Kenapa juga kau cemburu dengan anakmu sendiri? Jyu-tan aneh~"

"Jangan menyebutku aneh. Aku masih belum memaafkanmu loh."

"Hee~ kok gitu?" [Name] kembali menukikkan alisnya. "Padahal aku sudah minta maaf. Tch, Jyu-tan tegaa."

"Kau belum mendapat hukumanmu. Aku akan memaafkanmu jika kau bisa bertahan."

[Name] menelan ludahnya, perasaannya tidak enak untuk mendengar perkataan Jyuto setelahnya. "A-apa hukumannya?" Jyuto menyeringai, berbisik sensual di telinga [Name].

"You better stay up all night

'cuz i'll fuck you 'till the daylight."

The end.

Maaf kalau tidak sesuai ekspetasi 🙏🙏🙏

Song For You (Anime x Reader Oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang