11. Sampai Jadi Debu

150 6 0
                                    

.
.
.
Boku No Hero by Kohei Horikoshi
Story by Icarus Is Peach
.
.
.
Inspired by
Sampai Jadi Debu - Banda Neira

.

.
.
Request by velly_ca
.
.
.
⚠️Warn!⚠️

Heavy angst
Major Characther Death
.
.
.
Aizawa Shota x Fem! Reader

.

.

.
Oh, Tuan, tidakkah kamu lihat siapa yang ada di depanmu saat ini?
.

.

.

Tuan membawa puan menari di antara senyawa.

Debu-debu bercahaya terbang mengitari mereka yang dimabuk cinta.

Musik-musik dan gumam mengalun rendah, bersamaan dengan dentuman sepatu yang teredam.

Sedetik cumbuan mengabur di udara, kecupan dan kikikan kecil jua melarikan diri.

Banyak cinta-cinta yang akhirnya kabur dari bibir, berkumpul di langit-langit ballroom yang konon tua itu.

"Tuan, bagaimana tarianku?"

Puan kini bertanya pada Tuan yang matanya masih terpejam.

"Semakin bagus, sayang."

Rambut Tuan yang tertata rapi sebentar tertarik ke arah belakang dengan lembut, Puan mengelus panjang rambut itu. Tersenyum.

"Aku memang berbakat untuk ini Tuan. Tuan sudah seharusnya berterima kasih untuk itu."

"Ya."

Tuan kemudian terkikik dan mencumbu Puan, dengan lembut, hati-hati agar Puan jua tidak menghilang.
.


.

.
Merah temaram, kematian tidak pandang bulu. Tidak peduli bahkan jika kamu adalah anak dewa besar.

Tuan kini duduk di sebelah batu nisan, di depannya bertebaran botol dan sisa-sisa alkohol yang terbuang.

Matanya terpaku pada bintang-bintang. Di sana ada rasi bintang yang berlarian ke sana kemari, entah mengejar apa, entah mencari apa.

Lagaknya tidak peduli, namun hatinya ingin terus melihat dia yang sekarang berubah menjadi bintang.

Ah... Tuan ingin melupakan.

Melupakan sosok Puan dari masa lalu miliknya. Yang ternyata menempel pada sudut ingatannya seperti lintah.

Matanya yang sebelah buta terasa memanas. Sial, lagi-lagi teringat.

Kala Puan mencumbu,

kala Puan mendesahkan namanya,

kala Puan pergi bersimbah darah.

Kala Puan yang tiba-tiba pecah dan terbang, meninggalkan ia.

"(Name), (Name), tidakkah engkau cukup kejam dengan meninggalkan aku?"

"Bagaimana aku bisa menjadi dirimu yang indah itu, lalu pergi susul engkau menjadi bintang-bintang?"

"Bagaimana aku bisa, mati dan bertemu dengan kamu kembali."

"Seperti dulu."

Seperti yang seharusnya.

Kemudian Tuan terdiam, menunggu jawaban.

"Bagaimana..."

"Bagaimana aku bisa menemukan kamu lagi, menemukan yang sempurna seperti kamu."

"Sayang, aku rindu."

.

.

.
Kini Tuan tidak sadarkan diri.

Matanya tertutup rapat, napasnya tersenggal-senggal.

Dalam bayangan yang ia dapatkan selagi mata tertutup, kilatan memori mengenai Puan jatuh tepat di depan irisnya.

Tuan lihat waktu ia pertama kali jatuh cinta kepada Puan. Yang cantik itu, berdansa dengan ayahnya di Debutante.

Tuan lihat waktu Puan yang cantik dengan keras melawan Nyonya-nyonya dari bangsawan lain, yang ingin menjatuhkan dirinya.

Tuan lihat waktu mereka pertama kali berkencan. Waktu pertama kali mereka berciuman.

Tuan lihat.

Tuan lihat dimana Puan yang cantik duduk bersimbah darah, di bukit tempat mereka bersembunyi dari dunia.

Mati terbunuh oleh para pengkhianat kerajaan.

Tuan ingat.

Ingat kata-kata terakhir yang ia ucapkan sebelum Tuan menutup mata kekasihnya itu, dan membantai seluruh kerajaan.

"Sampai kita tua, sayang."

"Sampai jadi debu."

"Kau di liang yang satu,

dan aku di sebelahmu."


Lalu setelah ia kehilangan napasnya itu. Tuan kini berdiri di antara bebungaan yang familiar.

Yang seumur dihidupnya tidak ia benci.

Kini di hadapannya. Puan tersenyum

Oh, Tuan. Tidakkah kamu lihat?

Sekarang kamu mencapai harapan seumur hidupmu.

-end-

Akhirnyaaaaaa!!!

Akhirnya aku dapat ide setelah sekian lamaaaaaaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Song For You (Anime x Reader Oneshot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang